UA-115008529-1

Sabtu, 07 Januari 2023

MAKALAH HAK ASASI MANUSIA (HAM) LENGKAP!!

Posted by Sahabat Siput at Januari 07, 2023 0 comments

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1   Latar  Belakang Masalah

Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak-hak yang dimiliki manusia sejak ia lahir yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapapun.Hak Asasi merupakan sebuah bentuk anugrah yang diturunkan oleh Tuhan sebagai sesuatu karunia yang paling mendasar dalam hidup manusia yang paling berharga. Hak Asasi dilandasi dengan sebuah kebebasan setiap individu dalam menentukan jalan hidupnya, tentunya Hak asasi juga tidak lepas dari kontrol bentuk norma-norma yang ada. Hak-hak ini berisi tentang kesamaan atau keselarasan tanpa membeda-bedakan suku, golongan, keturunanan, jabatan, agama dan lain sebagainya antara setiap manusia yang hakikatnya adalah sama-sama makhluk ciptaan Tuhan.

Terkait tentang hakikat hak asasi manusia, maka sangat penting sebagai makhluk ciptaan Tuhan harus saling menjaga dan menghormati hak asasi masing-masing individu. Namun pada kenyataannya, kita melihat perkembangan HAM di Negara ini masih banyak bentuk pelanggaran HAM yang sering kita temui.

 

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1.      Apakah pengertian dan jenis-jenis Hak Asasi Manusia ?

2.      Apakah ciri dan tujuan adanya HAM ?

3.      Bagaimana hubungan Hak Asasi Manusia dalam Perundang-undangan Nasional?

4.      Apa saja pelanggaran Hak Asasi Manusia ?

5.      Apakah upaya perlindungan dan pemajuan HAM di Indonesia ?

6.      Bagaimana partisipasi/ peran serta masyarakat dalam upaya perlindungan dan pemajuan HAM?

 

1.3  Tujuan Pembahasan

Tujuan pembahasan masalah dalam makalah ini adalah:

1.      Mengetahui pengertian dan jenis-jenis Hak Asasi Manusia

2.      Mengetahui ciri dan tujuan adanya HAM

3.      Mengetahui hubungan HAM dalam Perundang-undangan Nasional

4.      Mengetahui jenis pelanggaran Hak Asasi Manusia

5.      Mengetahui upaya perlindungan dan pemajuan HAM di Indonesia

6.      Mengetahui partisipasi/ peran serta masyarakat dalam upaya perlindungan dan pemajuan HAM

                                                                BAB II

HAM

 

2.1 Pengertian HAM dan jenis-jenis HAM

Hak asasi manusia (HAM) secara tegas di atur dalam Undang Undang No. 39 tahun 1999 pasal 2 tentang asas-asas dasar yang menyatakan “Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat pada dan tidak terpisahkan dari manusia, yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan.”

Hak asasi manusia dalam pengertian umum adalah hak-hak dasar yang dimiliki setiap pribadi manusia sebagai anugerah Tuhan yang dibawa sejak lahir. Ini berarti bahwa sebagai anugerah dari Tuhan kepada makhluknya, hak asasi tidak dapat dipisahkan dari eksistensi pribadi manusia itu sendiri. Hak asasi tidak dapat dicabut oleh suatu kekuasaan atau oleh sebab-sebab lainnya, karena jika hal itu terjadi maka manusia kehilangan martabat yang sebenarnya menjadi inti nilai kemanusiaan.Hak asasi mencangkup hak hidup,hak kemerdekaan/kebebasan dan hak memiliki sesuatu. Ditinjau dari berbagai bidang, HAM meliputi :

a.       Hak asasi pribadi (Personal Rights)

Contoh : hak kemerdekaan, hak menyatakan pendapat, hak memeluk agama.

b.      Hak asasi politik (Political Rights) yaitu hak untuk diakui sebagai warga negara

Contoh : memilih dan dipilih, hak berserikat dan hak berkumpul.

c.       Hak asasi ekonomi (Property Rights)

Contoh : hak memiliki sesuatu, hak mengarahkan perjanjian, hak bekerja dan mendapatkan hidup yang layak.

d.      Hak asasi sosial dan kebuadayaan (Sosial & Cultural Rights)

Contoh : mendapatkan pendidikan, hak mendapatkan santunan, hak pensiun, hak mengembangkan kebudayaan dan hak berkspresi.

e.       Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan Pemerintah (Rights Of Legal Equality)

f.       Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum.

 

2.2 Ciri dan Tujuan Hak Asasi Manusia

Hak Asasi Manusia pada dasarnya bersifat umum atau universal karena diyakini bahwa beberapa hak yang dimiliki manusia tidak memiliki perbedaan atas bangsa, ras, atau jenis kelamin.

Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang ciri pokok hakikat HAM, yaitu sebagai berikut :

a.         HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM merupakan bagian dari manusia secara otomatis

b.         HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis, pandangan politik , atau asal usul social dan bangsanya

c.         HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk melanggar dan membatasi orang lain

Tujuan Hak Asasi Manusia,yaitu sebagai berikut:

a.       HAM adalah alat untuk melindungi orang dari kekerasan dan kesewenang-wenangan

b.      HAM mengenmbangkan saling menghargai antar manusia

c.       HAM mendorong tindakan yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab untuk menjamin bahwa hak-hak orang lain tidak dilanggar

 

2.3 Hak Asasi Manusia Dalam Perundang-undangan Nasional

Dalam peraturan perundang undangan RI paling tidak terdapat empat bentuk hukum tertulis yang memuat aturan tentang HAM. Pertama, dalam konstitusi (Undang-undang Dasar Negara). Kedua, dalam ketetapan MPR (TAP MPR). Ketiga, dalam Undang-undang. Keempat, dalam peraturan pelaksanaan perundang-undangan seperti peraturan pemerintah, keputusan presiden dan peraturan pelaksanaan lainnya.

Kelebihan pengaturan HAM dalam konstitusi memberikan jaminan yang sangat kuat, karena perubahan dan atau penghapusan satu pasal dalam konstitusi seperti dalam ketatanegaraan di Indonesia mengalami proses yang sangat berat dan panjang antara lain melalui amandemen dan referendum. Sedangkan kelemahannya karena yang diatur dalam konstitusi hanya memuat aturan yang masih global seperti ketentuan tentang HAM dalam konstitusi RI yang masih bersifat global. Sementara itu bila pengaturan HAM melalui TAP MPR, kelemahannya tidak dapat memberikan sangsi hokum bagi pelanggarnya. Sedangkan pengaturan HAM dalam bentuk Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya kelemahannya pada kemungkinan seringnya mengalami perubahan

Menurut UU no 26 Tahun 2000 pasal 1 tentang pengadilan HAM , Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :

1.      Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

2.      Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat adalah pelanggaran Hak Asasi Manusia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang ini

3.      Pengadilan Hak Asasi Manusia yang selanjutnya disebut Pengadilan HAM adalah pengadilan khusus terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang berat.

4.      Setiap orang adalah orang perseorangan, kelompok orang, baik sipil, militer,maupun polisi yang bertanggung jawab secara individual.

5.      Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan ada tidaknya suatu peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang berat guna ditindaklanjuti dengan penyidikan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang ini.

 

2.4 Pelanggaran Hak Asasi Manusia

Banyak macam Pelanggaran HAM di Indonesia, dari sekian banyak kasus ham yang terjadi, tidak sedikit juga yang belum tuntas secara hukum, hal itu tentu saja tak lepas dari kemauan dan itikad baik pemerintah untuk menyelesaikannya sebagai pemegang kekuasaan sekaligus pengendali keadilan bagi bangsa ini.

1.      Kasus pelanggaran HAM yang bersifat berat, meliputi :

a.        Pembunuhan masal (genosida: setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa)

b.      Pembunuhan sewenang-wenang atau di luar putusan pengadilan

c.       Penyiksaan

d.      Penghilangan orang secara paksa

e.       Perbudakan atau diskriminasi yang dilakukan secara sistematis.

2.      Kasus pelanggaran HAM yang biasa, meliputi :

a.       Pemukulan

b.      Penganiayaan

c.       Pencemaran nama baik

d.      Menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya

 

2.5  Upaya Perlindungan dan Pemajuan HAM di Indonesia

Upaya dalam perlindungan dan pemajuan HAM di Indonesia dilakukan dengan cara :

a.    Pembentukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)

b.    Pembentukan  Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi

c.    Adanya pengadilan hak asasi manusia dan pengadilan HAM Ad HOC

d.   Dibentuknya KPP (Komisi Penyelidikan Pelanggaran HAM untuk berbagai kasus HAM di Indonesia

e.    Dimasukkannya rumusan hak asasi manusia dalam UUD 1945

Sedangkan Upaya pemerintah dalam menegakkan HAM:

a.       Pembentukan lembaga-lembaga penegakkan HAM, seperti Komnas HAM

b.      Pemberdayaan hokum dari lembaga-lembaga hukum yang ada.

 

2.5.1 Komisi Nasional HAM

Komnas HAM adalah lembaga mandiri yang kedudukannya setingkat dengan lembaga Negara lainnya yang berfungsi untuk melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan dan mediasi hak asasi manusia.

Tujuan Komnas HAM antara lain :

1.      Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai dengan pancasila, UUD 1945 dan piagam PBB serta Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.

2.      Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannya berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan

 

2.6  Partisipasi /Peran serta Masyarakat dalam Upaya Perlindungan dan Pemajuan HAM

Masyarakat dapat berperan dalam upaya perlindungan dan pemajuan HAM dengan cara :

a.       Menyampaikan laporan atau pengaduan atas terjadinya pelanggaran HAM kepada KOMNAS HAM atau lembaga berwenang lainnya.

b.      Masyarakat juga dapat kerjasama dengan KOMNAS HAM untuk meneliti, memberikan pendidikan, dan memperluas informasi mengenai HAM pada segenap lapisan masyarakat.

Peran serta dan upaya perlindungan, pemajuan, penghormatan dan penegakan HAM di Indonesia, tidak terlepas dari kesadaran internal atas perkembangan opini dunia terhadap masalah-masalah demokratisasi dan hak asasi manusia. Hal ini dapat kita lihat pada Pembuakaan UUD 1945 dan Batang Tubuhnya yang mencumkan prinsip-prinsip pelaksanaan HAM.

Dalam perkembangan lebih lanjut, peran serta dan upaya pemajuan, perlindungan, penghormatan dan penegakan HAM di Indonesia dilakukan melalui hal-hal berikut :

1.         Pada tanggal 7 Juni 1993, telah diupayakan berdirinya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) sebagai tindak lanjut Lokakarya tentang HAM yang diselenggarakan oleh Departemen Luar Negeri RI dengan dukungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Salah satu tujuan pembentukan Komnas HAM adalah untuk meningkatkan perlindungan hak asasi manusia. Demi mewujudkan tujuan tersebut, maka Komnas HAM melakukan rangkaian kegiatan antara lain

a.    Menyebarluaskan wawasan nasional dan internasional mengenai hak asasi manusia baik kepada masyarakat Indonesia maupun kepada masyarakat internasional

b.   Mengkaji berbagai instrumen Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang hak asasi manusia dengan tujuan memberikan saran-saran mengenai kemungkinan aksesi dan/atau ratifikasinya.

c.    Memantau dan menyelidiki pelaksanaan hak-hak asasi manusia serta memberikan pendapat, pertimbangan, dan saran kepada badan pemerintah negara mengenai pelaksanaan hak asasi manusia.

d.   Mengadakan kerja sama regional dan internasional dalam rangka memajukan dan melindungi hak asasi manusia.

2.         Pasca Orde Baru (era reformasi), perhatian terhadap upaya pemajuan, penghormatan dan penegakan HAM di Indonesia semakin nyata, yakni dengan disahkannya Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia pada tanggal 13 November 1998. Dalam ketetapan tersebut, MPR menugaskan kepada lembaga-lembaga negara dan seluruh aparatur pemerintah untuk menghormati, menegakkan, dan menyebarluaskan pemahaman tentang HAM. Selain itu, Presiden dan DPR juga ditugaskan untuk segera meratifikasi berbagai instrumen internasional tentang HAM.

3.         Landasan bagi penegakan HAM di Indonesia semakin kokoh setelah MPR melakukan amandemen terhadap UUD 1945. Dalam amandemen UUD 1945 tersebut persoalan HAM mendapat perhatian yang khusus dengan ditambahkannya bab XA tentang Hak Asasi Manusia yang terdiri atas pasal 28 A hingga 28 J. hal ini menunjukkan keseriusan Indonesia dalam menegakkan hak asasi manusia.

4.         Tonggak lain dalam sejarah penegakkan hak asasi manusia di Indonesia adalah berdirinya pengadilan HAM yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 26 tahun 2000. Pengadilan HAM ini merupakan suatu pengadilan yang secara khusus menangani kejahatan pelanggaran HAM berat yang meliputi kejahatan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

5.         Pembentukan lembaga-lembaga yang menangani kejahatan HAM dan penyusunan beberapa instrumen hukum pokok yang mengatur perlindungan terhadap HAM, secara nyata telah mendorong penegakan HAM di Indonesia. Beberapa kasus kejahatan HAM yang terjadi pada masa lalu kini mulai terkuak. seperti penanganan protes massa Tanjung Priok 1984, kerusuhan dan penembakan mahasiswa pada Mei 1998.

6.         Pembentukan Komisi Penyelidik Pelanggraan (KPP) HAM tahun 2003 yang mempunyai tugas pokok untuk menyelidiki kemungkinan terjadinya pelanggaran HAM. Di antara kasus-kasus tersebut bahkan kasus Tanjung Priok dan kasus Timor-Timur telah ditangani oleh Pengadilan HAM.

7.         Di sisi lain, melalui berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), banyak pihak melakukan pembelaan dan bantuan hukum (advokasi) terhadap para korban kejahatan HAM.

  

 

BAB III

PENUTUP

 

3.1   Kesimpulan

HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita ingat bahwa jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain.

HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.

 

3.2 Saran

Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain.

Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang lain.

 

 

 

 

 

 


           

 

 

Rabu, 04 Januari 2023

Posted by Sahabat Siput at Januari 04, 2023 0 comments

 

MAKALAH BAKTERIOLOGI 1

SEJARAH PENEMUAN MIKROBA

 

Dosen Pengampu : Dra. Marhamah, M.Kes

 



 

Disusun Oleh:

Nama    : Deby Rizkika Putri 

Nim       : 1613353013

Prodi     : DIV

Jurusan : Analis Kesehatan

 

POLTEKKES  KEMENKES TANJUNG KARANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
TAHUN 2016

 KATA PENGANTAR


 

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ‘’Sejarah Penemuan Mikroba’’.Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Bakteriologi di Jurusan Analis Kesehatan, Politeknik Kesehatan Tanjung Karang. Dalam penulisan dan menyusun makalah, saya ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada dosen mata kuliah Bakteriologi, Ibu Dra.Marhama,M.Kes. yang telah memberikan nasihat dan bimbingan kepada penulis, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.


 
           Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
   


Bandar Lampung, 10 Maret 2017

 

 

 

Penulis

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………..  1

DAFTAR ISI ................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................ 3

1.1   LatarBelakang...................................................................................................................... 3

1.2   Rumusan Masalah................................................................................................................3

1.3   Tujuan dan Manfaat........................................................................................................... 4

BAB II    PEMBAHASAN…………………………………………………………………….. 5

2.1   Penemuan Mikroba.............................................................................................................. 5

2.2   Teori tentang Fermentasi…………………………………………………………………10

2.3   Penyakit…………………………………………………………………………………... 15

2.4.   Teknik Biakan Murni………………………………………………………………….... 28

2.5    Postulat koch…………………………………………………………………………...... 35

2.6    Perkembangan dan Pencegahan Penyakit…………………………………………….. 36

2.7   Penemuan Antiseptik…………………………………………………………………….. 37

2.8   Imunisasi………………………………………………………………………………….. 38

2.9  Chemoterapi………………………………………………………………………………..39

BAB III    PENUTUP…………………………………………………………………………..43

3.1 Kesimpulan............................................................................................................................ 43

3.2 Saran…………………………………..…………………………………………………….44

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................. 46

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

                        

1.1  LATAR BELAKANG

 

Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang berukuran sangat kecil

yaitu dalam skala micrometer atau micron (Āµ) atau sepersejuta meter dan tidak

dapat dilihat dengan mata telanjang. Dalam percakapan sehari-hari atau untuk

kepentingan praktis mikroorganisme sering disebut sebagai mikroba atau kuman.

Untuk mempelajarinya diperlukan cara tertentu yaitu observasi mikroskopik dan

biakan atau pure culture . Termasuk dalam golongan mikroorganisme adalah

bakteri (eubactera, archaebacteria ), fungi (yeasts, molds ), protozoa, microscopic

algae dan virus serta beberapa macam cacing ( helmints ). Ilmu yang mempelajari

mikroorganisme disebut mikrobiologi. Ilmu mikrobiologi kedokteran mempelajari

mikroorganisme sebagai penyebab penyakit infeksi, cara mendiagnosis,

pengobatan, pencegahan dan pengendalian infeksi. 

Semua mikroorganisme adalah sel kecuali virus. Teori tentang sel

menyebutkan bahwa makhluk hidup dapat berupa organisme  sel tunggal atau

organisme yang tersusun atas berbagai sel (multisel). Sel merupakan unit

kompleks dari suatu sistem kehidupan. Semua makhluk hidup yang ada berasal

dari replikasi atau transformasi dari sel yang ada sebelumnya. Sel adalah struktur

yang dibatasi suatu membran, bermetabolisme secara aktif dan mengandung

materi hereditas. 

mikroorganisme  merupakan komponen penting pada bidang kedokteran/kesehatan. Oleh karena itu mutlak setiap insan yang berkecimpung dalam dunia kedokteran/kesehatan untuk mempelajari dan mengetahui mikrobiologi yaitu cabang ilmu yang membahas

seluk-beluk jasad renik atau mikroorganisme.

Teori bahwa mikroorganisme dapat menyebabkan penyakit atau Germ

theory of disease yang digagas oleh Louis Pasteur merupakan alasan yang sangat

kuat mengapa semua dokter dan tenaga kesehatan harus mengetahui ilmu

mikrobiologi.

 

1.2  .RUMUSAN MASALAH

 

1.      Apa yang dimaksud dengan mikroba?

2.      Bagaimana penemuan Mikroba?

3.      Siapa saja orang pertama yang mengemukakan percobaannya tentang penemuan mikroba?

4.      Jelaskan apa yang dimaksud fermentasi?

5.      Jelaskan teori tentang fermentasi?

6.      Jelaskan jenis-jenis fermentasi?

7.      Siapa pengemuka pertama tentang penyakit yang disebabkan oleh bakteri?

8.      Penyakit apa saja yang disebabkan oleh bakteri?

9.      Apa yang dimaksud dengan teknik biakan murni?

10.  Jelaskan apa yang dimaksud dengan postulat Koch?

11.  Sebutkan isi dari postulat Koch?

12.  Bagaimana perkembangan dan pencegahan penyakit yang disebabkan oleh bakteri?

13.  Sebutkan tindakan apa saja yang dilakukan dalam pencegahan penyakit yang disebabkan oleh bakteri?

14.  Siapa pengemukan pertama tentang antiseptic?

15.  Jelaskan apa yang dimaksud imunisasi?

16.  Bagaimana sejarah penemuan antiseptic?

17.  Jelaskan bagaimana cara kerja dan efek samping chemoterapi?

1.3             Tujuan Masalah

1.      Mahasiswa dapat mengetahui sejarah penemuan mikroba

2.      Mahasiswa dapat lebih memahami tentang fermentasi

3.      Mahasiswa dapat mengetahui penyakit disebabkan oleh bakteri dan cara pencegahannya

4.      Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui teknik biakan murni

5.      Mahasiswa mengetahui sejarah penemuan antiseptic dan sejarah penemuan imunisasi serta

6.      Mahasiswa dapat memahami cara kerja dan efek samping chemoterapi

BAB II

PEMBAHASAN

 

 

2.1 PENEMUAN MIKROBA 

            Mikroba didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang organisme mikroskopis. Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros=kecil, bios=hidup dan logos=ilmu. Ilmuwan menyimpulkan bahwa mikroorganisma muncul kurang lebih 4 juta tahun yang lalu dari senyawa organik kompleks di lautan, atau mungkin dari gumpalan awan yang sangat besar yang mengelilingi bumi. Sebagai makhluk hidup pertama di bumi, mikroorganisma diduga merupakan nenk moyang dari semua makhluk hidup.

 Awal mula munculnya ilmu mikrobiologi pada pertengahan abad 19 pada waktu ilmuwan telah membuktikan bahwa mikroorganisma berasal dari mikroorganisma sebelumnya bukan dari tanaman ataupun hewan yang membusuk. Selanjutnya ilmuwan menunjukkan bahwa mikroorganisma bukan berasal dari proses fermentasi tetapi merupakan penyebab proses fermentasi buah anggur menjadi anggur dapat berubah. Ilmuwan juga menemukan bahwa mikroba tertentu menyebabkan penyakit tertentu.

Pengetahuan ini merupakan awal pengenalan dan pemahaman akan pentingnya mikroorganisma bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia. Selama awal abad 20 ahli mikrobiologi telah meneliti bahwa mikroorganima mampu menyebabkan berbagai macam perubahan kimia baik melalui penguraian maupun sintesis senyawa organik yang baru.

 Hal inilah yang disebut dengan ‘biochemical diversity’ atau keaneka ragaman biokimia yang menjadi ciri khas mikroorganisma. Disamping itu, yang penting lainnya adalah bahwa mekanisma perubahan kimia oleh mikroorganisma sangat mirip dengan yang terjadi pada organisma tingkat tinggi. Konsep ini dikenal dengan ‘unity in biochemistry’ yang artinya bahwa proses biokimia pada mikroorganisma adalah sama dengan proses biokimia pada semua makhluk hidup termasuk manusia.

 Bukti yang lebih baru menunjukan bahwa informasi genetik pada semua organisma dari mikroba hingga manusia adalah DNA.  Karena sifatnya yang sederhana dan perkembangbiakan yang sangat cepat serta adanya berbagai variasi metabilma, maka mikroba digunakan sebagai model penelitian di bidang genetika. Saat ini mikroorganisma diteliti secara intensif untuk mengetahui dasar fenomena biologi. 

Mikroorganisma juga muncul sebagai sumber produk dan proses yang menguntungkan masyarakat, misalnya: alkohol yang dihasilkan melalui proses fermentasi dapat digunakan sebagai sumber energi (gasohol). Strain-strain baru dari mikroorganima yang dihasilkan melalui proses rekayasa genetika dapat menghasilkan bahan yang penting bagi kesehatan manusia seperti insulin.

 Sebelumnya hanya insulin yang diekstrak dari pancreas lembu yang dapat menerimanya. Sekarang, insulin manusia dapat diproduksi dalam jumlah yang tak terhingga oleh bakteri yang telah direkayasa.  Mikroorganisma juga mempunyai potensi yang cukup besar untuk membersihkan lingkungan, misal: dari tumpikan minyak di lautan atau dari herbisida dan insektisida di bidang pertanian.

Hal ini dikarenakan mikroorganima mempunyai kemampuan untuk mendekomposisi/menguraikan senyawa kompleks. Kemampuan mikroorganisma yang telah direkayasa untuk tujuan tertentu menjadikan cabang baru dalam mikrobiologi industri yang dikenal dengan bioteknologi. Jika anda membaca tentang mikroorganisma anda akan menghargai, mengagumi mikroorganisma anda akan menghargai, mengagumi mikroorganisma seperti bakteri, algae, protozoa dan virus yang merupakan organisma yang sering tidak terlihat. Beberapa diantaranya bersifat patogen bagi manusia, hewan maupun tumbuhan.

Beberapa dapat menyebabkan lapuknya kayu dan besi. Tetapi banyak diantaranya berperan penting dalam lingkungan sebagai dekomposer. Beberapa diantaranya digunakan dalam menghasilkan (manufacture) substansi yang penting di bidang kesehatan maupun industri makanan. 

A.   Leeuwenhoek dan mikroskopnya 

 Antony van Leeuwenhoek (1632 – 1723) sebenarnya bukan peneliti atau ilmuwan yang profesional. Profesi sebenarnya adalah sebagai ‘wine terster’ di kota Delf, Belanda. Ia biasa menggunakan kaca pembesar untuk mengamati serat-serat pada kain. Sebenarnya ia bukan orang pertama dalam penggunaan mikroskop, tetapi rasa ingin tahunya yang besar terhadap alam semesta menjadikannya salah seorang penemu mikrobiologi.

  Leewenhoek mwnggunakan mikroskopnya yang sangat sederhana untuk mengamati air sungai, air hujan, ludah, feses dan lain sebagainya. Ia tertarik dengan banyaknya benda-benda kecil yang dapat bergerak yang tidak terlihat dengan mata biasa. Ia menyebut benda-benda bergerak tadi dengan ‘animalcule’  yang menurutnya merupakan hewan-hewan yang sangat kecil. Penemuan ini membuatnya lebih antusias dalam mengamati benda-benda tadi dengan lebih meningkatkan mikroskopnya.

Hal ini dilakukan dengan menumbuk lebih banyak lensa dan memasangnya di lempengan perak. Akhirnya Leewenhoek membuat 250 mikroskop yang mampu memperbesar 200-300 kali. Leewenhoek mencatat dengan teliti hasil pengamatannya tersebut danmengirimkannya ke British Royal Society.  Salah satu isi suratnya yang pertama pada tanggal 7 September 1674 ia menggambarkan adanya hewan yang sangat kecil yang sekarang dikenal dengan protozoa. Antara tahun 1963-1723 ia menulis lebih dari 300 surat yang melaporkan berbagai hasil pengamatannya. Salah satu diantaranya adalah bentuk batang, coccus maupun spiral yang sekarang dikenal dengan bakteri.

 Penemuan-penemuan tersebut membuat dunia sadar akan adanya bentuk kehidupan yang sangat kecil yang akhirnya melahirkan ilmu mikrobiologi.  Penemuan Leewenhoek tentang animalcules menjadi perdebatan dari mana asal animalcules tersebut. Ada dua pendapat yang muncul, satu mengatakan animalcules ada karena proses pembusukan tanaman atau hewan, melalui fermentasi misalnya. Pendapat ini mendukung terori yang mengatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati melalui proses abiogenesis. Konsep ini dikenal dengan ganaratio spotanea. Pendapat ini mengatakan bahwa animalcules tadi berasal dari animalcules sebelumnya seperti halnya organismea tingkat tinggi. Pendapat atau teori ini disebut dengan biogenesis. Mikrobiologi tidak berkembang sampai perdebatan tersebut terselesaikan dengan dibuktikannya kebenaran teori biogenesis. Pembuktian ini memerlukan berbagai macam eksperimen yang nampaknya sederhana dan perlu waktu lebih dari 100 tahun. 

 

 

B.     Pembuktian ketidakbenaran dari Abiogenesis 

Franscesco Redi (1926-1697) menunjukkan bahwa ulat yang ada dalam daging busuk adalah larva yang berasal dari telur lalat, bukan hasil dari generatio spontanea. Bagaimana dengan asal dari mikroorganisma yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop?  Pada tahun 1945 John Needham (1713-1781) memasak sepotong daging untuk menghilangkan organisma yang ada dan menempatkannya dalam toples yang terbuka.

Akhirnya ia mengamati adanya kolono pada permukaan daging tersebut. Ia menyimpulkan bahwa mikroorganisma terjadi spontan dari daging.  Pada tahun 1769, Lazarro Spalanzani (1729 – 1799) merebus kaldu daging selama 1 jam dan menempatkannya pada toples yang disegel/ditutup rapat menunjukkan tidak ditemukannya mikroorganisma dalam kaldu tersebut. Jadi ekperimen ini menentang teori abiogenesis. Tetapi Neddham mengatakan bahwa sumber makhluk hidup tadi adalah udara dimana pada percobaan Spalanzani tersebut tidak berinteraksi langsung dengan udara. 

Hampir 100 tahun setelah percobaan Needham ada 2 peneliti yang mencoba memecahkan kontroversi tentang peran udara. Pada tahun 1836, Franz Schulze melewatkan larutan asam kuat ke dalam tabung tertutup yang berisi daging yang telah dimasak. Tahun 1837, Theodor Schwann  mengalirkan udara melalui pipa yang dipanai ke dalam tabung tertutup yang bersisi kaldu. Keduanya tidak menemukan adanya mikroba sebab mikroba telah mati oleh adanya asam kuat maupun oleh panas. Tetapi para pendukung teori generatio spontanea berpendapat bahwa adanya asam dan panas akan mengubah udara sehingga tidak mendukung pertumbuhan mikroba.

Sampai akhirnya tahun 1954 peneliti menyelesaikan perdebatan tersebut dengan melakukan percobaan menggunakan tabung tertutup berisi kaldu yang telah dipanaskan. Ke dalam tabung tersebut dimasukkan pipa yang pada sebagiannya diisi dengan kapas dan ujungnya dibiarkan terbuka. Dengan demikian mikroba akan tersaring dan udara tetap bisa masuk. Dengan tidak ditemukannya mikroba dalam kaldu daging tersebut membuktikan bahwa teori generatio spontanea adalah salah. 

 

 

C.    Bukti teori biogenesis 

 Pada perioda yang sama muncul ilmuwan baru dari Perancis Louis Pasteur (1822 – 1895) seorang ahli kimia yang menaruh perhatian pada mikroorganisma. Oleh karena itu ia tertarik untuk meneliti peran mikroba dalam industri anggur dana pembuatan alkohol. Salah satu pendukung teori generatio spontanea yang hidup pada masa Louis Pasteur adalah Felix Archimede Pouchet (1800-1872). Pada tahun 1859 ia banyak mempublikasikan tulisan yang mendukung abiogenesis. Tetapi ia tidak dapat membantah penemuan-penemuan Pasteur. Untuk memastikan pendapatnya, Pasteur melakukan serangkaian eksperimen. Ia menggunakan bejana dengan leher panjang dan dibengkokkan yang dikenal dengan leher angsa.

Bejana ini diisi dengan kaldu kemudian dipanaskan. Udara dapat dengan bebas melewati tabung atau pipa leher angsa tersebut tetapi tidak ditemukan adanya mikroorganisma di kaldu tadi. Dalam hal ini mikroba beserta debu akan mengendap pada bagian tabung yang berbentu U sehingga tidka dapat mencapai kaldu. Ia juga membawa tabung tersebut ke pegunungan Pyrenes dan Alpen. Pasteur menemukan bahwa mikroorganima terbawa debu oleh udara dan ia menyimpilkan bahwa semakin bersih/murni udara yang masuk ke dalam bejana, semakin sedikit kontaminasi yang terjadi. Pada tanggal 7 April 1864 ia mengatakan bahwa:  For I have kept them and am still keeping from them, that one thing that is above the power of man to make; I have kept from them, the germ that float in the air, I have kept them from life.  Salah satu argumen klasik untuk menantang buiogenesis adalh bahwa panas yang digunakan untuk mensterilkan udara atau bahan juga dianggap merusak ‘vital force’. Mereka yang mendukung teori abiogenesis berpendapat bahwa tanpa adanya kekuatan vital force tersebut mikroorganisma tidak dapat muncul serta spontan.

 Untuk merespon argumen tersebut John Tyndall mengatakan udara dapat dengan mudah dibebaskan dari mikroorganisma dengan cara melakukan percobaab dengan meletakkan tabung reaksi berisi kaldu steril ke dalam kotak tertutup. Udara dari luar masuk ke dalam kotak melalui pipa yang sudah dibengkokkan membentuk dasar U seperti spiral. Terbukti bahwa meskipun udara luar dapat masuk ke dalam kotak yang berisi tabung dengan kaldu di dalamnya, namun tidak ditemukan adanya mikroba. Hasil percobaan Pasteur dan Tyndall memacu diterimanya konsep biogenesis. Selanjutnya Pasteur lebih memfokuskan penelitiannya pada peran mikroba dalam pembuatan anggur dan mikroba yang menyebabkan penyakit.

2.2 TEORI TENTANG FERMENTASI

Fermentasi merupakan suatu cara untuk mengubah substrat menjadi produk tertentu yang dikehendaki dengan menggunakan bantuan mikroba. Produk-produk tersebut biasanya dimanfatkan sebagai minuman atau makanan. Fermentasi suatu cara telah dikenal dan digunakan sejak lama sejak jaman kuno. Sebagai suatu proses fermentasi memerlukan: 1. Mikroba sebagai inokulum 2. Tempat (wadah) untuk menjamin proses fermentasi berlangsung dengan optimal.  3. Substrat sebagai tempat tumbuh (medium) dan sumber nutrisi bagi mikroba.

 

   Raw material                         fermenter  mikroba                                   produk

                                       

                                   Gambar 1:skema proses fermentasi

Contoh  Fermentasi terjadi jika jus anggur kita biarkan. Melalui serangkaian perubahan biokimia, alkohol dan senyawa lain dihasilkan dari anggur tersebut. Salah satu alasan mengapa Pasteur ingin menentang pendapat generatio spontanea adalah keyakinannya bahwa produk fermentasi anggur merupakan hasil dari kikroorganisma yang ada, bukan fermentasi menghasilkan mikroorganisma sebagaimana yang dipercaya pada waktu tersebut. Pada tahun 1850 an pasteur memecahkan masalah yang timbul dalam industri anggur. Dengan meneliti anggur yang baik dan anggur yang kurang bagus Pasteur menemukan mikroorganisma yang berbeda. Mikroorganisma tertentu mendominasi anggur yang bagus sementara tipe yang lain mendominasi anggur yang kurang bagus. Dia menyimpulkan bahwa pemilihan mikroorganisma yang sesuai akan menghasilkan produk yang bagus. Untuk itu dia memusnahkan mikroba yang telah ada dalam sari buah anggur dengan cara memanaskannya. Setelah dingin ke dalam sari buah tersebut diinokulasi dengan anggur yangberkualita baik yang mengandung mikroorganisma yang diinginkan. Hasilnya menunjukkan bahwa anggur yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan tidak mengalami perubahan aroma selama disimpan jika sebelumnya dipanasi dulu selama beberapa menit pada 50 – 60 ĀŗC. Proses ini dikenal dengan pasteurisasi yang digunakan secara luas di bidang industri makanan. Sebelumnya orang meningkatkan produk fermentasi

            melalui trial and error dimana sebelumnya tidak tahu bahwa kualitas produk tergantung pada mikroorganisma tertentu.

Bioteknologi fermentasi menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan proses industri fermentasi yang meliputi:

1. Sifat Fermentasi

2. Prinsip Kultivasi Mikroba dalam Sistem Cair

3. Desain Bioreaktor (fermenter)

 4. Desain Media 

5. Instrumentasi dan Pengendalian Proses dalam Bioreaktor

 6. Tenik Pengukuran

7. Pemindahan Massa dan Energi

8. Peningkatan Skala

 9. Fermentasi substrat padat  

A . Sifat Fermentasi

 1. Aerob memerlukan adanya oksigen.

 2. Anaerob tidak memerlukan adanya oksigen.

         B.JENIS FERMENTASI

 Fermentasi secara umum dibagi menjadi 2  model  utama  yaitu  fermentasi  media  cair  (liquid state fermentation, LSF)  dan  fermentasi  media  padat  (solid state fermentation, SSF). Fermentasi media cair  diartikan  sebagai  fermentasi  yang  melibatkan  air  sebagai  fase  kontinu  dari  sistem  pertumbuhan  sel  bersangkutan  (Satiawiharja,  1992)  atau  substrat  baik  sumber  karbon  maupun  mineral  terlarut   atau  tersuspensi  sebagai  partikelpartikel  dalam fase cair.  Fermentasi media padat   merupakan  proses  fermentasi  yang  berlangsung dalam substrat tidak terlarut,  namun  mengandung  air  yang  cukup  sekalipun  tidak  mengalir  bebas  (Dharma,  1992). 

Dalam  fermentasi  tradisional  baik  fermentasi  medium  cair  maupun  medium  padat telah lama dikenal.  Fermentasi cair 

meliputi  fermentasi  minuman  anggur  dan  alkohol, fermentasi asam cuka, yogurt dan  kefir.  Fermentasi  media  padat  seperti  fermentasi  tape,  oncom,  kecap,  tape  dan    silase. 

1.      . Fermentasi Media Cair 

Komponen  tambahan  yang  diperlukan  pada  pakan  generasi  baru  seringkali  disintesa secara terpisah dan ditambahkan  kemudian.  Cara  yang  digunakan  biasanya  dengan  cara  fermentasi  media  cair,  yang  dapat mensintesa asamasam amino, asam asam  organik,  enzimenzim  dan  beberapa  vitamin.  

Fermentasi  cair  dengan  teknik  tradisional  tidak  dilakukan  pengadukan,  berbeda  dengan  teknik  fermentasi  cair  modern   melibatkan  fermentor  yang  dilengkapi  dengan:  pengaduk  agar  medium  tetap  homogen,  aerasi,  pengatur  suhu  (pendingin  dan  pemanasan)  dan  pengaturan  pH.  Proses  fermentasi  cair  modern  dapat  dikontrol  lebih  baik  dan   hasil  lebih  uniform  dan  dapat  diprediksi.   Juga  tidak  dilakukan  sterilisasi,  namun  pemanasan,  perebusan  dan  pengukusan  mematikan banyak mikroba kompetitor.  Jenisjenis  fermentasi  media  cair  yang  dapat dilakukan adalah sebagai berikut: 

A.Fermentasi yang diagitasi dimana substratnya larut dalam air.

Jenis fermentasi ini dikerjakan dalam suatu  labu atau gelas yang cocok atau yang lebih  modern  dengan menggunakan fermentor  dimana substratnya larut sempurna dalam  air.  Pengambilan  substrat  oleh  mikroba  melalui fase larutan dalam air. Pada kultur  labu  yang  dikocok,  agitasi  dilakukan  dengan  bantuan  alat  pengocok  (shaker).  Pada fermentor agitasi dikerjakan dengan  pengaduk yang dijalankan oleh motor dan  dapat  dibantu  oleh  aerasi  (gelembung  udara). 

B. Fermertasi yang diagitasi dimana zat yang tak larut dalam air tersuspensi dalam fase cair.

Pada fermentasi ini substrat zat padat tidak  larut dalam air tetapi dalam bentuk bubuk bubuk  halus  yang  tersuspensi  dalam  sejumlah air yang banyak. Garam dan zat zat  hara  lain  mungkin  terlarut  dalam  air.  Konsentrasi  substrat  dalam  media  dapat  bervariasi  mulai  dari  satu  persen  sampai  pada  suatu  keadaan  yang  menyerupai  bubur. Pengambilan substrat oleh mikroba  biasanya  disertai  dengan  produksi  suatu  faktor  yang  dapat  melarutkan  yang  mungkin  sifatnya  ekstraseluler  atau  terletak  didalam  dinding  dalam  air  sehingga partikel substrat tersipresi secara  merata dalam medium yang mengandung  air  agar  terjadi  kontak  dengan  mikroba  secara maksimum. 

C. Fermentasi yang diagitasi dimana zat cair yang tak larut dalam air tersuspensi dalam fase cair.

Jenis  fermentasi  ini  dan  mekanisme  pangambilan substrat  dengan yang kedua  kecuali substrat  bersifat cair. 

D. Fermentasi yang tidak diagitasi dimana substratnya larut dalam fase air.  

Pada fermentasi ini substrat larut dalam air   tetapi  medianya  tidak  diagitasi  atau  dikocok. Pengambilan substrat melalui fase  cair. Medium didistribusikan berupa larutan  yang dangkal dalam suatu baki  atau dalam  suatu wadah yang mempunyai permukaan  yang  luas  dan  dalamnya  media  biasanya  2.55.0 cm untuk produksi yang tinggi. 

Untuk  produksi  komponenkomponen  pakan  yang  paling  banyak  digunakan  adalah  fermentasi  cair  jenis  pertama,  menyusul  jenis  keempat  terutama  untuk  memproduksi  asamasam  organik  seperti 

asam sitrat, asam glutamat dan jenis ketiga  untuk produksi  sel tunggal protein (PST). 

Fermentasi media cair untuk memproduksi  pakan  secara  langsung  memungkinkan  dilakukan  jika  proses  fermentasi  telah  terbentuk  komponen  yang  diinginkan  disamping  sejumlah  biomassa  yang  dapat  digunakan.  Proses  ini  biasanya  masih  membutuhkan  proses  tambahan  setelah  akhir fermentasi, misalnya dalam produksi   lysine feed concentrate (LFC). 

LFC  berasal  dari  proses  fermentasi  yang  menghasilkan Llysine (oleh  suatu mikroba  penghasil  Llysine)  dengan  menggunakan  sumber  karbon  gula  atau  molases.  Pada  akhir  proses  fermentasi,  cairan  hasil  fermentasi  yang  masih  mengandung  sel  diuapkan pada suhu 6080oC lalu ditambah  dengan  bahan  pengisi  (filler)  dan  dikeringkan. 

            2. Fermentasi Media  Padat 

Fermentasi  media  (substrat)  padat   mempunyai kandungan nutrien per volume  jauh lebih pekat sehingga hasil per volume  dapat  lebih  besar.  Produksi  protein  mikroba  umtuk  pakan  ternak  dari  keseluruhan  hasil  fermentasi  dapat  dilakukan  dengan  pengeringan  selsel  mikroba  dan  sisa  substrat.  Fermentasi  substrat padat dengan kapang mempunyai  keuntungan (Dharma, 1992) yaitu: 

1. medium  yang  digunakan  relatif  sederhana. 

2. ruang yang diperlukan untuk peralatan  fermentasi relatif kecil, karena air yang  digunakan sedikit. 

3. inokulum  dapat  disiapkan  secara  sederhana. 

4. kondisi  medium  tempat  pertumbuhan  fungi  mendekati  kondisi  habitat  alaminya. 

  5. aerasi dihasilkan dengan mudah karena  ada  ruang  udara  diantara  tiap  partikel  substrat. 

 6. produk  yang  dihasilkan  dapat  dipanen  dengan mudah. 

Faktor  yang  mempengaruhi  fermentasi  media padat diantaranya: 

1. Kadar air:   Kadar optimum tergantung  pada  substrat,  organisme  dan  tipe  produk  akhir.  Kisaran  kadar  air  yang  optimal  adalah  5075%.  Kadar  air  yang  tinggi  akan  mengakibatkan  penurunan   porositas,  pertukaran  gas,  difusi  oksigen,  volume  gas,  tetapi  meningkatkan  resiko  kontaminasi   dengan bakteri. 

2. Temperatur:  Temperatur berpengaruh  pada laju reaksi biokimia selama proses  fermentasi. 

 3. Pertukaran gas:  Pertukaran  gas  antara  fase  gas  dengan  substrat  padat  mempengaruhi proses fermentasi. 

 

2.3 PENYAKIT

 Disamping membuat revolusi (perubahan besar) dalam bidang industri anggur, Pasteur dan asistennya juga mengemukakan teori baru mengenai penyebab penyakit. Dalam penelitiannya mereka menemukan agen penyebab penyakit serius baik pada hewan maupun manusia. Tetapi juga sebelum Pasteur membuktikan bahwa mikroba merupakan penyebab penyakit, beberapa peneliti membuat argumen yang kuat terhadap teori kuman terhadap penyakit. Sebelumnya, dalam sejarah manusia ada kepercayaan bahwa penyakit itu disebabkan oleh beberapa faktor yang tidak jelas misalnya udara yang jelek, darah yang jelek dan lain-lainnya. 

Pada tahun 1546, Girolamo Fracastolo (1483 – 1553) menyarankan bahwa penyakit dapat disebabkan oleh mikroorganisma yang terlalu kecil untuk dapat dilihat yang ditularkan dari 1 orang ke orang lain. Sebagian besar informasinya berasal dari percakapannya dengan para pelaut yang baru pulang dari perjalanannya ke luar negeri, dimana mereka menyaksikan penyebaran berbagai penyakit. Lebih dari 200 tahun kemudian Anton von Plenciz (1705-1786) mengatakan bahwa tidah hanya makhluk hidup yang merupakan penyebab penyakit tetapi juga agen yang lain merupakan penyebab penyakit yang berbeda. Pada saat yang bersamaan konsep tentang makhluk hidup atau bentuk lain yang menghisap nutrien mulai diterima.

            Setelah sukses dengan fermentasinya, Pasteur diminta untuk meneliti penyakit ulat sutra yang merugikan industri Perancis. Dia menghabiskan waktu 6 tahun untuk membuktikan bahwa mikrroorganisma yang disebut dengan protozoa yang dapat menyebabkna penyakit. Pasteur juga menunjukkan kepada petani ulat sutera bagaimana menghilangkan penyakit dengan cara memilih ulat sutera yang bebas penyakit untuk diternakkan.  Di Jerman, Robert Koch (1843 – 1910) seorang profesional di bidang kesehatan mendapat hadiah mikroskop dari istrinya untuk hadiah ulang tahunnya yang ke-28. Selanjutnya ia mulai meneliti dunia mikroorganisma yang sudah dilihat oleh Pasteur.

Baik Pasteur maupun Koch menjadi rival bersama yang sama-sama ingin mengetahui penyebab penyakit anthrax yang sangat merugikan peternak sapi dan domba di Eropa. Koch akhirnya menemukan dari darah domba yang telah mati karena anthrax. Dengan sering meninggalkan prkateknya sebagai dokter, Koch membuktikan bahwa bakteri tersebut penyebab anthrax dengan cara memisahkan bakteri untuk batang tersebut dari bakteri lain yang ada kemudian menginjeksikannya ke dalam tikus yang sehat. Tikus selanjutnya menunjukkan perkembangan menuju anthrax dan bakteri yang diisolasi dari tikus menunjukkan kesamaan bakteri yang berasal dari domba yang sakit sebelumnya.

Pada 1876, setelah meneliti selama 6 tahun Koch mengumumkan bahwa dia telah menemukan bakteri penyebab anthrax. Ia juga menyarankan bahwa ternak sakit supaya dibunuh dan dibakar atau dikubur yang dalam, setelah ia mengetahui bahwa spora yang dihasilkan oleh bakteri dapat bertahan hidup selama berbulan-bulan di daerah peternakan.  Dengan penemuan anthraxnya Koch merupakan orang pertama yang membuktikan mikroba tertentu merupakan agen penyakit tertentu. Selanjutnya Koch dan kawan-kawan menemukan bakteri penyebab tuberculosis dan cholera. Perkembangan teknik laboratorium untuk mempelajari mikroorganisma.

Koch dan anggotanya banyak memberi kontribusi mengenai teknik-teknik tersebut. Diantaranya adalah prosedur pengecatan bakteri untuk pengamatan dengna mikroskop cahaya. Salah satu kolega Koch adalah Paul Erlich (1854 –1915) yang melakukan penelitian terhadap dyes dan menggunakannya untuk mengecat bakteri termasuk bakteri penyebab tuberculosisi.

 

1.      TBC

TBC atau tuberculosis merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri, lebih tepatnya disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium tuberculosis serta Mycrobacterium bovis.Penyakit TBC ditularkan melalui droplet atau percikan air liur ketika seorang pengidap TBC sedang batuk maupun meludah. Percikan air liur tersebut mengandung bakteri penyebab TBC yang nantinya terbang di udara dan terhirup oleh ornag lain disekitarnya.

Proses Diagnosis Tuberkulosis

Tuberkulosis termasuk penyakit yang sulit untuk terdeteksi. Dokter biasanya menggunakan beberapa cara untuk mendiagnosis penyakit ini, antara lain:

  • Rontgen dada.
  • Tes Mantoux.
  • Tes darah.
  • Tes dahak.

Pengobatan dan Pencegahan Tuberkulosis

Penyakit yang tergolong serius ini dapat disembuhkan jika diobati dengan benar. Langkah pengobatan yang dibutuhkan adalah dengan mengonsumsi beberapa jenis antibiotik dalam jangka waktu tertentu.

     Jenis-Penyakit-TBC.jpg

                        Gambar 2.mycobacterium tuberculosis

Sementara langkah utama untuk mencegah TB adalah dengan menerima vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin). Di Indonesia, vaksin ini termasuk dalam daftar imunisasi wajib dan diberikan sebelum bayi berusia 2 bulan.

Risiko Komplikasi Tuberkulosis

Apabila tidak diobati, bakteri TB dapat menyebar ke bagian tubuh lain dan berpotensi mengancam jiwa pengidap. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi adalah:

  • Nyeri tulang punggung.
  • Meningitis.
  • Kerusakan sendi.
  • Gangguan hati, ginjal, atau jantung.

2.      Difteri

 

Penyakit difteri jarang sekali terjadi saat ini, dan umumnya penyerang remaja serta orang dewasa. Penyakit difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Diphtheria. Ada dua bentuk dari penyakit difteri. Difteri bentuk pertama tipe respirasi yang disebabkan karena bakteri memproduksi toksin dalam jumlah berlebihan  yang dapat menyebabkan gejala berat bahkan dapat menyebabkan kematian. Sedangkan bentuk yang kedua adalah tipe kutan dimana  bakteri memproduksi toksin dalam jumlah kecil yang menyebabkan gejala difteri ringan.

bakteri-penyebab-difteri-300x230.jpg

Gambar.3 bakteri penyebab difteri

Orang-orang yang bisa selamat dari penyakit ini akan mengalami kelumpuhan pada otot-otot tertentu serta adanya kerusakan permanen pada organ penting seperti jantung maupun ginjal. Anak-anak yang berumur kurang dari 10 tahun sangat peka terhadap penyakit difteri, karena daya tahan tubuhnya masih rentan.

Penularan difteri terjadi ketika seorang pengidap difteri sedang batuk, bersin maupun meludah, kontak langsung pada kulit khususnya bagian jari, handuk maupun pakaian yang telah terkontaminasi maupun dari minuman yang telah terkontaminasi.

            Proses Penularan Difteri

Penyebaran bakteri difteri dapat terjadi dengan mudah dan umumnya adalah melalui udara saat seorang penderita bersin atau batuk. Selain itu, ada sejumlah cara penularan lainnya yang perlu diwaspadai, seperti melalui:

  • Barang-barang yang sudah terkontaminasi oleh bakteri, contohnya mainan atau handuk.
  • Sentuhan langsung pada bisul akibat difteri di kulit penderita. Penularan ini umumnya terjadi pada penderita yang tinggal di lingkungan yang padat penduduk dan kebersihannya tidak terjaga.

Bakteri difteri akan menghasilkan racun yang akan membunuh sel-sel sehat dalam tenggorokan, sehingga akhirnya menjadi sel mati. Sel-sel yang mati inilah yang akan membentuk membran (lapisan tipis) abu-abu pada tenggorokan. Di samping itu, racun yang dihasilkan juga berpotensi menyebar dalam aliran darah dan merusak jantung, ginjal, serta sistem saraf.

Terkadang, difteri bisa jadi tidak menunjukkan gejala apapun sehingga penderitanya tidak menyadari bahwa dirinya terinfeksi. Apabila tidak menjalani pengobatan dengan tepat, mereka berpotensi menularkan penyakit ini kepada orang di sekitarnya, terutama mereka yang belum mendapatkan imunisasi.

Diagnosis dan Langkah Pengobatan Difteri

Untuk menegakkan diagnosis difteri, awalnya dokter akan menanyakan beberapa hal seputar gejala yang dialami pasien. Dokter juga dapat mengambil sampel dari lendir di tenggorokan, hidung, atau bisul untuk diperiksa di laboratorium.

Apabila seseorang diduga kuat tertular difteri, dokter akan segera memulai penanganan, bahkan sebelum ada hasil laboratorium. Dokter akan menganjurkannya untuk menjalani perawatan dalam ruang isolasi di rumah sakit. Lalu langkah pengobatan akan dilakukan dengan 2 jenis obat, yaitu antibiotik dan antitoksin.

Antibiotik akan membantu tubuh untuk membunuh bakteri dan menyembuhkan infeksi. Dosis penggunaan antibiotik tergantung pada tingkat keparahan gejala dan lama pasien menderita difteri.

Sebagian besar penderita dapat keluar dari ruang isolasi setelah mengonsumsi antibiotik selama 2 hari. Tetapi sangat penting bagi mereka untuk tetap menyelesaikan konsumsi antibiotik sesuai anjuran dokter, yaitu selama 2 minggu.

Penderita kemudian akan menjalani pemeriksaan laboratorium untuk melihat ada tidaknya bakteri difteri dalam aliran darah. Jika bakteri difteri masih ditemukan dalam tubuh pasien, dokter akan melanjutkan penggunaan antibiotik selama 10 hari.

Sementara antitoksin berfungsi untuk menetralisasi toksin atau racun difteri yang menyebar dalam tubuh. Sebelum memberikan antitoksin, dokter akan mengecek apakah pasien memiliki alergi terhadap obat tersebut atau tidak. Apabila terjadi reaksi alergi, dokter akan memberikan antitoksin dengan dosis rendah dan perlahan-lahan meningkatkannya sambil melihat perkembangan kondisi pasien.

Bagi penderita yang mengalami kesulitan bernapas karena hambatan membran abu-abu dalam tenggorokan, dokter akan menganjurkan proses pengangkatan membran. Sedangkan penderita difteri dengan gejala bisul pada kulit dianjurkan untuk membersihkan bisul dengan sabun dan air secara seksama.

Selain penderita, orang-orang yang berada di dekatnya juga disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter karena penyakit ini sangat mudah menular. Misalnya, keluarga yang tinggal serumah atau petugas medis yang menangani pasien difteri.

Dokter akan menyarankan mereka untuk menjalani tes dan memberikan antibiotik. Terkadang vaksin difteri juga kembali diberikan jika dibutuhkan. Hal ini dilakukan guna meningkatkan proteksi terhadap penyakit ini.

 

 

3.      Pertusis

Pertussis atau lebih dikenal dengan nama batuk rejan, merupakan infeksi saluran pernapasan akut yang lebih sering terjadi pada anak-anak. Penyakit pertussis disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis atau Haemophilus pertussis.Penyakit pertussis ditularkan melalui percikan air liur, seperti ketika bersin, batuk maupun meludah. Bakteri yang terkandung dalam air liur akan terbang keudara dan terhirup oleh orang lain.

Bordetella-pertussis32.jpg

Gambar 4.bordella petusis

Pertusis menular melalui droplet batuk dari pasien yg terkena penyakit ini dan kemudian terhirup oleh orang sehat yg tidak mempunyai kekebalan tubuh, antibiotik dapat diberikan untuk mengurangi terjadinya infeksi bakterial yg mengikuti dan mengurangi kemungkinan memberatnya penyakit ini (sampai pada stadium catarrhal) sesudah stadium catarrhal antibiotik tetap diberikan untuk mengurangi penyebaran penyakit ini, antibiotik juga diberikan pada orang yg kontak dengan penderita, diharapkan dengan pemberian seperti ini akan mengurangi terjadinya penularan pada orang sehat tersebut

 

 

4.      Tetanus neonatorum

Tetanus merupakan penyakit kekakuan otot atau spasme yang disebabkan oleh eksotoksin dari organisme penyebab penyakit tetanus dan bukan dari organisme itu sendiri. Penyakit tetanus sebenarnya disebabkan oleh adanya bakteri Clostridium tatani.

clostridium-botulinum-spores.jpg

Gambar 5.Clostridium botulinum

Penularan penyakit tetanus umumnya melalui luka yang dalam dengan kondisi tanpa oksigen, seperti luka karena kecelakaan, luka operasi, pemotongan tali pusat, luka tusuk, maupun karies gigi. Ketika bakteri Clostridium tatani bertemu dengan bakteri lain, maka akan ada kerja sama sehingga  membentuk gejala yang berat seperti kekakuan otot bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan permanen.

5.      Demam tifoid

Demam tifoid atau tifus merupakan infeksi akut pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri Salmonella thypi.Penularan penyakit demam tifoid ini biasanya melalui air maupun makanan yang sudah terkontaminasi oleh bakteri Salmonella thypi. Bakteri salmonella thypi mampu bertahan dalam waktu yang lama di dalam makanan maupun minuman. Serangga, khususnya lalat juga ikut berperan dalam penularan penyakit demam tifoid.

penyebab-demam-tifoid.jpg

Gambar 6.salmonella thyphi

6.      Kusta

Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular yang sangat kompleks dan sangat membingungkan. Masalahnya bukan hanya dari segi kesehatan dna medis saja, namun dapat menyangkut ke masalah social, ekonomi, budaya bahkan sampai menjadi masalah keamanan dan ketahanan nasional.

Bila tidak ditangani dengan baik, penyakit kusta dapat menyebabkan cacat permanen. Penyebab dari penyakit kusta adalah adanya bakteri Mycrobacterium leprae yang hidup secara berkelompok, dapat menyebar kemana-mana, mampu hidup dalam sel serta memiliki sifat yang tahan asam, sehingga sulit sekali untuk ditanggulangi.

Bakteri kusta banyak terdapat pada kulit tangan, daun telinga serta mukosa hidung. Maka dari itu, sebaiknya jagalah kebersihan diri dengan cara mandi serta mencuci tangan setelah maupun sebelum melakukan kegiatan atau aktivitas apapun.

7.      Pes

Ada begitu banyak nama lain untuk penyakit pes, seperti sampar, plague serta La peste. Penyebab dari penyakit pes adalah adalah bakteri Yersinia pestis atau Pasteurella pestis. Bakteri penyebab penyakit pes banyak ditemukan pada hewan kelas rodensia atau hewan pengerat, seperti tikus dan kelinci. Sedangkan penyebab pastinya adalah pinjal atau kutu maupun mikroorganisme yang menempel dalam tubuh hewan pengerat.

Penyakit pes ditularkan melalui gigitan maupun bersentuhan dengan tikus liar. Sedangkan penularan dari manusia ke manusia umumnya melalui percikan air liur pengidap penyakit pes.

Pengobatan dilakukan dengan cara terapi. Umumnya diperlukan perawatan inap untuk memulai terapi. Terapi utama adalah dengan pemberian antibiotik. Pemilihan jenis antibiotik bergantung pada gejala klinis penderita. Untuk gejala berat seperti tipe septikemia dan tipe pneumonik, Streptomisin adalah pilihan utama. Obat ini diberikan secara suntik ke dalam otot (intramuskular) selama 5-7 hari. Antibiotik suntik dapat diganti menjadi obat tablet/pil jika terdapat perbaikan gejala. Total lama pengobatan pes adalah 7-10 hari. Untuk gejala ringan, dapat diberikan antibiotik Tetrasiklin. Tetrasiklin diberikan dalam bentuk tablet atau pil (per oral) selama 10-14 hari. Ada juga berbagai alternatif antibiotik lainnya adalah Gentamisin, Kloramfenikol, Doksisiklin, Trimetropim-Sulfametoksazol, dan Sulfadiazin.

8.      Antraks

Antraks juga memiliki banyak nama, seperti malignant pustule, Charbon, malignant edema, Woolsoter disease atau Regpicker disease. Penyakit antraks disebabkan oleh adanya bakteri bacillus anthracis pada binatang ternak maupun binatang buas yang dapat meluar ke manusia.

Bakteri bacillus anthracis sebenarnya tidak bergerak namun mampu membuat spora dalam jumlah banyak. Pembentukan spora banyak terjadi di alam bebas seperti dalam tanah maupun di udara. Penularan penyakit antraks umumnya disebabkan oleh adanya kontak secara langsung maupun ketika seseorang mengkonsumsi hewan ternak yang sudah terkontaminasi oleh bakteri penyebab antraks

9.      Leptospirosis

Leptospirosis merupakan infeksi akut yang disebabkan oleh adanya bakteri leptospirosis. Penyakit ini disebut juga dengan nama Canicola fever, Weil disease, hemorrhagic jaundice, Swineherd disease, atau Mud fever.

Bakteri leprospirosis berbentuk seperti benang dan mampu menginfeksi hewan maupun manusia. Infeksi pada manusia terjadi karena adanya kontak dengan tanah, air, maupun lumpur yang sudah tercemar bakteri leptospirosis. Kontak langsung dengan kulit, darah maupun urin dari hewan yang sudah terinfeksi juga dapat menyebabkan penularan leptospirosis.

10.  Disentri

Disentri diambil dari bahasa Yunani yaitu dys yang artinya gangguan dan enteron yang artinya usus. Jadi, disentri adalah penyakit radang atau gangguan pada usus. Disentri menimbulkan gejala yang meluas serta dapat menyebabkan tinja bercampur dengan darah, tinja bercampur lendir serta nyeri yang hebat saat buang air besar.

Disentri merupakan penyakit pada saluran pencernaan, khususnya pada bagian ileum atau usus penyerapan dan pada usus besar. Disentri disebabkan oleh adanya bakteri Shygella disentri serta Shygella ciyake.

11.  Gonorhea

Gonorrhea atau gonorrhea atau disebut juga kencing nanah, merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rectum, tenggorokan, serta konjungtiva atau bagian putih pada mata.

bakteri-penyebab-gonorrhea-300x168.jpg

Gambar 3.bakteri penyebab gonorrhea

Gonorrhea dapat menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, khususnya bagian kulit serta persendian. Pada wanita, gonorrhea menjalar ke saluran kelamin serta menginfeksi selaput dalam pinggul sehingga menimbulkan nyeri pinggul serta gangguan pada system reproduksi.

Bila tidak segera diobati, bakteri penyebab gonorrhea akan menyebar ke jaringan yang lebih dalam dan akan membentuk koloni di bagian mukosa, orofaring serta arogenital.

12.  Kolera

Kolera merupakan penyakit menular pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh adanya bakteri Vibrio cholerae. Bakteri ini masuk ke dalam tubuh melalui air minum yang sudah terkontaminasi karena system sanitasi yang tidak benar maupun setelah mengkonsumsi ikan maupun kerang yang tidak dimasak dengan benar.

Ciri utama dari penyakit kolera adalah dengan adanya buang air besar yang encer berwarna putih seperti air cucian beras dengan bau yang amis.

Kolera dapat menyebar sebagai penyakit yang endemik, epidemik, atau pandemik. Meskipun sudah banyak penelitian bersekala besar dilakukan, namun kondisi penyakit ini tetap menjadi suatu tantangan bagi dunia kedokteran modern. Bakteri Vibrio cholerae berkembang biak dan menyebar melalui feaces (kotoran) manusia, bila kotoran yang mengandung bakteri ini mengkontaminasi air sungai dan sebagainya maka orang lain yang terjadi kontak dengan air tersebut beresiko terkena penyakit kolera itu juga.

Misalnya cuci tangan yang tidak bersih lalu makan, mencuci sayuran atau makanan dengan air yang mengandung bakteri kolera, makan ikan yang hidup di air terkontaminasi bakteri kolera, Bahkan air tersebut (seperti disungai) dijadikan air minum oleh orang lain yang bermukim disekitarnya.

13.  Sifilis

Sifilis merupakan penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri spiroset treponema pallidum. Cara penularan penyakit ini adalah melalui kontak secara seksual serta ditularkan dari ibu ke janin selama kehamilan maupun saat melahirkan.

Sifilis ditandai dengan adanya ruam yang menyebar pada telapak tangan dan tumit serta ulserasi keras atau luka yang tidak terasa sakit maupun gatal di kulit. Penyakit sifilis juga sering dikatakan sebagai peniru ulung karena gejala yang muncul sering kali berbeda-beda dan menyamai gejala penyakit lainnya.

Diagnosis baru bisa ditetapkan setelah dilakukan tes darah. sifilis dapat diobati dengan antibiotic, khususnya dengan suntikan penisilin G maupun ceftriakson.

 

14.  Meningitis

Meningitis merupakan peradangan pada membrane pelindung yang menyelubungi otak serta sumsum tulang belakang yang secara kesatuan disebut meningen. Peradangan pada meningen bisa disebabkan oleh virus, bakteri maupun organisme lain

            Jenis bakteri penyebab meningitis bakterial bervariasi sesuai kelompok usia individu yang terinfeksi.

  • Pada bayi prematur dan anak baru lahir berusia hingga tiga bulan, penyebab yang sering adalah streptokokus grup B (subtipe III yang biasanya hidup di vagina dan terutama merupakan penyebab pada minggu pertama kehidupan) dan bakteri yang biasanya hidup dalam saluran pencernaan seperti Escherichia coli (membawa antigen K1). Listeria monocytogenes (serotipe IVb) dapat mengenai bayi baru lahir dan menimbulkan epidemi.
  • Pada anak yang lebih besar seringkali disebabkan oleh Neisseria meningitidis (meningokokus) dan Streptococcus pneumoniae (serotipe 6, 9, 14, 18, dan 23) dan untuk balita oleh Haemophilus influenzae type B (di negara-negara yang tidak memberikan vaksinasi).
  • Pada orang dewasa, Neisseria meningitidis dan Streptococcus pneumoniae merupakan penyebab 80% kasus meningitis bakterial. Risiko terinfeksi oleh Listeria monocytogenes meningkat pada orang yang berusia di atas 50 tahun. Pemberian vaksin pneumokokus telah menurunkan angka meningitis pneumokokus pada anak dan dewasa.

Trauma pada tengkorak yang belum lama terjadi dapat menyebabkan masuknya bakteri dari rongga hidung ke meningen. Demikian pula halnya dengan alat yang dipasang di dalam otak dan meningen, seperti shunt serebral, drain ekstraventrikular atau reservoir Ommaya, dapat meningkatkan risiko meningitis. Pada kasus ini, pasien lebih cenderung terinfeksi oleh Stafilokokus, Pseudomonas, dan bakteri Gram negatif lainnya. Patogen-patogen ini juga dikaitkan dengan meningitis pada pasien dengan gangguan pada sistem kekebalan. Infeksi pada daerah kepala dan leher, seperti otitis media atau mastoiditis, dapat menyebabkan meningitis pada sebagian kecil orang. Penerima implan koklea untuk kehilangan pendengaran berisiko lebih tinggi untuk menderita meningitis pneumokokus.

Meningitis tuberkulosis, yaitu meningitis yang disebabkan oleh Mikobakterium tuberkulosis, lebih sering dijumpai pada orang yang berasal dari negara dengan tuberkulosis yang masih endemik, tetapi juga dijumpai pada orang yang mempunyai gangguan kekebalan tubuh, seperti AIDS.

Meningitis bakterial rekuren dapat disebabkan oleh defek anatomi yang menetap, baik bersifat kongenital atau didapat, atau akibat kelainan sistem kekebalan.[15] Defek anatomi memungkinkan adanya hubungan antara lingkungan eksternal dengan sistem saraf. Penyebab meningitis rekuren yang paling sering adalah fraktur tengkorak,[15] khususnya fraktur yang mengenai dasar tengkorak atau meluas ke arah sinus dan piramida petrosa.[15] Sekitar 59% kasus meningitis rekuren disebabkan abnormalitas anatomi yang demikian, 36% akibat defisiensi kekebalan (seperti defisiensi komplemen, yang secara khusus cenderung menyebabkan berulangnya meningitis meningokokus), dan 5% disebabkan oleh infeksi berkelanjutan di daerah yang berdekatan dengan meningen.

1.4  TEKNIK BIAKAN MURNI


                Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu dengan cara goresan (streak plate), cara tuang (pour plate), cara sebar (spread plate), dan mikromanipulator ( Buckle,1998).

Untuk memperoleh biakan murni dapat dilakukan pengenceran dengan menggunakan bahan cair atau bahan padat. Pada mulanya digunakan gelatin sebagai bahan pemadat. Gelatin terdiri dari protein sehingga dapat dicerna atau dicairkan oleh mikroorganisme. Bahan pemadat yang kemudian ditemukan adalah agar. Agar dapat mencair pada suhu 100°C, sedangkan pada suhu 44°C masih dalam bentuk cair. Suhu ini masih memungkinkan mikroorganisme dapat tumbuh, sehingga prinsip ini dipakai untuk mengisolasi bakteri dengan agar tuang. Isolasi mikroba adalah memisahkan mikroba satu dengan mikroba lain yang berasal dari campuran berbagai mikroba.

A.    Penanaman dan Isolasi (Teknik Biakan Murni)

Pekerjaan memindahkan mikroba dari medium yang lama ke medium yang baru harus dilaksanan secara teliti. Terlebih dahulu diusahakan agar semua alat-alat yang sangkut paut dengan medium dan pekerjaan inokulasi itu benar-benar steril. Hal ini untuk menghadirkan kontaminasi, yakni masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan. Beberapa langkah pada pekerjaan inokulasi dan isolasi mikroba adalah sebagai berikut :

 1. Menyiapkan Ruangan Ruang tempat inokulasi harus bersih dan bebas angin. Dinding ruang yang basah menyebabkan butir-butir debu menempel. Baik sekali bila meja tempat inokulasi didasari dengan kain basah. Pekerjaan inokulasi dapat dilakukan di dalam suatu kotak berkaca (ent-kas). Dilewatkan saringan yang disinari dengan sinar ultra-violet.

2. Pemindahan dengan Kawat Inokulasi Ujung kawat inokulasi sebaiknya dari platina atau dari nikrom; ujung kawat boleh lurus, boleh juga berupa kolongan yang berdiameter 1-3 mm. Lebih dahulu ujung kawat ini dipijarkan, sedang sisanya sampai tangkai cukup dilewatkan nyala api saja. Setelah dingin kembali, ujung kawat itu disentuhkan suatu koloni. Mulut tabung tempat pemiaraan itu dipanasi juga setelah sumbatnya diambil. Ujung kawat yang membawakan inokulum tersebut digesekkan pada medium baru atau pada suatu kaca benda, kalau tujuannya memang akan membuat suatu sediaan.

3. Pemindahan dengan pipet Cara ini dilakukan pada penyelidikan air minum atau penyelidikan air susu. Diambillah 1 ml contoh (sampel) untuk diencerkan dengan 99 ml air murni yang disterilkan. Dalam pengenceran ini tergantung dari keadaan air atau susu yang diselidiki. Kemudian diambil 1 ml dari enceran ini untuk dicampur-adukkan dengan medium agar-agar yang masih dalam keadaan cair. Lalu agar-agar yang masih encer ini dituangkan di cawan Petri. Setelah agar-agar membeku, disimpan dalam tempat yang aman didalam inkubator

. Penyimpanan cawan dilakukan secara terbalik, yakni permukaan medium menghadap ke bawah; hal ini untuk menghindari tetesnya air yang mungkin melekat pada dinding dalam tutup cawan. Dengan cara ini bekteri yag diinokulasikan tadi dapat menyebar luas ke seluruh medium. Bakteri yang aerob maupun anaerob dapat tumbuh di situ, dan banyaknya koloni dapat dihitung dengan mudah.

B.     Teknik Biakan Murni (Cara Menyendirikan Piaraan Murni)   

Di alam bebas tidak ada mikrobe yang hidup tersendiri terlepas dari spesies yang lain. Medium untuk membiakkan mikrobe haruslah steril sebelum digunakkan. Pencemaran (kontaminasi) dari luar terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme. Teknik biakan murni untuk suatu spesies dikenal dengan beberapa cara yaitu:

1.      Cara Pengenceran

Caranya adalah dengan mengencerkan suatu suspense yang berupa campuran bermacam-macam spesies kemudian diencerkan dalam suatu tabung tersendiri. Dari pengenceran ini kemudian diambil 1 ml untuk diencerkan lagi. Kalau perlu, dari enceran yang kedua ini diambil 1 ml untuk diencerkan kembali. Langkah selanjutnya adalah dari pengenceran yang ketiga di atas, diambil 0,1 ml untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni tumbuh dalam medium tersebut, teteapi mungkin juga kita memperoleh satu koloni saja. Dan selanjutnya spesies ini dapat kita jadikan piaraan murni (biakan murni).

2.      Cara Penunangan Isolasi

 dengan menggunakan medium cair dengan cara pengenceran. Prinsip melakukan pengenceran adalah menurunkan jumlah mikroorganisme sehingga suatu saat hanya ditemukan satu sel dalam satu tabung. Demikian juga dengan cara penuangan. Caranya adalah dengan mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang sudah diencerkan, dan sampel itu kemudian disebarkan dalam susatu medium dari kaldu dan gelatin encer. Setelah medium mengental, maka selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni yang masing-masing dapat diangggap murni. Dengan mengulang pekerjaan seperti di atas, akhirnya akan diperoleh biakan murni yang lebih terjamin.

 

 

3.      Cara Penggesekkan/ Pengoresan

Cara ini lebih menguntungkan bila ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, teteapi memerlukan ketrampilan yang diperoleh dari latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Tetapi klemahan cara ini adalah bakteri- bakteri anaerob tidak dapat tumbuh. Bakteri yang mempunyai flagel seringkali membentuk koloni yang menyebar terutama bila digunakan lempengan agar yang basah. Untuk mencegah hal ini harus digunakan lempengan yang benar-benar kering. Untuk medapatkan koloni yang terpisah sewaktu melakukan goresan harus memperhatikan, antara lain:

·         Gunakan ose (sengkelit) yang telah dingin untuk menggores permukaan lempengan agar. Sengkelit yang panas akan mematikan mikroorganisme, sehingga tidak terjadi pertumbuhan pada bekas goresan.

·         Sewaktu menggores, sengkelit dibiarkan meluncur di atas permukaan lempengan. Agar yang luka akan mengganggu pertumbuhan mikroorganisme, sehingga sulit diperoleh koloni yang terpisah.

·         Sengkelit harus dipijarkan setelah menggores suatu daerah,hal ini dengan tujuan mematikan mikroorganisme yang melekat pada mata ose dan mencegah pencemaran pada penggoresan berikutnya.

·         Mengunakan tutup cawan petri untuk melindungi permukaan supaya terhindar dari pencemaran.

·         Membalikkkan lempengan agar untuk mencegah air kondensasi jatuh diatas permukaan sehinga dapat terjadi penyebaran koloni. Ada beberapa teknik penggesekkan, yakni:

a. Goresan T - Lempengan dibagi menjadi 3 bagian dengan huruf T pada bagian luar dasar cawan petri. - Inokulasikan daerah I sebanyak mungkin dengan gerakan sinambung. - Panaskan ose dan biarkan dingin kembali. - Gores ulang daerah I sebanyak 3-4 kali dan teruskan goresan di daerah II. - Pijarkan kembali ose dan biarkan dingin kembali. - Prosedur di atas diulangi untuk daerah III.

 b. Goresan Kuadran, teknik ini sama dengan goresan T, hanya lempengan agar dibagi menjadi 4.

c. Goresan Radian - Goresan dimulai dari bagian pinggir lempengan. - Pijarkan sengkelit dan dinginkan kembali. - Putar lempengan agar 90 dan buat goresan terputus dimulai dari bagian pinggir lempengan. - Putar lempengan agar 90 dan buat goresan terputus di atas goresan sebelumnya. - Pijarkan ose.

d. Goresan Sinambung, - Ambil satu mata ose suspense dan goreskan setengah permukaan lempengan agar. - Jangan pijarkan ose, putar lempengan 180, gunakan sisi mata ose yang sama dan gores pada sisa permukaan lempengan agar.

 

4.      . Cara Penyebaran Pengenceran sampel sama seperti pada cara penuangan.

Dengan memipet sebanyak 0,1 ml cairan dari botol pengenceran dan biarkan cairan mengalir ke atas permukaan agar. Cairan smapel disebarkan dengan penyebar yang terbuat dari gelas. Pada teknik ini sterilisasi penyebar dilakukan dengan mencelupkan ke dalam alkohol dan kemudian dipanaskan sehingga alkohol terbakar habis. Penyebar didinginkan dahulu sebelum digunakan untuk menyebarkan cairan sampel pada permukaan agarPenyebaran cairan contoh (sampel) dilakukan dengan memutar agar lempengan tersebut.

5.      Cara Pengucilan Satu Sel (single cell isolation)

 Cara ini dengan menggunakan suatu alat yang dapat memungut satu bakteri dari sekian banyak bakteri, dengan tanpa ikutnya bakteri yang lain. Alat itu berupa mikropipet yang ditempatkan pada suatu micromanipulator. Dengan membuat beberapa tetesan bergantung pada suatu kaca penutup dengan menggunakan mikropipet. Pekerjaan ini dilakukan di bawah kaca obyektif mikroskop. Bila tampak suatu tetesan yang hanya mengandung satu bakteri, maka dengan lain pipet, tetesan dipindakan ke suatu medium encer dengan tujuan bakteri tersebut berbiak lebih dahulu. Dari biakan ini akan diperoleh piaraan murni.

6.      Cara Inokulasi pada Hewan

Metode ini didasarkan pada kenyataan bahwa tidak semua bakteri dapat tumbuh di dalam tubuh seekor hewan. Misalnya kita ambil bahan pemeriksaan berupa dahak (sputum) dari seseorang yang disangka menderita TBC. Bila dahak disuntikan ke dalam tubuh tikus putih, maka saproba akan ikut serta, teteapi tidak dapat bertahan hidup, sehingga kemudian hanya kita dapatkan kuman TBC saja. Bakteri yang ketinggalan dalam tubuh tikus yang sakit atau mati itu akhirnya dapat dipindahkan ke dalam medium yang sesuai. Inokulasi dilakukan di dalam kulit (intracutaneous),di bawah kulit (subcutaneous), di dalam otot (intramuscular), dan dapat juga pada rogga tubuh atau lain-lain tempat lagi.

C.     Isolasi Mikroba Ada berbagai macam cara mengisolasi mikroba.

Isolasi harus memperhatikan beberapa hal penting:

1. Sifat spesies mikroba yang akan diisolasi.

 2. Tempat hidup atau asal mikroba.

 3. Medium untuk pertumbuhan yang sesuai.

4. Cara menanam mikroba tersebut.

5. Cara inkubasi mikroba .

6. Cara menguji bahwa mikroba yang diisolasi telah berupa biakan murni dan sesuai dengan yang dimaksud.

 7. Cara memelihara agar mikroba yang telah diisolasi teteap merupakan biakn murni.

 

D.Pengawetan Biakan Murni

Biakan mikroba yang ditanam dalam medium buatan sering mengalami perubahan pada sifat-sifat fisiologi aslinya. Misalnya, clostridium aceetobutylicium dapat kehilangan daya fermentasi terhadap karbohidrat menjadi aseton butanol, dan beberapa mikroba yang lain kehilangan sifat virulensinya. Biakan mikroba dapat diawetkan dalam jangka waktu pendek dengan menggunakan agar miring serta disimpan dalam almari es.Pengawetan dengan cara ini dapat bertahan sampai 3 bulan, tergantung mikrobanya. Untuk pengawetan jangka panjang dapat menggunakan pembekuan -70C atau dalam cairan nitrogen atau dengan liofilisas. Pemindahan biakan beberapa kali sering diperlukan agar diperoleh daya hidup yang tinggi sebelum penyimpana. CaCO3 ditamabakan ke dalam medium untuk menetralisasikan asam yang terbentuk sewaktu pertumbuhan. Bahkan kimia ini berupaendapan putih sehingga sebelum dimasukkan ke dalam tabung, medium harus dikocok terlebih dahulu. Ada beberapa cara untuk mengawetkan biakkan murni agar dpat mempertahankan sifat- sifat aslinya:

 1. Liofilisasi (freeze drying) Pada cara ini biakan mikroba ditanam dalam medium glukosa pepton dalam ampul-ampul. Selanjutnya didinginkan dengan dry ice pada temperatur     0 °C, tekanan di dalam ampul diatur sekurang-kurangnya 0,01 mmHg, lama pengeringan 12 - 24 jam. Setelah pengeringan ujung ampul ditutup dengan pemijaran. Proses ini tidak mematikan mikroba, sebab molekul-molekul air dalam protoplasma langsung diubah menjadi uap air tanpa melalui fase cair (sublimasi); sehingga tidak mengakibatkan denaturasi protein. Hasilnya adalah sel-sel mikroba yang liofilik, berupa tepung dan sangat mudah menyerap air.

 2. Pengeringan Perlahan Cara mengawetkan mikroba dengan cara ini dengan melakukanhal-hal sebagai berikut: - Menutup tabung biakan dengan kapas yang telah direndam dalam parafin. - Menutup tabung biakan dengan kertas parafin, plastik, atau sumbat karet. - Menutup tabung biakan dengan pemijaran seperti halnya menutup ampul. - Menutup permukaan biakan dengan minyak parafin atau minyak mineral. Mula- mula mikroba ditanam dalam medium agar miring dan diinkubasikan selama 24 - 48 jam. Kemudian secara septik terendam dalam minyak parafin steril sehingga seluruh bagian medium terendam dalam minyak parafin. Selanjutnya baikan diinkubasikan pada temperatur kamar.

3. Ditanam pada Medium Tanah Steril Pada cara ini mikroba ditumbuhkan dalam medium tanah steril. Medium yang digunakan adalah tanah kebun disterilkan dengan otoklaf (121°C, 20 menit) 3 kali berturut-turut selama 3 hari. Setelah diinokulasikan dengan sejumlah inokulum cair, medium diinkubasikan pada temperatur 5 – 6 °C

 

 

 

2.5 POSTULAT KOCH

Postulat Koch merupakan salah satu metode yang dapat dilakukan untuk membuktikan penyebab suatu penyakit. Metode yang diperkenalkan oleh Robert Koch(1884) ini memiliki empat syarat yang harus dipenuhi untuk dapat membuktikan suatu patogen apakah benar-benar dapat menimbulkan penyakit pada inangya atau tidak. Semua dari syarat tersebut harus terpenuhi untuk dapat menentukan hubungan keterkaitan antara patogen penyebab penyakitdan inangnya. Sejarahnya Robert Koch menerpakan metode ini untuk menentukan tuberkulosis dan etiologi antraks, namun sekarang telah diujikan pada berbagai jenis penyakit.

Syarat yang diperlukan suatu organisme agar dapat ditetapkan sebagai penyebab penyakit adalah sebagai berikut : Organisme (patogen) harus ditemukan dalam tanaman yang sakit, tidak pada yang sehat. Lalu organisme harus diisolasi dari tanaman sakit dan dibiakkan dalam kultur murni. Kemudian organisme yang dikulturkan harus menimbulkan penyakit pada tanaman yang sehat. Terakhir organisme tersebut harus diisolasi ulang dari tanaman yang dicobakan tersebut dan harus menghasilkan biakan murni yang sama dengan biakan pada isolasi pertama kali. Penerapan metode ini tidak bisa dilakukan patogen yang bersifat parasit obligat, karena patogen tidak dapat dimurnikan dalam media buatan.

Postulat Koch ialah 4 kriteria yang dirumuskan oleh Robert Koch pada  tahun 1884 dan diterbitkan pada tahun 1890. Menurut Koch, keempatnya harus dipenuhi untuk menentukan hubungan sebab-akibat antara parasit dan penyakit (en.wikipedia.org).

Isi Postulat Koch antara lain:

1.      Organisme (parasit) harus ditemukan dalam tanaman yang sakit, tidak pada yang sehat

2.      Organisme harus diisolasi dari tanaman sakit dan dibiakkan dalam kultur murni

3.      Organisme yang dikulturkan harus menimbulkan penyakit pada tanaman yang sehat

4.      Organisme tersebut harus diisolasi ulang dari tanaman yang dicobakan tersebut

Postulat Koch berkembang pada abad ke-19 sebagai panduan umum untuk mengidentifikasi patogen yang dapat diisolasikan dengan teknik tertentu. Kini, beberapa penyebab infektif diterima sebagai penyebab penyakit walaupun tidak memenuhi semua isi postulat. Oleh karena itu, dalam penegakkan diagnosis mikrobiologis tidak diperlukan pemenuhan keseluruhan postulat.

Teknik Postulat Koch meliputi empat tahapan, yaitu asosiasi, isolasi, inokulasi, dan reisolasi. Asosiasi yaitu menemukan gejala penyakit dengan tanda penyakit (pathogen) pada tanaman atau bagian tanaman yang sakit. Isolasi yaitu membuat biakan murni pathogen pada media buatan (pemurnian biakan). Inokulasi adalah menginfeksi tanaman sehat dengan pathogen hasil isolasi dengan tujuan mendapatkan gejala yang sama dengan tahap asosiasi. Reisolasi yaitu mengisolasi kembali patogen hasil inokulasi untuk mendapatkan biakan patogen yang sama dengan tahap isolasi.

2.6 PERKEMBANGAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT

Epidemik adalah penyakit tertentu yang menyerang banyak daerah misalnya penyakit bubon yang dikenal dengan penyakit hitam yang mematikan yang disebabkan oleh bakteri terjadi di Eropa selama perioda 1347 – 1350. Sepertiga sampai setengah populasi di Eropa meninggal karena penyakit tersebut. Hewan pengerat, terutama tikus, berperan sebagai sumber bakteri bacillus dan ditransmisikan/ditularkan ke manusia melalui lalat. Slama 1917 – 1919 malaria telah membunuh setengah juta penduduk Amerika dan 21 manusia di seluruh dunia. Jumlah tersebut mencapai 3 kali jumlah manusia yang terbunuh selama perang dunia I. Jadi mikroba terbukti lebih mematikan dibanding peluru.  Dengan pengetahuan bahwa mikroorganisma dapat merupakan penyebab penyakit ilmuwan lebih memusatkan perhatiannya pada cara pencegahan dan perlakuannya.

bakteri sangat membahayakan kesehatan manusia. Untuk itu, diperlukan cara menanggulangi bahaya akibat bakteri. Untuk mengatasi berbagai aktiļ¬ tas bakteri yang dapat merugikan, perlu di lakukan tindakan yang tepat. Tindakah tersebut dapat berupa tindakan pencegahan (preventif) maupun tindakan pengobatan. Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi, sterilisasi, dan pasteurisasi, dan pengawetan bahan makanan.

 

1. Vaksinasi

Vaksinasi adalah pencegahan penyakit dengan pemberian vaksin, bakteri yang sudah dilemahkan, sehingga tubuh menerima dapat terhadap bakteri penyebab penyakit tertentu. Beberapa contoh vaksin untuk pencegahan penyakit yang disebabkan oleh bakteri adalah vaksin kolera untuk mencegah penyakit kolera, vaksin tifus untuk mencegah penyakit tifus, vaksin BCG (Bacile Calmette-Guerin) untuk mencegah penyakit TBC, vaksin DTP (Dipteria-Tetanus-Pertusis vaccines) untuk mencegah penyakit difterie, pertusis (batuk rejan), dan tetanus), dan vaksin TCD (Typus Chorela Disentry) untuk mencegah penyakit typus, kholera, dan desentri.

 

2. Sterilisasi

Sterilisasi adalah pemusnahan bakteri misalnya dalam pengawetan makanan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan kondisi steril (suci hama), metodenya disebut aseptis. Sterilisasi dapat dilakukan melalui pemanasan dengan menggunakan udara panas atau uap air panas bertekanan tinggi. Sterilisasi dengan udara panas menggunakan oven dengan temperatur 170 – 180 Derajat celcius. Cara ini digunakan untuk mensterilisasikan peralatan di laboratorium . Sterilisasi dengan uap air panas bertekanan tinggi dilakukan dengan

menggunakan alat yang disebut autoklaf, pada temperatur 115 – 134 Derajat celcius. Autoklaf digunakan untuk sterilisasi bahan dan peralatan. Sterilisasi pada umumnya digunakan pada industri makanan atau minuman kaleng, penelitian bidang mikrobiologi, dan untuk memperoleh biakan murni suatu jenis bakteri.

 

3. Pasteurisasi

Pasteurisasi adalah pemanasan dengan suhu 63 – 72 derajat celsius selama 15 - 30 menit. Pasteurisasi dilakukan pada bahan makanan yang tidak tahan pemanasan dalam suhu tinggi, misalnya susu. Sehingga untuk mematikan bakteri patogen (Salmonella dan Mycobacterium) dari susu dilakukan pasteurisasi. Dengan pasteurisasi, rasa dan aroma khas susu dapat dipertahankan. Teknik sterilisasi dengan suhu rendah ini ditemukan oleh Louis Pasteur (1822-1895), seorang ilmuwan Perancis. Selain dengan sterilisasi dan pasteurisasi, pengawetan makanan juga bisa dilakukan secara tradisional. Kalian mungkin pernah melihat proses pengasinan ikan, pemanisan buah-buahan, pengasapan daging, atau pengeringan makanan.

2.7 PENEMUAN ANTISEPTIK

 Secara umum septis berati efek toksis dari mikroorganisma penyebab penyakit pada tubuh selama infeksi. Antiseptik; ukuran-ukuran yang menghentikan efek tersebut dengan pencegahan infeksi.  Oliver Weldell Holmes (1809 – 1894) seorang dokter Ameraka pada tahun 1843 menekankan bahwa penyakit demam pada wanita bersifat menular. Oleh karena itu ditularkan dari satu wanita lain melalui tangan dikter.

 Tahun 1846 seorang dokter dari Hungaria, Ignaz Philipp Semmelweiz menemukan penggunaan klorin sebagai desinfektan bagi tangan dokter. Pada tahun 1860 ahli bedah dari Inggris, Josept Lister menemukan asam karbol atau phenol dapat digunakan untuk membunuh bakteri. Lister menggunakan larutan ini untuk merendam alat-alat bedah dan menyemprot ruangan operasi. Cara tersebut demikian sukses untuk mengatasi infeksi setelah operasi yang sebelumnya menyebabkan kematian 45% dari pasiennya. Cara tersebut segera dapat diterima dan dilakukan oleh ahli bedah yang lain. Penemuan tersebut merupakan hari penemuan teknik aseptik untuk mencegah infeksi. Sekarang ini berbagai macam senyawa kimia dan alat fisik lain dapt mengurangi mikroorganisma di ruang operasi, ruangan untuk bayi prematur dan ruangan tempat memasukkan obat ke dalam kontainer yang steril. 

2.8 IMUNISASI

Tahun 1880, Pasteur menggunakan teknik dari Konch untuk mengisolasi dan membiakkan bakteri yang menyebabkan kolera pada ayam. Untuk membuktikan penemuannya, Pasteur membuat demonstrasi dihadapan publik tentang percobaannya yang telah dilakukan berulang kali di laboratorium. Dia menginjeksikan biakkan bakteri kolera pada ayam sehat dan menunggunya sampai ayam tersebut menunjukkan gejala penyakit. Akan tetapi hasilnya membuat Pasteur mendapat malu karena ayamnya tetap hidup dan sehat. Pasteur kemudian mengevaluasi langkah-langkah yang menyebabkan demonstrasi tersebut gagal. Dia menemukan bahwa secara kebetulan dia menggunakan biakan tua seperti yang telah dilakukan sebelumnya, dan satu kelompok adalah ayam  yang tidak pernah di inokulasi. Selanjutnya kedua kelompok ayam tersebut diinjeksi dengan biakan segar. Hasilnya, kelompok ayam yang kedua mati sedang kelompok ayam yang pertama tetap sehat.  Pertama hal ini membuatnya bingung, tetapi Pasteur segera menemukan jawabannya. Pasteur menemukan bahwa, bakteri jika dibiarkan tumbuh menjadi biakan tua menjadi avirulen yaitu kehilangan virulensinya atau kemampuan untuk menyebabkan penyakit. Tetapi bakteri avirulen ini masih dapat menstimulasikan sesuatu dalam tubuh host dan pada infeksi berikutnya manjadi imun atau tahan terhadap penyakit. Pasteur selanjutnya menerapkan prinsip imunisasi untuk mencegah anthrax.

Pasteur menyebut bakteri yang telah avirulen tersebut engan vaccin dari bahasa latin vaccayang artinya sapi dan imunisasi dengan biakan tersebut dikenal dengan vaksinasi.  Dengan vaksinasi tersebut Pasteur mengenali atau mengetahui hasil kerja sebelumnya yang dilakukan oleh Edward Jenner (1749 – 1823) yang telah sukses memfaksinasikan para pekerjanya di peternakan yang telah terkena copox dari ternak sapinya tetapi  tidak pernah berkembang menjadi serius. Jenner menduga bahwa karena terbiasa menghadapi cowpox akan mencegahnya dari serangan smallpox. Untuk membuktikan hipotesisnya ini Jener menginokulasi James Phipps pertama dengan materi yang menyebabkan cowpox yang diambil dari luka, kemudian dengan agen smallpox. Anak laki-laki tersebut tidak menunjukkan gejala smallpox.

Nama Pasteur selanjutnya dikenal dimana-mana dan oleh banyak orang dianggap sebagai peneliti tentang mikroorganisma yang ajaib. Untuk itu ia diminta membuat vaccin pencegah hidrofobia atau rabies, penyakit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan anjing, kucing, atau binatang yang terinfeksi lainnya. Pasteur adalah seorang ahli kimia, bukan dokter dan Pasteur tidak biasa memperlakukan manusia. Disamping kenyataan bahwa penyebab penyakit rabies adalah belum diketahui, tetapi Pasteur mempunyai keyakinan yang kuat bahwa itu adalah mikroorganisma. Ia dapat membuat kelinci terkena penyakit setelah

 

diinokulasi dengan saliva anjing. Selanjutnya Pasteur dan asistennya mengambil otak dan tulang belakang kelinci tersebut dan mengeingkannya dan membuatnya menjadi larutan. Anjing yang diinokulasi dengan campuran tersebut dapat terhindar dari rabies. Akan tetapi vaksinasi terhadap anjing sangat berbeda dengan manusia. Pada bulan Juli 1885, seorang anak laki-laki bernama Joseph Meister digigit oleh serigala dan keluarganya membujuk Pasteur untuk menginokulasi anak tersebut. Kekawatiran Pasteur dan orang-orang menjadi berkurang setelah anak laki-laki tersebut tidak mati. Selanjutnya Pasteur menjadi terkenal dan memperoleh banyak dana yang kemudian digunakan untuk mendirikan Institute Pasteur di Paris yang sangat terkenal.

2.9 CHEMOTERAPI

Chemoterapi telah dilakukan selama ratusan tahun. Misalnya; merkuri telah digunakan untuk mengobati syilis pada tahun 1495 dan kulit kayu pohon kina (cinchona) digunakan untuk mengobati malaria. Orang tahu bahwa tumbuhan berperan sebagai sumber bahan untuk chemoterapi.  Paul Erlich meulai chemoterapi modern dengan membuat ‘magig bullet’ senyawa kimia yang dapat membunuh mikroba spesifik penyebab sifilis tanpa membahayakan orangnya. Ia menyebut camouran tadai dengan ‘salvarsan’ yang terbukti sangat efektif membasmi bakteri penyebab sifilis. Untuk penemuan tersebut  Ia mendapat Nobel tahun 1908. Alexander Fleming (1881 – 1955) menemukan penicilin, senyawa kimia yang dihasilkan mikroorganisma jamur Peniceliium notatum.  Fleming menduga bahwa jamur tersebut menghasilkan sesuatu yang menghambat pertumbuhan bakteri. Tulisannya mengenai hal tersebut tidak mendapat perhatian sampai 10 tahun kemudian saat peneliti dari Universitas Oxford mencoba menemukan senyawa antibakteri yang berasal dari mikroorganisma. Sebagian dari riset ini untuk mengobati korban perang dunia kedua dan penyakit ternak. Peneliti yang dipimpin oleh Howard W.Florey dan Ernst Chain melakukan pengobatan dengan penicilin yang hasilnya sangat memuaskan. Penicilin selanjutnya dianggap sebagai ‘miracle drug’. Dan bertiga, Florey, Chain dan Fleming mendapat Nobel untuk penemuan tersebut.

Cara Kerja Kemoterapi

Terdapat tiga fungsi berbeda dalam kemoterapi, dimana kemampuannya untuk berfungsi cenderung berbeda pada setiap pasien tergantung dari tingkat dan beratnya kanker.

Kemo, seperti pada umumnya dikenal, diharapkan dapat:

·         Menyembuhkan kanker – Kemoterapi dapat menghancurkan sel kanker secara lengkap hingga tidak dapat lagi terlihat. Prosedur kemoterapi dikatakan berhasil menyembuhkan penyakit jika sel kanker tidak dapat tumbuh lagi.

·         Merawat kanker – Kemo dapat menghambat penyebaran lebih jauh dari sel kanker dengan cara mengecilkan pertumbuhannya. Bagaimanapun, pada beberapa kasus, tindakan ini hanya bekerja selama pasien tersebut melakukannya secara berkelanjutan. Saat perawatan berhenti, sel-sel kanker dapat tumbuh lagi.

·         Meringankan gejala kanker – Kemo dapat digunakan secara khusus untuk menargetkan tumor tertentu yang menyebabkan tekanan atau nyeri pada bagian tubuh yang terkena.

·         Meningkatkan kerentanan terhadap infeksi

Kemo juga dapat digunakan pada berbagai tipe lain dari pengobatan kanker, seperti pembedahan, terapi biologis, terapi radiasi. Berikut adalah peran khusus kemoterapi ketika digunakan pada pilihan terapi kombinasi:

·         Kemoterapi Neo-ajuvan – Kemo dapat digunakan untuk mengecilkan sebuah tumor sebelum dilakukan bedah pengangkatan.

·         Kemoterapi ajuvan – Hal ini berarti bahwa kemoterapi hanya digunakan sebagai terapi lanjutan baik untuk menghancurkan sel-sel kanker yang tersisa setelah bedah pengangkatan atau terapi radiasi.

Efek Samping

Kemoterapi diketahui dapat menyebabkan beberapa efek samping seperti :

  • Mual
  • Muntah
  • Kelelahan
  • Hilangnya rambut
  • Kekurangan sel darah merah (Anemia)
  • Memar
  • Pendarahan
  • Hilangnya nafsu makan
  • Gangguan tidur
  • Sembelit atau konstipasi (sulit buang air besar/BAB)
  • Depresi

Untuk mengurangi efek samping, kebanyakan dokter memberikan kemo berdasarkan sebuah siklus yang terus dipertahankan selama periode terapi. Siklus ini sering melibatkan satu periode berkelanjutan dari terapi diikuti oleh satu periode khusus istirahat. Tiap siklus biasanya berlangsung satu bulan atau empat bulan; berdasarkan faktor tertentu, seorang pasien dapat menerima satu minggu terapi diikuti oleh tiga minggu istirahat atau sebaliknya. Periode istirahat ini membantu mencegah efek samping karena dapat memberikan tubuh pasien cukup waktu memproduksi sel-sel sehat untuk menggantikan sel yang telah terkena dampak.

Kemoterapi tersedia baik di rumah maupun di rumah sakit. Kemoterapi dapat juga dilakukan secara rawat jalan baik di kantor dokter atau di unit rawat jalan rumah sakit. Terlepas dari dimana Anda menentukan untuk menerima perawatan, prosesnya adalah sama. Dokter utama Anda akan memberikan obat kemoterapi secara teratur dan memantau mengenai efek samping, perbaikan, atau perubahan lain pada keadaan penyakit. Bila perlu, dokter Anda akan membuat suatu perubahan pada obat yang digunakan selama terapi.

Gabungan khusus obat kemoterapi yang digunakan berbeda-beda tergantung dari:

  • Tipe kanker atau lokasinya
  • Riwayat kesehatan atau riwayat kanker dan pengobatan sebelumnya
  • Masalah kesehatan lain yang tidak berhubungan dengan kanker

Demikian halnya, jadwal pemberian obat bervariasi tiap pasien. Hal ini juga bergantung pada faktor-faktor berikut:

  • Tipe atau lokasi kanker
  • Tingkat beratnya penyakit atau stadium yang dialami
  • Hasil yang diharapkan dari kemoterapi
  • Reaksi fisik setiap pasien terhadap pengobatan

Pemberian Kemoterapi Kemoterapi dapat diberikan oleh tenaga kesehatan ahli melalui:

  • Suntikan
  • Melalui pembuluh darah arteri atau IA (intra-arteri)
  • Melalui rongga perut atau IP (intra-peritoneal)
  • Melalui pembuluh darah vena atau IV (intra-vena)
  • Pemberian obat oles (topikal)
  • Pemberian dengan diminum (oral)

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

3.1 .Kesimpulan

1.      Mikroba didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang organisme mikroskopis. Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros=kecil, bios=hidup dan logos=ilmu

2.      Teori Penemuan Mikroba dibedakan menjadi 3 yaitu: Leeuwenhoek dan mikroskopnya, Pembuktian ketidakbenaran dari Abiogenesis, Bukti teori biogenesis 

3.      Fermentasi merupakan suatu cara untuk mengubah substrat menjadi produk tertentu yang dikehendaki dengan menggunakan bantuan mikroba.

4.      Fermentasi secara umum dibagi menjadi 2  model  utama  yaitu  fermentasi  media  cair  (liquid state fermentation, LSF)  dan  fermentasi  media  padat  (solid state fermentation, SSF).

5.      Manusia pertama yang Mengemukakan Penyakit akibat bakteri ditemukan pertama kali olrh Pasteur dan asistennya yang mengemukakan teori baru mengenai penyebab penyakit, ,kemudian Girolamo Fracastolo (1483 – 1553) mengatakan bahwa penyakit dapat disebabkan oleh mikroorganisma yang terlalu kecil untuk dapat dilihat yang ditularkan dari 1 orang ke orang lain,dan  Di Jerman, Robert Koch (1843 – 1910) seorang profesional di bidang kesehatan juga mengemukakan penyebab penyakit akibat bakteri pada  1876, setelah meneliti selama 6 tahun Koch mengumumkan bahwa dia telah menemukan bakteri penyebab anthrax.

6.      Menurut Buckle,Teknk biakan murni merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu dengan cara goresan (streak plate), cara tuang (pour plate), cara sebar (spread plate), dan mikromanipulator

7.      Postulat Koch merupakan salah satu metode yang dapat dilakukan untuk membuktikan penyebab suatu penyakit. Metode yang diperkenalkan oleh Robert Koch(1884) ini memiliki empat syarat yang harus dipenuhi untuk dapat membuktikan suatu patogen apakah benar-benar dapat menimbulkan penyakit pada inangya atau tidak

 

8.      Terdapat 4 Isi Postulat Koch antara lain,yaitu:Organisme (parasit) harus ditemukan dalam tanaman yang sakit, tidak pada yang sehat,Organisme harus diisolasi dari tanaman sakit dan dibiakkan dalam kultur murni,Organisme yang dikulturkan harus menimbulkan penyakit pada tanaman yang sehat,Organisme tersebut harus diisolasi ulang dari tanaman yang dicobakan tersebut

9.      bakteri sangat membahayakan kesehatan manusia. Untuk itu, diperlukan cara menanggulangi bahaya akibat bakteri. Untuk mengatasi berbagai aktiļ¬ tas bakteri yang dapat merugikan, perlu di lakukan tindakan yang tepat. Tindakah tersebut dapat berupa tindakan pencegahan (preventif) maupun tindakan pengobatan. Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi, sterilisasi, dan pasteurisasi, dan pengawetan bahan makanan.

10.  Tahun 1846 seorang dokter dari Hungaria, Ignaz Philipp Semmelweiz menemukan penggunaan klorin sebagai desinfektan bagi tangan dokter. Pada tahun 1860 ahli bedah dari Inggris, Josept Lister menemukan asam karbol atau phenol dapat digunakan untuk membunuh bakteri. Lister menggunakan larutan ini untuk merendam alat-alat bedah dan menyemprot ruangan operasi. Cara tersebut demikian sukses untuk mengatasi infeksi setelah operasi yang sebelumnya menyebabkan kematian 45% dari pasiennya

11.  Pasteur adalah manusia pertama yang menemukan tentang Imunisasi,Imunisasi adalah program pencegahan penyakit menular yang diterapkan dengan memberikan vaksin sehingga orang tersbut imun atau resisten terhadap penyakit tersebut.

12.  Chemotherapy adalah penggunaan zat kimia untuk perawatan penyakit. Dalam penggunaan modernnya, istilah ini hampir merujuk secara eksklusif kepada obat sitostatik yang digunakan untuk merawat kanker.

 

3.2 SARAN

Sebagai Tenaga Teknik Laboratorium Medik dan sebagai seorang ahli kesehatan , kita harus paham mengenai Perkembangan dan sejarah didalam bidang kesehatan guna menunjang keahlian dalam perkerjaan di bidang kesehatan,selain itu saya mendapatkan pengalaman yang sangat berharga dalam pembuatan makalah ini mengenai sejarah penemuan mikroba dan apa yang telah dibahas dalam makalah ini.saya menyarankan kepada semua pembaca untuk Terus menggali pemahaman tentang kesehatan Karena kita dapat mengetahui bahaya dan bakteri dan berbagai  yang kita dapat juga mencegahnya Jadi manfaatkan apa yang seharusnya jadi tempat suatu manfaat tesebut

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

·         Niven, N. (2012). Psikologi kesehatan. Edisi kedua. Jakarta: EGC.

·         Otto, S. E. (2005). Buku saku keperawatan onkologi. Alih bahasa oleh Jane

·         Freyana Budi. Jakarta: EGC.

·         Ali, 2009. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Badan Penerbit Universitas Negeri Makasar, Makasar. 

·         Biabiana, 2010. Analisis Mikrobia di Laboratorium. PT Raya Grafindo Persada. Jakarta. 

·         Balley, 2007. Diagnosal Mikrobiologi. Houston Elserver. New York.

·         Bukle, K. A., 2008. Ilmu Pangan. UI Press. Jakarta

·         Campbell, A., 2009. Biologi.Erlangga. Jakarta

·         https://www.docdoc.com/id/info/procedure/kemoterapi

·         http://www.alodokter.com/imunisasi

·         http://restugilang08.student.ipb.ac.id/2010/06/21/postulat-koch/

 

 

 

SAHABAT SIPUT Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea