UA-115008529-1

Kamis, 21 Februari 2019

MAKALAH ANALISA GAS DARAH LENGKAP - ANALIS KESEHATAN

Posted by Sahabat Siput at Februari 21, 2019

MAKALAH KIMIA KLINIK
ANALISA GAS DARAH





Dosen Pengampu:
Disusun oleh: kelompok 10:


1.       Evan Dwi Nandes           (1613353021)
2.       Amalia Aslama                (1613353007)
3.       Aprilia Khiyarunnisa       (1613353024)
4.       Rima Afriana                   (1613353018)
5.        Fadhilah Ramadani         (1613353006)
6.       Salsabila                          (1613353002)
7.       Febri Yanti Santika         (1613353035)
8.       Dahmia Fitri Yanti          (1613353029)
9.       Shintia Dwi Cahya          (1613353040)
10.  Deby Rikika Putri            (1613353013)
11.  Kadek Ananda Putri        (1613353048)

POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG
PRODI  DIV ANALIS KESEHATAN
TAHUN 2016/2017


BAB II

ISI

2.1  Definisi Gas Darah
Pemeriksaan Analisa Gas Darah (Astrup) adalah  salah satu tindakan pemeriksaan laboratorium yang ditujukan ketika dibutuhkan informasi yang berhubungan dengan keseimbangan asam basa (Ph), jumlah oksigen, dan karbondioksida dalam darah pasien.  Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai fungsi kerja paru-paru dalam menghantarkan oksigen kedalam  sirkulasi darah dan mengambil karbondioksida dalam darah. Analisa gas darah meliputi PO2, Ph, HCO3, dan seturasi O2.
Analisa Gas Darah ( AGD ) atau sering disebut Blood Gas Analisa (BGA) merupakan pemeriksaan penting untuk penderita sakit kritis yang bertujuan untuk mengetahui atau mengevaluasi pertukaran Oksigen (O2),Karbondiosida ( CO2) dan status asam-basa dalam darah arteri.
Analisa gas darah (AGD) atau BGA (Blood Gas Analysis) biasanya dilakukan untuk mengkaji gangguan keseimbangan asam-basa yang disebabkan oleh gangguan pernafasan dan/atau gangguan metabolik. Komponen dasar AGD mencakup pH, PaCO2, PaO2, SO2, HCO3 dan BE (base excesses/kelebihan basa).Pemeriksaan gas darah dipakai untuk menilai : “Keseimbangan asam basa dalam tubuh, Kadar oksigenasi dalam darah, Kadar karbondioksida dalam darah”. Pada dasarnya pH atau derajat keasaman darah tergantung pada konsentrasi ion H+ dan dapat dipertahankan dalam batas normal melalui 3 faktor, yaitu:
1.      Mekanisme dapar kimia. Terdapat 4 macam dapar kimia dalam tubuh, yaitu:
·         Sistem dapar bikarbonat-asam karbonat
·         Sistem dapar fosfat
·         Sistem dapar protein
·         Sistem dapar hemoglobin
2.      Mekanisme pernafasan
3.      Mekanisme ginjal, mekanismenya terdiri dari
·         Reabsorpsi  ion HCO3-
·         Asidifikasi dari garam-garam dapar
·         Sekresi ammonia
2.2  Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan AGD
Sebuah analisis ABG mengevaluasi seberapa efektif paru-paru yang memberikan oksigen ke darah . Tes ini juga menunjukkan seberapa baik paru-paru dan ginjal yang berinteraksi untuk menjaga pH darah normal (keseimbangan asam-basa). Peneliatian ini biasanya dilakukan untuk menilai penyakit khususnya pernapasan dan kondisi lain yang dapat mempengaruhi paru-paru, dan sebagai pengelolaan pasien untuk terapi oksigen (terapi pernapasan). Selain itu, komponen asam-basa dari uji tes dapat memberikan informasi tentang fungsi ginjal.Adapun tujuan  lain dari dilakukannya pemeriksaan analisa gas darah,yaitu :
1.      Menilai fungsi respirasi (ventilasi).
2.      Menilai kapasitas oksigenasi.
3.      Menilai keseimbangan asam-basa.
4.      Mengetahui keadaan O2 dan metabolisme sel.
5.      Efisiensi pertukaran O2 dan CO2.
6.      Untuk mengetahui kadar CO2 dalam tubuh.
7.      Memperoleh darah arterial untuk analisa gas darah atau test diagnostik yang lain.
Adapun manfaat pada pemeriksaan analisa gas darah yaitu untuk menegakkan diagnosis, menentukan terapi, maupun untuk mengikuti perjalanan penyakit setelah mendapat terapi,serta mengkaji gangguan keseimbangan asam-basa yang disebabkan oleh gangguan pernafasan dan/atau gangguan metabolic dalam tubuh.

1.      Analisis gas darah digunakan untuk diagnosa dan pengelolaan :
·         Penyakit pernafasan
·         Pemberian oksigen
·         Kadar oksigenasi dalam darah
·         Kadar CO2
·         Keseimbangan asam-basa
·         Ventilasi
2.      Pemilihan bagian analisa gas darah :
a.       Kriteria tergantung pada :
·         Ada tidaknya sirkulasi koleteral
·         Seberapa besar arteri
·         Jenis jaringan yang mengelilingnya
b.      Bagian-bagian yang tidak boleh dipilih :
·         Adanya peradangan
·         Adanya iritasi
·         Adanya edema
·         Dekat dengan luka
·         Percabangan arteri dengan fistula
c.       AGD tidak perlu dilakukan apabila:
·         Hasil tidak akan memberikan pengaruh pada tindakan medis selanjutnya.
·         Mengikuti prosedurpemeriksaan yang ada, bukan karena adanya indikasi
·         Masih terdapat cara lain yang lebih mudah untuk mendapatkan hasil yang diinginkan
·         Komplikasi yang timbul daripada hasil AGD yang diharapkan.

2.3    Pengambilan Sample dan Analisa Pemeriksaan AGD
Sampel darah untuk pemeriksaan Analisa Gas Darah dapat dilakukan pada arteri radialis, arteri tibialis posterior, arteri dorsalis pedis, dan lain-lain. Arteri femoralis atau brakialis sebaiknya tidak digunakan jika masih ada alternatif lain, karena tidak mempunyai sirkulasi kolateral yang cukup untuk mengatasi bila terjadi spasme atau trombosis. Sedangkan arteri temporalis atau axillaris sebaiknya tidak digunakan karena adanya risiko emboli. Korelasi nilai sampel darah arteri dan kapiler bervariasi, baik untuk pH dan PCO2, tapi jelek untuk PaO2. Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan analisa gas darah:
1.      Gelembung udara
2.      Tekanan
Oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam sampel darah maka ia cenderung menyamakan tekanan sehingga bila tekanan oksigen sampel darah kurang dari 158 mmHg, maka hasilnya akan meningkat.
       Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy yang berarti proses mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture.

2.4 Lokasi Pengambilan Darah Arteri
Pengambilan darah arteri umumnya menggunakan arteri radialis di daerah pergelangan tangan. Jika tidak memungkinkan dapat dipilih arteri brachialis di daerah lengan atau arteri femoralis di lipat paha. Pengambilan darah harus dilakukan dengan hati-hati dan oleh tenaga terlatih.Sampel darah arteri umumnya digunakan untuk pemeriksaan analisa gas darah, yaitu:
1.      Arteri radialis
Yaitu arteri yang berada di pergelangan tangan pada posisi ibu jari. Terdapat sirkulasi kolateral (suplai darah dari beberapa arteri). Bila terjadi kerusakan RA pada saat pengambilan, ulnar arteri akan mensuplai darah ke tangan. Padahal ulnar arteri tidak boleh digunakan untuk ABG. Bila tidak ditemukan sirkulasi korateral, RA tidak boleh digunakan. Hematoma pada RA jarang terjadi karena adanya tekanan diatas ligamen dan tulang pada pergelangan.
Kesulitan:
1.      Ukuran arteri kecil.
2.      Sulit diperoleh kondisi pasien dengan curah jantung yang rendah.

2.      Arteri branchialis
Yaitu arteri yang berada pada medial anterior bagian antecubital fossa, terselipdiantara otot bisep. Ukuran arteri besar sehingga mudah untuk dipalpasi dan ditusuk. Sirkulasi koleteral cukup, tidak sebanyak RA.
Kesulitan :
1.      Letak arteri lebih dalam.
2.      Letaknya dekat dengan basilic vena dan syaraf median.
3.      Hematom mungkin terjadi.

3.      Arteri femoralis
Yaitu arteri yang paling besar untuk ABG. Berada pada permukaan paha bagian dalam, disebelah lateral tulang pubis. Dapat dilakukan ABG sekalipun pasien dengan curah jantung yang rendah. FA hanya digunakan dalam kondisi gawat darurat atau sulit mendapat arteri lain.
Kesulitan :
1.      Sirkulasi koleteral sedikit sehingga mudah terjadi infeksi pada tempat pengambilan
2.      Sulit untuk aseptis
3.      Pada orang tua, gangguan dinding arteri sebelah dalam
4.      Letaknya dekat dengan vena paha.
4.      Bagian arteri lainnya
1.      Pada bayi : arteri kulit kepala, arteri tali pusar.
2.      Pada orang dewasa : arteri dorsal pedis.

2.5 Prosedur Kerja
Pra analitik:
1.      Baca  status dan data klien untuk memastikan pengambilan AGD.
2.      Cek alat-alat yang akan digunakan.
3.      Cuci tangan.
4.      Beri salam dan panggil klien sesuai dengan namanya.
5.      Perkenalkan nama plebotomis.
6.      Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien.
7.      Jelaskan tujuan tindakan yang dilakukan.
8.      Beri kesempatan pada klien untuk bertanya.
9.      Tanyakan keluhan klien saat ini.
10.  Jaga privasi klien

Analitik:
1.      Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur klien
2.      Posisikan klien dengan nyaman
3.      Pakai sarung tangan sekali pakai
4.      Palpasi arteri radialis
5.      Hiperekstensikan pergelangan tangan klien di atas gulungan handuk
6.      Raba kembali arteri radialis dan palpasi pulsasi yang paling keras dengan menggunakan jari  telunjuk dan jari tengah
7.      Desinfeksi area yang akan dipungsi menggunakan yodium-povidin, kemudian diusap dengan kapas alkohol.
8.      Berikan anestesi lokal jika perlu.
9.      Bilas spuit ukuran 3 ml dengan sedikit heparin 1000 U/ml dan kemudian kosongkan spuit, biarkan heparin berada dalam jarum dan spuit
10.  Sambil mempalpasi arteri, masukkan jarum dengan sudut 45 ° sambil menstabilkan arteri klien dengan tangan yang lain
11.  Observasi adanya pulsasi (denyutan) aliran darah masuk spuit (apabila darah tidak bisa naik sendiri, kemungkinan pungsi mengenai vena).  Ambil darah 1 sampai 2 ml.
12.  Tarik spuit dari arteri, tekan bekas pungsi dengan menggunakan kasa 5-10 menit
13.  Buang udara yang berada dalam spuit, sumbat spuit dengan gabus atau karet
14.  Putar-putar spuit sehingga darah bercampur dengan heparin
15.  Tempatkan spuit di antara es yang sudah dipecah
16.  Ukur suhu dan  pernafasan klien.
17.  Beri label pada spesimen yang berisi nama, suhu, konsentrasi oksigen yang digunakan klien jika kilen menggunakan terapi oksigen
18.  Kirim segera darah ke laboratorium
19.  Beri plester dan kasa jika area bekas tusukan sudah tidak mengeluarkan darah (untu klien yang mendapat terapi antikoagulan, penekanan membutuhkan waktu yang lama)

Pasca analitik:
1.      Bereskan alat yang telah digunakan, lepas sarung tangan
2.      Cuci tangan
3.      Kaji respon klien setelah pengambilan AGD
4.      Berikan reinforcement positif pada klien
5.      Buat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
6.      Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
7.      Dokumentasikan di dalam catatan keperawatan waktu pemeriksaan AGD, dari sebelah mana darah diambil dan respon klien.

2.6   Indikasi Analisa Gas Darah
Indikasi dilakukannya pemeriksaan Analisa Gas Darah (AGD) yaitu :
Pasien dengan penyakit  obstruksi paru kronik
a.       Penyakit paru obstruktif kronis
Yang ditandai dengan adanya hambatan aliran udara pada saluran napas yang bersifat progresif non reversible ataupun reversible parsial. Terdiri dari 2 macam jenis yaitu bronchitis kronis dan emfisema, tetapi bisa juga gabungan antar keduanya.
b.      Pasien dengan edema pulmo
Pulmonary edema terjadi ketika alveoli dipenuhi dengan kelebihan cairan yang merembes keluar dari pembuluh-pembuluh darah dalam paru sebagai gantinya udara. Ini dapat menyebabkan persoalan-persoalan dengan pertukaran gas (oksigen dan karbon dioksida), berakibat pada kesulitan bernapas dan pengoksigenan darah yang buruk. Adakalanya, ini dapat dirujuk sebagai "air dalam paru-paru" ketika menggambarkan kondisi ini pada pasien-pasien. Pulmonary edema dapat disebabkan oleh banyak faktor-faktor yang berbeda. Ia dapat dihubungkan pada gagal jantung, disebut cardiogenic pulmonary edema, atau dihubungkan pada sebab-sebab lain, dirujuk sebagai non-cardiogenic pulmonary edema.
c.       Pasien akut respiratori distress sindrom (ARDS)
ARDS terjadi sebagai akibat cedera atau trauma pada membran alveolar kapiler yang mengakibatkan kebocoran cairan kedalam ruang interstisiel alveolar dan perubahan dalarn jaring- jaring kapiler , terdapat ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi yang jelas akibat-akibat kerusakan pertukaran gas dan pengalihan ekstansif darah dalam paru-.paru. ARDS menyebabkan penurunan dalam pembentukan surfaktan , yang mengarah pada kolaps alveolar . Komplians paru menjadi sangat menurun atau paru- paru menjadi kaku akibatnya adalah penurunan karakteristik dalam kapasitas residual fungsional, hipoksia berat dan hipokapnia.
d.      Infark miokard
Infark miokard adalah perkembangan cepat dari nekrosis otot jantung yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Klinis sangat mencemaskan karena sering berupa serangan mendadak umumya pada pria 35-55 tahun, tanpa gejala pendahuluan.
e.       Pneumonia
Pneumonia merupakan penyakit dari paru-paru dan sistem  dimana alveoli(mikroskopik udara mengisi kantong dari paru yang bertanggung jawab untuk menyerap oksigen dari atmosfer) menjadi radang dan dengan penimbunan cairan.Pneumonia disebabkan oleh berbagai macam sebab,meliputi infeksi karena bakteri,virus,jamur atau parasit. Pneumonia juga dapat terjadi karena bahan kimia atau kerusakan fisik dari paru-paru, atau secara tak langsung dari penyakit lain seperti kanker paru atau penggunaan alkohol.


f.       Pasien syok
Syok merupakan suatu sindrom klinik yang terjadi jika sirkulasi darah arteri tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. Perfusi jaringan yang adekuat tergantung pada 3 faktor utama, yaitu curah jantung, volume darah, dan pembuluh darah. Jika salah satu dari ketiga faktor penentu ini kacau dan faktor lain tidak dapat melakukan kompensasi maka akan terjadi syok. Pada syok juga terjadi hipoperfusi jaringan yang menyebabkan gangguan nutrisi dan metabolism sel sehingga seringkali menyebabkan kematian pada pasien.
g.      Post pembedahan coronary arteri baypass
Coronary Artery Bypass Graft adalah terjadinya suatu respon inflamasi sistemik pada derajat tertentu dimana hal tersebut ditandai dengan hipotensi yang menetap, demam yang bukan disebabkan karena infeksi, DIC, oedem jaringan yang luas, dan kegagalan beberapa organ tubuh. Penyebab inflamasi sistemik ini dapat disebabkan oleh suatu respon banyak hal, antara lain oleh karena penggunaan Cardiopulmonary Bypass (Surahman, 2010).
h.      Resusitasi cardiac arrest
Penyebab utama dari cardiac arrest adalah aritmia, yang dicetuskan oleh beberapa faktor,diantaranya penyakit jantung koroner, stress fisik (perdarahan yang banyak, sengatan listrik,kekurangan oksigen akibat tersedak, tenggelam ataupun serangan asma yang berat), kelainan bawaan, perubahan struktur jantung (akibat penyakit katup atau otot jantung) dan obat-obatan.Penyebab lain cardiac arrest adalah tamponade jantung dan tension pneumothorax. Sebagai akibat dari henti jantung, peredaran darah akan berhenti. Berhentinya peredaran darahmencegah aliran oksigen untuk semua organ tubuh. Organ-organ tubuh akan mulai berhenti berfungsi akibat tidak adanya suplai oksigen, termasuk otak. Hypoxia cerebral atau ketiadaan oksigen ke otak, menyebabkan korban kehilangan kesadaran dan berhenti bernapas normal.Kerusakan otak mungkin terjadi jika cardiac arrest tidak ditangani dalam 5 menit dan selanjutnyaakan terjadi kematian dalam 10 menit. Jika cardiac arrest dapat dideteksi dan ditangani dengansegera, kerusakan organ yang serius seperti kerusakan otak, ataupun kematian mungkin bisa dicegah.                                                       




BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
·         Pemeriksaan Analisa Gas Darah (Astrup) adalah  salah satu tindakan pemeriksaan laboratorium yang ditujukan ketika dibutuhkan informasi yang berhubungan dengan keseimbangan asam basa (Ph), jumlah oksigen, dan karbondioksida dalam darah pasien
·         Analisa gas darah meliputi PO2, Ph, HCO3, dan seturasi O2.
·         Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan AGD adalah Sebuah analisis ABG mengevaluasi seberapa efektif paru-paru yang memberikan oksigen ke darah, . Tes ini juga menunjukkan seberapa baik paru-paru dan ginjal yang berinteraksi untuk menjaga pH darah normal (keseimbangan asam-basa).
·         Sampel darah untuk pemeriksaan Analisa Gas Darah dapat dilakukan pada arteri radialis, arteri tibialis posterior, arteri dorsalis pedis, dan lain-lain.



DAFTAR PUSTAKA

-Analisis Gas Darah dan Manajemen  Asam Basa.  Diakses dari http://hanif.web.ugm.ac.id/analisa-gas-darah-dan-managemen-asam-basa.html
-Base Exess. Diakses dari wikipedia, the free encyclopedia.
-edikurniawanhulu.blogspot.com/2013/08/analisa-gas-darah.html?m=1
-rizalpayawan.blogspot.com/2015/06/makalah-analisa-gas-darah.html?m=1

0 comments:

Posting Komentar

 

SAHABAT SIPUT Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea