MAKALAH
EPIDEMIOLOGI
DESAIN
PENELITIAN EPIDEMIOLOGI
DAN
IDENTIFIKASI
MASALAH
DosenPembimbing
:
Mimi Sugiarti, S.Pd, M.
Kes
Disusun Oleh:
Deby Rizkika Putri
1 6 1 3 3 5 3 0 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Epidemiologi
merupakan ilmu pengetahuan terapan yang mempelajaritentang timbulnya penyakit
atau masalah kesehatan yang menimpa masyarakat. Dimana ilmu pengetahuan
epidemiologi digunakan community health
nursing (CHN) sebagai alat meneliti dan mengobservasi pada pekerjaan dan
sebagai dasar untuk intervensi dan evaluasi literatur riset epidemiologi.
Pengetahuan ini memberi kerangka acuan untuk perencanaan dan evaluasi program
intervensi masyarakat, mendeteksi segera dan pengobatan penyakit, serta
meminimalkan kecacatan.
Ada beberapa
tipe studi dan desain penelitian yang digunakan dalam bidang epidemiologi.
Kemungkinan penelitian berkisar mulai dari studi moralitas dan morbilitas ke
penelitian survei sampai desain eksperimental. Penelitian dalam epidemiologi
dikelompokkan kedalam dua kategori besar : epidemiologi observasi dan uji
eksperimental. Dalam penelitian epidemiologi pada orang yang sakit atau terkena
penyakit kelompok atau populasi dibandingkan dengan orang dan kelompok yang
sehat. Dalam desain penelitian, orang yang sakit disebut sebagai “kasus”
sementara orang atau kelompok yang sehat disebut sebagai “control”. Dasar dari semua penelitian tersebut adalah pembentukan
hipotesis, yang dikembangkan untuk keseluruhan studi (pernyataan masalah) dan
juga dikembangkan untuk masing-masing aspek atau pertanyaan dalam studi.
1.2
Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah yang sesuai dengan latar belakang makalah adalah sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksud
dengan desain penelitian epidemiologi?
2. Bagaimana
ciri-ciri dan jenis penelitian epidemiologi?
3. Bagaimana
kelebihan dan kekurangan dari penelitian epidemiologi?
4. Apa
yang dimaksud dengan identifikasi masalah penelitian epidemiologi?
5. Apa
jenis-jenis dari masalah penelitian epidemiologi?
6. Bagaimana
cara mengidentifikasi masalah penelitian?
7. Bagaimana
cara mencari sumber masalah dan merumuskan masalah penenlitian?
8. Bagaimana
langkah identifikasi dan merumuskan prioritas masalah penenlitian
1.3
Tujuan
Penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah:
1.
Untuk mengetahui
pengertian desain penelitian epidemiologi
2. Untuk
mengetahui ciri-ciri dan jenis penelitian epidemiologi
3. Untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan dari penelitian epidemiologi
4. Untuk
mengetahui pengertian identifikasi masalah penelitian epidemiologi
5. Untuk
mengetahui jenis-jenis dari masalah penelitian epidemiologi
6. Untuk
mengetahui cara mengidentifikasi masalah penelitian
7. Untuk
mengetahui cara mencari sumber masalah dan merumuskan masalah penenlitian
8.
Untuk mengetahui
langkah identifikasi dan merumuskan prioritas masalah penenlitian
BAB II
LANDASAN
TEORI
2.1.
Pengertian
Desain Penelitian Epidemiologi
Epidemilogi berasal dari bahasa Yunani, yaitu
(Epi=pada, Demos=penduduk, logos =
ilmu), dengan demikian epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang
berkaitan dengan masyarakat.Salah satu ruang
lingkup epidemiologi ialah mempelajari tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
frekuensi dan penyebaran penyakit pada sekelompok manusia serta faktor
penyebabnya. Untuk itu ditempuh suatu pendekatan yang berpola dan berstruktur
yang dikenal dengan pendekatan epidemiologi.
Pendekatan
epidemiologi adalah pola pendekatan yang mengandung rangkaian kegiatan untuk
mendapatkan keterangan tentang besarnya masalah penyakit, dilakukan upaya
pengumpulan, pengelolaan, penyajian dan interpretasi data tersebut. Ini pada
dasarnya identik dengan kegiatan pokok suatu penelitian.
Penelitian
epidemiologi adalah jenis penelitian yang mengkaji problema kesehatan dengan
pendekatan komunitas. Dengan penelitian epidemiologi dapat diungkap kejadian,
distribusi dan determinan suatu penyakit atau status kesehatan tertentu dalam
masyarakat, dan faktor-faktor risiko yang berperan pada suatu status kesehatan
atau penyakit tertentu.
Secara
umum penelitian epidemiologi mempunyai tiga kegunaan :
1.
Untuk kepentingan
diagnosis, yaitu untuk menyusun diagnosis komunitas atau diagnosis kelompok.
2.
Untuk kepentingan
penelusuran patogenesis penyakit, yaitu mempelajari aspek etiologi dan
perkembangan masyarakat.
3.
Untuk kepentingan
evaluasi program, yaitu sebagai sarana untuk menilai suatu tindakan pelayanan
kesehatan masyarakat tertentu.
Untuk mewujudkan
pencarian dan analisis data untuk mencapai tujuan penelitian dan pengujian hipotesis
diperlukan suatu perencanaan tindakan yang disebut dengan rancangan penelitian.
Rancangan penelitian dapat diartikan rencana tentang bagaimana cara
mengumpulkan, menyajikan dan menganalisis data untuk memberi arti terhadap data
tersebut. secara efektif dan efisien. Perencanaan penelitian meliputi tahap
identifikasi, pemilihan dan perumusan permasalahan penelitian termasuk
perumusan tujuan, definisi asumsi dan lingkup penelitian, studi pustaka
merumuskan hipotesis, identifikasi, klasifikasi dan mendefinisikan variabel
penelitian serta analisis data yang akan dipergunakan.
Masalah
penelitian (research problem) merupakan pertanyaan penelitian (research question)
yang menyatakan problem kesenjangan antara teori dan fakta tentang masalah
kesehatan yang secara ilmiah belum terungkapMetode penelitian adalah cara
ilmiah untuk mengumpulkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode
penelitian berhubungan erat dengan prosedur,
teknik, alat, serta desain
penelitian yang digunakan. Desain penelitian harus cocok dengan pendekatan penelitian yang dipilih. Prosedur, teknik,
serta alat yang digunakan dalam penelitian harus cocok pula dengan metode
penelitian yang ditetapkan.
Metode
penelitian menggambarkan rancangan penelitian yang meliputi prosedur atau langkah-langkah
yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, serta dengan cara apa data
tersebut diperoleh dan diolah/dianalisis.
Dalam prakteknya terdapat
sejumlah metode yang biasa digunakan untuk kepentingan penelitian yaitu :
1.
Metode
Kuantitatif
Metode
penelitian kuantitatif dapat digunakan jika:
a)
Masalah yang merupakan
titik tolak dari penelitian sudah jelas data-datanya
b)
Peneliti ingin
mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi, tetapi tidak mendalam.
Bila populasi terlalu luas, maka penelitian dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi
c)
Ingin diketahui
pengaruh perlakuan (treatment) tertentu terhadap yang lain. Hal ini cocok jika
menggunakan metode eksperimen yang merupakan bagian dari metode kualitatif.
Misalnya; ingin meneliti pengaruh jamu tertentu terhadap derajad kesehatan
d)
Peneliti bermaksud
menguji hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian dapat berbentuk hipotesis
deskriptif, komparatif dan asosiatif
e)
Peneliti ingin
mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris dan dapat
diukur
f)
Ingin menguji terhadap
adanya keragu-raguan tentang validitas pengetahuan, teori dan produk tertentu.
2.
Metode
Kualitatif
Metode
penelitian kualitatif dapat digunakan jika:
a)
Masalah penelitian
belum jelas, masih remang-remang atau mungkin malah masih gelap. Sebab dengan
metode kualitatif, peneliti langsung masuk ke objek penelitian dan dapat
melakukan eksplorasi secara mendalam
b)
Ingin memahami makna
dibalik data yang tampak. Karena gejala sosial sering tidak bisa dipahami
berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang
c)
Ingin memahami
interaksi sosial. Karena interaksi sosial yang kompleks hanya dapat diurai
kalau peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif dengan cara
berperan serta, wawancara mendalam terhadap interaksi sosial
d)
Ingin memahami perasaan
orang. Karena perasaan orang sulit dimengerti kalau tidak ikut serta merasakan
apa yang dirasakan orang tersebut
e)
Ingin mengembangkan
teori. Pengembangan teori yang dimaksud dibangun berdasarkan situasi, kondisi
dan teori yang diperoleh di lapangan
f)
Ingin memastikan
kebenaran data. Karena data sosial sulit dipastikan kebenarannya jika belum
menemukan apa yang dimaksud. Ibarat mau mencari siapa yang menjadi provokator,
maka sebelum provokator yang dimaksud ditemukan, penelitian belum dinyatakan
selesai
g)
Ingin meneliti sejarah
perkembangan. Misalnya ingin melacak kehidupan seseorang tokoh, sejarah lembaga
atau masyarakat, dan lain-lain.
2.2.
Ciri-Ciri dan Jenis Penelitian Epidemiologi
Penelitian
epidemiologi dapat dibagi menurut beberapa pembagian
1.
Ada
atau tidaknya intervensi :
a.
Penelitian
Observasional / survei
Adalah
suatu penelitian epidemiologi dimana pengamatan terhadap fenomena kesehatan
dilakukan dalam keadaan apa adanya, tanpa adanya intervensi atau perlakuan dari
peneliti. Pada penelitian ini baik diskriptf ataupun analitik kedalaman
analisis mekanisme sebab akibat tidak dapat diperoleh. Hasil yang didapat
berupa dugaan-dugaan saja.
b.
Penelitian
Eksperimental / intervensi
Ialah
penelitian epidemiologi yang membandingkan data dari kelompok yang diberi
perlakuan dengan kelompok yang tidak diberi perlakuan.Penelitian intervensi
adalah penelitian eksperimental yang dilakukan terhadap masyarakat. Peneliti
memberikan perlakuan atau manipulasi pada masyarakat, kemudian efek perlakuan
tersebut diobeservasi, baik secara individual ataupun kelompok. Dalam kaitan
fungsi penelusuran patogenesis penyakit, penelitian intervensi mempunyai
potensi untuk mengungkap mekanisme sebab akibat antara faktor resiko (penyebab
penyakit) dengan efek (penyakit atau status kesehatan tertentu).
2.
Menurut
cara analisis datanya :
a.
Penelitian diskriptif
Suatu penelitian
yang tujuan utamanya melakukan eksplorasi diskriptif terhadap fenomena
kesehatan masyarakat yang berupa risiko ataupun efek. Pada penelitian ini peneliti
hanya berusaha memotret gambaran suatu fenomena atau masalah kemudian
menyajikan se diskriptif mungkin fenomena tersebut tanpa mencoba menganalisis
bagaimana dan mengapa fenomena tersebut dapat terjadi.
b.
Penelitian analitik
Pada penelitian
ini, peneliti mencoba untuk menggali bagaiman dan mengapa fenomena tersebut
dapat terjadi yaitu dengan melakukan analisis hubungan antar fenomena, baik
antara faktor risiko dengan efek, antar faktor risiko, maupun antar efek. Dari
analisis hubungan tersebut dapat didekati seberapa besar kontribusi faktor
risiko tertentu terhadap kejadian efek yang dipelajari
Perbedaan penelitian epidemiologi deskriptif dan
analitik.
Penelitian
Epidemiologi Diskriptif
|
Penelitian
Epidemiologi Analitik
|
·
Hanya menjelaskan keadaan suatu masalah kesehatan (who,
Where, when)
|
·
Juga menjelaskan mengapa suatu masalah kesehatan timbul di
masyarakat (why)
|
·
Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan interpretasi data
hanya pada suatu kelompok masyarakat saja
|
·
Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan interpretasi data
dilakukan terhadap dua kelompok masyarakat
|
·
Tidak bermaksud membuktikan suatu hipótesis
|
·
Bermaksud membuktikan suatu hipotesis
|
3.
Menurut
jangka waktunya :
a.
Penelitian Cross
Sectional/ Transversal
CrossSectiona merupakan
penelitian untuk mempelajari hubungan antara faktor-faktor risiko dengan efek
dengan pendekatan atau observasi sekaligus pada suatu waktu tertentu. Disebut
juga penelitian transversal karena model yang digunakan adalah “Point time Approach”. Pendekatan suatu
saat bukan dimaksudkan semua subjyek diamati pada saat yang sama melainkan tiap
subyek hanya diamati satu kali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status
karakter atau variabek pada saat pemeriksaan.
Langkah-langkah
Penelitian Cross Sectional
1.
Mengidentifikasi
variabel penelitian yaitu variabel faktor risiko dan efek yang akan diteliti
dan faktor risiko mana yang tidak diteliti pengaruhnya terhadap efek.
2.
Menetapkan subyek
penelitian dengan membuat batasan variabel.
3.
Menetapkan sampel
penelitian. Menentukan jenis sampling dan besar sampel.
4.
Tahap pengumpilan data.
Perlu
diperhatikan adalah instrumen pengukuran yang digunakan. Bentuk instrumen
pengukuran :
-
Form kuesioner.
-
Form observasi klinik.
-
Form observasi non
klinik.
5.
Menganalisis hasil
pengamatan/pengukuran setelah dilakukan tabulasi data.
Analisis dapat
berupa uji sttistik untuk pembuktian hipotesa atau analisis diskriptif.
Studi
crosssectional adalah suatu penelitian yang menggunakan rancangan atau desain
observasi dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Semua
pengukuran variabel (dependen dan indpenden) yang diteliti dilakukan pada waktu
yang sama
2.
Tidak ada periode
follow-up
3.
Penelitian ini
bertujuan mendeskripsikan prevalensi penyakit tertentu
4.
Pada penelitian ini
tidak terdapat kelompok pembanding
5.
Hubungan sebab- akibat
hanya merupakan perkiraan saja
6.
Penelitian ini dapat
menghasilkan hipotesis
7.
Merupakan penelitian
pendahuluan dari penelitian analitis.
b.
Penelitian Kasus
Kontrol/ Longitudinal Retrospektif
Studi
Casecontrol adalah rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan
antara paparan (faktor penelitian) dan penyakit, dengan cara membandingkan
kelompok kasus dengan kelompok kontrol berdasarkan status paparannya.
Ciri-ciri
studi casecontrol adalah pemilihan subyek berdasarkan status penyakit, untuk
kemudian dilakukan pengamatan apakah subyek mempunyai riwayat terpapar faktor
penelitian atau tidak. Subyek yang didiagnosis menderita penyakit disebut
kasus, berupa insidensi (kasus baru) yang muncul dari suatu populasi. Sedangkan
subyek yang tidak menderita penyakit disebut kontrol, yang diambil secara acak
dari populasi yang berbeda dengan populasi asal kasus. Tetapi, untuk keperluan
inferensi kausal, kedua populasi tersebut harus setara. Dalam mengamati dan
mencatat riwayat paparan faktor penelitian pada kasus maupun kontrol, peneliti
harus menjaga agar tidak terpengaruh status penyakit subyek.
Pada
penelitian kasus kontrol dilakukan perbandingan antara kelompok populasi yang
menderita penyakit dengan yang tidak menderita penyakit kemudian dicari faktor
penyebabnya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan waktu secara
longitudinal, atau “period time approach”
Karena
yang diketahui adalah efek dan yang ingin diketahui adalah faktor risiko maka
sifat penelitian ini disebut penelitian retrospektif yaitu melihat kembali
kebelakang kejadian yang berhubungan dengan kesakitan.
Penelitian
ini dimulai dari adanya kasus (data). Data kasus dapat diperoleh dari :
1.
Hasil studi Cross
Sectional.
2.
Observasi / pengamatan
lapang / klinik.
3.
Data sekunder.
4.
Kasus-kasus akut /
epidemi.
Langkah-langkah
Penelitian Kasus Kontrol
1.
Merumuskan hipotesa
2.
Menetapkan populasi
penelitian.
3.
Menetapkan teknik dan
besar sampel.
4.
Mempelajari riwayat
pemaparan dengan menggunakan kuesioner atau data sekunder.
5.
Analisis data
c.
Penelitian Kohort/
Longitudinal Prospektif
Studi Cohort
adalah rancangan studi yang mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit,
dengan cara membandingkan kelompok terpapar (faktor penelitian) dan kelompok
tidak terpapar berdasarkan status penyakit.
Ciri-ciri studi
cohort adalah pemilihan subyek berdasarkan status paparannya, dan kemudian
dilakukan pengamatan dan pencatatan apakah subyek dalam perkembangannya
mengalami penyakit yang diteliti atau tidak. Kelompok-kelompok studi dengan
karakteristik tertentu yang sama ( yaitu pada awalnya bebas dari penyakit)
tetapi memiliki tingkat paparan yang berlainan, dan kemudian dibandingkan
insidensi penyakit yang dialaminya selama periode waktu, disebut Cohort. Ciri
lainnya dari studi cohort adalah dimungkinkannya perhitungan laju insidensi
(ID) dari masing-masing kelompok studi.
Pada saat
mengidentifikasi status paparan, semua subyek harus bebas dari penyakit yang
diteliti. Jadi kelompok terpapar maupun kelompok tidak terpapar berasal dari
satu populasi maupun dua populasi yang bebas dari penyakit yang diteliti. Jika
berasal dari dua populasi yang terpisah, maka untuk kepentingan inferensi
kausal, peneliti harus memastikan bahwa kedua populasi setara dalam hal
faktor-faktor diluar paparan yang diteliti. Disamping itu, untuk menghindari
bias misklasifikasi diferensial, dalam mengklasifikasikan kasus penyakit
subyek, peneliti tidak boleh terpengaruh oleh status paparan subyek itu ciri-ciri
studi cohort lainnya yang membedakannya dari studi eksperimen adalah peneliti hanya
mengamati dan mencatat paparan dan penyakit, dan tidak dengan sengaja
mengalokasikan paparan.
Studi cohort
disebut juga studi follow-up atau studi prospektif, sebab cohort diikuti dalam
suatu periode untuk diamati perkembangan penyakit yang dialaminya. Rancangan
studi cohort dapat bersifat retrospektif maupun prospektif dan bahkan
ambispektif, tergantung kepada kapan terjadinya paparan pada saat peneliti
memulai penelitiannya. Studi cohort bersifat retrospektif jika paparan telah
terjadi sebelum peneliti memulai penelitiannya. Sebaliknya studi cohort
bersifat prospektif jika paparan sedang atau akan berlangsung, pada saat
peneliti memulai penelitiannya. Studi cohortambispektif memadukan ciri-ciri
studi cohortretrospektif dan prospektif.
Langkah-langkah
Penelitian Kohort
1. Merumuskan Hipotesa
2. Menetapkan
polulasi penelitian dan sampel.
3. Tahap
pengumpilan data. Dengan mengikuti perkembangan faktor risiko sampai terjadi
suatu efek.
Bentuk
instrumen pengukuran :
-
Form kuesioner.
-
Form observasi klinik.
-
Form observasi non
klinik.
4. Analisis
data
2.3.
Kelebihan
dan Kekurangan dari Penelitian Epidemiologi
A.
CrossSectional
Kelebihan
|
Kekurangan
|
·
Mudah
·
Sederhana
·
Ekonomis dalam hal waktu
·
Hasilnya dapat diperoleh dengan
cepat
·
Dalam waktu bersamaan dapat
dikumpulkan variabel yang banyak, baik variabel resiko maupun efek
|
· Diperlukan
subjek penelitian yang besar
· Tidak
dapat menggambarkan perkembangan penyakit secara akurat
· Tidak
valid untuk meramalkan suatu kecenderungan
· Kesimpulan
korelasi faktor resiko dengan efekpaling lemah bila dibandingkan dengan dua
rancangan epidemiologi lain
|
B.
CaseControl
Kelebihan
|
Kekurangan
|
·
Sifatnya yang relatif murah dan
mudah dilakukan ketimbang rancangan studi analitik lainnya
·
Cocok untuk meneliti penyakit
dengan periode laten yang panjang
·
Subyek penelitian dipilih
berdasarkan status penyakit, maka peneliti memiliki keleluasan menentukan
rasio ukuran sampel kasus dan kontrol yang optimal
·
Dapat meneliti pengaruh sejumlah
paparan terhadap sebuah penyakit.
|
·
Alur metodologi inferensi kausal
bertentangan dengan logika eksperimen kalsik, yaitu melihat akibatnya dulu,
baru menyelidiki apa penyebabnya.
·
Secara umum studi Casecontrol
tidak efisien untuk mempelajari paparan yang langka
·
Karena subyek dipilih berdasarkan
status penyakit, maka dengan studi Casecontrol, pada umunya peneliti tidak
dapat menghitung laju insidensi (kecepatan kejadian penyakit) baik pada
populasi terpapar, maupun yang tidak terpapar.
·
Pada beberapa situasi, tidak mudah
memastikan hubungan temporal antar paparan dan penyakit. Oleh karena itu
dalam riset etiologi, untuk meyakinkan bahwa paparan mendahului penyakit,
peneliti dianjurkan menggunakan insidensi daripada prevalensi.
·
Kelompok kasus dan kelompok
kontrol dipilih dari dua populasi yang terpisah, sehingga sulit dipastikan
apakah kasus dan kontrol pada populasi studi benar-benar setara.
|
C.
Cohort
Kelebihan
|
Kekurangan
|
·
Mendapatkan insiden risk dan
relativerisk secara langsung
·
Dapat melihat hubungan satu
penyebab terhadap beberapa akibat
·
Dapat mengikuti secara langsung
kelompo yang di pelajari
·
Dapat menentukan mana lebih dulu
causa atau efek
·
Biasanya lebih kecil
|
·
Membutuhkan biaya yang relative
mahal
·
Lama dalam persiapan dan hasil
yang diperoleh
·
Hanya bisa mengamati satu factor
penyebab
·
Kurang efisien dan tidak praktis
untuk mempelajari penyakit yang langka dan jarang
·
Mempunyai riksiko untuk untuk
hilangnya subjek atau drop out selama penelitian mungkin karena migrasi,
mati, tingkat partisipasi rendah.
|
D.
Deskriptif
Kelebihan
|
Kekurangan
|
·
Relatif mudah dilaksanakan
·
Tidak membutuhkan kelompok
kontrol/pembanding
·
Diperoleh banyak informasi penting
·
Dalam penelitian deskriptif dapat
ditentukan apakah temuan yang diperoleh membutuhkan penelitian lanjutan/tidak
|
·
Pengamatan pada subyek hanya 1
kali diibaratkan potret hingga tidak dapat diketahui perubahan-perubahan yang
terjadi dengan berjalannya waktu
·
Tidak dapat menentukan hubungan
sebab akibat
|
E.
Case Report
Kelebihan
|
Kekurangan
|
·
Dapat sebagai petunjuk pertama
dalam mengidentifikasi suatu penyakit.
·
Dapat untuk memformulasikan suatu
hipotesa
|
·
Tidak dapat digunakan untuk
mengetes hipotesa karena tidak ada kelompok pembanding.
·
Terdiri dari satu kasus dan tidak
ada kelompok pembanding sehingga tidak dapat untuk mengetes suatu hubungan
asosiasi secara statistic.
|
F.
Case Ceries
Kelebihan
|
Kekurangan
|
·
Sebagai petunjuk pertama dalam
mengidentifikasi suatu penyakit baru.
·
Untuk
memformulasikan suatu hipotesa atau dugaan.
|
·
Studi ini tidak dapat digunakan
untuk mengetes hipotesa karena tidak ada kelompok pembanding.
·
Ada Case Series terdiri lebih dari
satu kasus akan tetapi tidak ada kelompok pembanding sehingga tidak dapat
untuk mengetes suatu hubungan asosiasi yang valid secara statistik.
|
2.4.
Pengertian
Masalah Penelitian
Masalah penelitian (research problem) merupakan
pertanyaan penelitian (research question) yang menyatakan problem kesenjangan
antara teori dan fakta tentang masalah kesehatan yang secara ilmiah belum
terungkap.
2.5.
Jenis-Jenis
Masalah Penelitian
Jenis-jenis masalah penelitian,
yaitu:
a. Permasalahan
untuk mengetahui status dan mendeskripsikan fenomena (problema deskriptif)
b.Permasalahan
untuk membandingkan dua fenomena atau lebih (problema komparasi)
c. Permasalahan
untuk mencari hubungan antara dua fenomena (problema korelasi)
2.6
Identifikasi
Masalah Penelitian
Identifikasi
masalah penelitian:
a.
Merupakan langkah awal dari suatu rangkaian kegiatan
penelitian.
b.
Tidak mudah dan sangat bergantung pada pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman dari peneliti.
2.7
Sumber Masalah
dan Merumuskan Masalah Penelitian
a.
Sumber Masalah Penelitian
1.
Kepustakaan textbooks & journals
2.
Forum Pertemuan Ilmiah
3.
Observasi atau pengalaman langsung dalam praktek
4.
Rekomendasi Pakar
b.
Pertimbangan
untuk menentukan suatu masalah yang layak untuk diteliti
Ø
Pertimbangandarimasalahnya (darisudutobjektif)
Sejauh mana penelitian mengenai masalah yang
bersangkutan itu akan memberi sumbangan pada :
1.
Pengembangan teori dalam bidang yang bersangkutan
2.
Pemecahan masalah praktis di lapang
Kelayakan suatu masalah untuk diteliti bersifat
relatif, tergantung dari konteks permasalahan tersebut.Keputusan akan
tergantung pada ketajaman peneliti untuk melakukan evaluasi secara kritis,
menyeluruh, dan menjangkau ke depan.
Ø
Pertimbangan daripeneliti
(sudutsubjektif)
Perlu dipertimbangkan apakah suatu permasalahan sesuai
dengan kemampuan peneliti.
Tergantung pada :
1.
biaya yang tersedia,
2.
waktu yang diperlukan,
3.
peralatan dan perlengkapan yang tersedia,
4.
bekal kemampuan teoritis peneliti,
5.
penguasaan metode yang diperlukan
c.
Signifikansi Masalah
Penelitian
1. LangkahAwal :
·
Penunjuk model kerangka teoritis dalam penyusunan
hipotesis.
·
Arah Konseptualisasi & Operasionalisasi hipotesis
·
Pemilihan Desain Studi
2. Prediksikeberhasilanpenelitian
3. KetepatanJudul &
tujuanpenelitian
4. Orisinalitas vs. PLAGIARISME
d.
Rumusan Masalah
·
Bisa disusun dalam bentuk pernyataan atau kalimat
tanya
·
Padat dan jelas
·
Menautkan hubungan antara dua atau lebih variabel
·
Memberikan petunjuk tentang kemungkinan pengumpulan
data untuk menjawab pertanyaan penelitian.
e. Rumusan Masalah yang Adekuat
Kriteria merumuskan masalah penelitian berdasarkan
tiga aspek :
1.
Aspek subtansi (isi permasalahan)
– Bobot /nilai kegunaan
* Pengembangan TEORI BARU
* Perbaikan METODE
* Manfaat & Implikasi APLIKATIF
– Orisinalitas penelitian
* Apakah permasalahan yang diajukan belum terjawabkan
oleh teori maupun penelitian yang pernah dilakukan?
2.
Aspek formulasi
– Bentuk Pertanyaan
penelitian (kalimat interogatif yang jelas, tajam, dan akurat)
– Hubungan variabel (Gambaran Asosiasi 2 atau lebih
Fenomena Terukur
3.
Aspek teknis (Kelayakan/feasibility)
– Pertimbangan Waktu & Biaya
– Tingkat Pengetahuan & Ketrampilan Dimiliki
– Daya Dukung Fasilitas dan Sumber Daya Lain
–
Etis, tidak berkenaan
dengan hal-hal yang bersifat etika, moral, nilai- nilai keyakinan.
2.8
Langkah Identifikasi dan
Merumuskan Prioritas Masalah Penelitian
1.
Persiapan
·
Formulasikan situasi masalah yang dihadapi
·
Identifikasi kesenjangan
·
Pelajari kepustakaan dan sumber informasi
·
Ramifikasi masalah
2.
Konfirmasi awal rumusan
masalah
·
Adakah Formulasi Adekuat?
·
Apakah Rumusan Sulit Dijawab?
·
Apakah Pertanyaan Studi Sudah Baik?
·
Apakah Studi Dapat Dilaksanakan (Feasible) ?
3.
Konfirmasi akhir pada Pakar
4.
Formulasi akhir rumusan
masalah
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Penelitian
epidemiologi adalah jenis penelitian yang mengkaji problema kesehatan dengan
pendekatan komunitas. Dengan penelitian epidemiologi dapat diungkap kejadian,
distribusi dan determinan suatu penyakit atau status kesehatan tertentu dalam
masyarakat, dan faktor-faktor risiko yang berperan pada suatu status kesehatan
atau penyakit tertentu.
Penelitian epidemiologi dapat
dibagi menurut beberapa pembagian,
yaitu :
·
Ada
atau tidaknya intervensi :
a)
Penelitian
Observasional / survei
b)
Penelitian
Eksperimental / intervensi
·
Menurut
cara analisis datanya :
a)
Penelitian diskriptif
b)
Penelitian analitik
·
Menurut
jangka waktunya :
a)
Penelitian Cross
Sectional/ Transversal
b)
Penelitian Kasus
Kontrol/ Longitudinal Retrospektif
c)
Penelitian Kohort/
Longitudinal Prospektif
3.2
Saran
Setelah mengetahui lebih jauh tentang desain
penelitian epidemiologi dan identifikasi masalah, maka sebaiknya mahasiswa
dapat menerapkannya ke masyarakat dengan penelitian-penelitian yang diadakan
khususnya penelitian mengenai epidemiologi.
DAFTAR PUSTAKA
https://epidemiolog.wordpress.com/2015/02/24/identifikasi-dan-prioritas-masalah-penelitian/amp/
https://www.scribd.com/document/342912576/DESAIN-EPIDEMIOLOGI-docx
https://www.scribd.com/document/253025443/Makalah-Ayu-Penelitian-Epidemiologi-Print
https://hendronurcahyo.wordpress.com/2013/07/02/tugas-epidemiologi-dasar/
2 comments:
Thankyou for sharing this useful information
you're welcomee :)
Posting Komentar