UA-115008529-1

Kamis, 08 Agustus 2019

MAKALAH HEMATOLOGI/PHLEBOTOMI LENGKAP - PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI DARAH

Posted by Sahabat Siput at Agustus 08, 2019





BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar belakang

            Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme. Objek kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea. Virus sering juga dimasukkan walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk hidup.Dalam tubuh manusia, keberadaan mikroorganisme dapat diidentifikasi dengan dilakukannya kultur mikrobiologi.  Sampel dari pemeriksaan darah dalam keadaan normal mengandung mikroba. Biasanya mikroba ditemukan didalam darah  berasal dari luar tubuh dari bagian- bagian tubuh. Pencemaran mikroba dalam darah terutama berasal dari kulit, karena itu pengambilan bahan pemeriksaan harus didahului dengan membersihkan kulit dengan baik.
            Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang hidup untuk sementara atau menetap didalam maupun permukaan organisme lain dengan maksut untuk mengambil sebagian atau seluruh kebutuhan makannannya serta mendapat perlindungan dari organisme lain tersebut. Organisme yang mengambil makanan serta mendapat perlindungan dari organisme lain tersebut parasit sedangkan organisme yang mengandung parasit disebut hospes atau tuan rumah. Didalam tbuh manusia parasit dapat ditemukan pada bebebrapa bagian tubuh, salah satunya yaitu darah. Contoh parasitnya dapat ditemukan dalam darah yaitu mikroilaria, trypanosoma spp, dan plasmodium.
            Pemeriksaan laboratorium menegakkan diagnose filarial adalah pemeriksaan secara mikroskop pada sediaan darah kapiler. Pengambilan sampel darah dilakukan pada pukul 22.00 malam sampai 02.00 dini hari sesuai perioisitas dari spesies cacing ilaria.. Namun saat ini dipasaran telah tersedia immunochromatograp iccard test (ICT) yang mempunyai sensitifitas dan spesifitas yang tinggi. Teknik ini untuk mendekteksi adanya antigen dari W. Bancorfti dari sampel dengan membutuhkan 100Ul darah. Ada pula uji cepaat untuk mendeteksi antibody terhadap Brugia spcies ( Bugia Rapid Test). Pengambilan sampel darah dapatt dilakukan pada siang hari   maupun malam hari. 
1.2  Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini, adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana pemeriksaan mikrobiologi darah ?
2.      Bagaimana pengambilan pengambilan dan preparasi sampel mikrobiologi ?
3.      Bagaimana prosedur pemeriksaan kultur darah mikrobiologi ?
4.      Bagaimana pemeriksaan parasitologi darah ?
5.      Bagaimana pemeriksaan, pengambilan, dan pembuatan sediaan darah sampel parasitologi?


1.3  Tujuan Penulisan
Berdasarkan dengan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penyunan makalah ini adalah:
1.      Mengetahui pemeriksaan mikrobiologi darah
2.      Mengetahui pengambilan pengambilan dan preparasi sampel mikrobiologi
3.      Mengetahui prosedur pemeriksaan kultur darah mikrobiologi
4.      Mengetahui pemeriksaan parasitologi darah
5.      Mengetahui pemeriksaan, pengambilan, dan pembuatan sediaan darah sampel parasitologi

   







       BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemeriksaan Mikrobiologi Darah
Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme. Objek kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea. Virus sering juga dimasukkan walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk hidup. Dalam tubuh manusia, keberadaan mikroorganisme dapat diidentifikasi dengan dilakukannya kultur mikrobiologi.
Pengambilan dan Preparasi Sampel Mikrobiologi
            Darah dalam keadaan normal tidak mengandung mikroba. Biasanya mikroba yang ditemukan di dalam darah berasal dari luar tubuh atau dari bagian- bagian tubuh lain. Pencemaran mikroba dalam darah terutama berasal dari kulit, karena itu pengambilan bahan pemeriksaan harus didahului dengan membersihkan kulit dengan baik. Prosedur pengambilan darah untuk pemeriksaan mikrobiologi :
            1) Periksa terlebih dahulu vena yang kan diambil darahnya.
            2) Bersihkan kulit dengan alcohol 70%
            3) Bersihkan kulit dengan iodine 3.5% (dapat dibersihkan lagi dengan alcohol 70%),                                     jangan melakukan palpasi lagi untuk mencari vena setelah kulit dibersihkan.
            4)Ambil darah, jumlah darah yang diambil bergantung pada jenis  pemeriksaan dan pada                              jenis mikroba yang diduga ada dalam darah tersebut. Misalnya pada infeksi Staphylococcus,tipus    abdo,inalis atau pada bakterimia akut yang disebabkan oleh Pneumococcus atau Meningococcus           jumlah bakteri tersebut per ml darah cukup banyak, sehingga jumlah darah yang diambil tidak    perlu terlalu banyak. Sebaliknya, jumlah bakteri Gram negatif didalam darah sangat jarang,      sehingga diperlukan jumlah darah yang cukup  banyak untuk dapat mengisolasi bakteri tersebut.
            5) Bila darah diperlukan untuk dikirim ke laboratorium, darah di masukan kedalam tabung steril      bersama antikoagulannya atau dimasukan kedalam media transport. Pemeriksaan sampel darah          harus segera mungkin dilakukan karena mikroba dalam darah akan terpengaruh oleh sel-sel darah   tersebut, maupun oleh zat-zat lain yang terdapat didalam darah tersebut, misalnya pengaruh                antibiotik. Bahan  pemeriksaan darah yang akan diisolasi dengan cara dituang  pada lempeng     agar, maka harus dicampur dengan suatu antikoagulasi juga. Biasanya antikoagulasi yang dapat                      digunakan adalah larutan natrium sitrat 2% sebanyak 3 ml, heparin 1mg atau polianetol sulfonat.      Untuk mencegah hasil  pemeriksaan false positif dengan mengisolasi mikroba yang sebenarnya             namun ternyata merupakan mikroba hasil  pencemaran/kontaminasi dari sampel pemeriksaan          darah, maka  perlu diperhatikan cara-cara pe ngiriman sampel pemriksaan tersebut.

Kultur Darah Pada Pemeriksaan Mikrobiologi
Tes kultur darah akan direkomendasikan jika diduga adanya bakteremia. Gejala-gejala bakteremia yang dapat diamati, antara lain adalah:
·         Sakit kepala.
·         Lemas.
·         Sesak napas.
·         Menggigil.
·         Demam.
·         Jantung berdebar (palpitasi).
·         Nyeri otot.
Jika tidak ditangani dengan baik, bakteremia dapat berkembang menjadi sepsis yang dapat disertai dengan kerusakan berbagai organ dalam tubuh. Gejala sepsis dapat berupa gejala bakteremia yang sudah ada sebelumnya, ditambah dengan gejala berikut:
·         Pusing.
·         Mual.
·         Kulit berbintik-bintik.
·         Penurunan tekanan darah.
·         Penurunan kesadaran.
·         Produksi urine berkurang. Fungsi organ tubuh menurun
Terjadi penggumpalan darah di banyak pembuluh darah. Kultur darah lebih direkomendasikan bagi seseorang yang diduga mengalami bakteremia setelah menjalani pembedahan, menjalani operasi katup jantung, atau sedang menjalani pengobatan dengan obat imunosupresif. Pasien yang baru menjalani prosedur-prosedur medis tersebut memiliki risiko tinggi menjadi sepsis. Selain itu, kultur darah juga direkomendasikan bagi bayi dan anak-anak yang diduga menderita infeksi, meskipun tidak menimbulkan gejala apa pun. Beberapa faktor risiko lainnya yang juga membuat seseorang lebih mudah menderita bakteremia dan dianjurkan menjalani prosedur kultur darah, antara lain :
·         Menderita diabetes.
·         Menderita kanker.
·         Menderita penyakit autoimun.
·         Menderita HIV atau AIDS.

Persiapan Kultur Darah

Umumnya pasien yang akan menjalani tes kultur darah tidak memerlukan persiapan khusus. Akan tetapi, pasien diharuskan untuk memberitahukan dokter terkait obat-obatan (terutama antibiotik atau antijamur) dan suplemen makanan yang sedang digunakan karena dikhawatikan dapat memengaruhi hasil kultur darah.

Prosedur Pengambilan Sampel Darah Vena

1.      Persiapkan alat-alat yang diperlukan : jarum, kapas alkohol 70%, tali pembendung (turniket), plester, tabung vakum.
2.      Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.
3.      Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien senyaman mungkin.
       4.   Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.
       5.   Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien minum obat
            
tertentu, tidak puasa dsb.
      
6.   Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
       7.  
Minta pasien mengepalkan tangan.Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat
           
 siku.
      8.  Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan
          
posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena
      
   tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5
         
menit daerah lengan.
     9.  Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering.
         
Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
    10. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Masukkan tabung ke dalam  
         
holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap pada tabung, maka darah akan   
         
mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti mengalir. Jika memerlukan   
         
beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan tabung kedua, begitu
         
seterusnya.
     11.Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil kira-
         
kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
         
Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas beberapa sat lalu
         
plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum turniket dibuka.
Kriteria sampel yang dapat di terima:
1.Lokasi pengambilan yang benar
2.Waktu pengambilan yang benar
3.Volume yang di ambil cukup
4.Cara mengambil benar
5.Wadah penampung benar
6.Ada identitas
Kriteria pengumpulan specimen:
1.Perlu data
2.Sampel cukup
3.Media transport benar
4.Pengiriman sesegera mungkin

Kriteria sampel yang di tolak:
1.Identitas pasien salah/tidak lengkap
2.Volume specimen kurang
3.Wadah tidak sesuai
4.Pengiriman/penyimpanan specimen salah
6.Tidak diketahui waktu dan lkasi pengambilan sampel

Image result for pemeriksaan kultur darah


Prosedur Pemeriksaan Kultur Darah
Sampel darah yang sudah diambil dari pasien akan ditumbuhkan dalam medium khusus, umumnya medium berbentuk cair. Medium yang sudah ditambahkan sampel darah dari pasien akan disimpan di dalam ruang penyimpanan khusus untuk menumbuhkan mikroorganisme yang diduga terdapat pada darah. Lama dan kondisi penyimpanan sampel darah akan berbeda-beda tergantung kepada jenis bakteri yang ingin dilihat. Lama rata-rata waktu bakteri untuk berkembang biak adalah 5 hari, meskipun beberapa bakteri dapat memakan waktu hingga 4 minggu.Adapun media yang dapat di gunakan pada kultur darah adalah : sc , ss agar ,MacConkey agar .
Jika hasil kultur darah seseorang menunjukkan hasil positif, yang menandakan adanya bakteri dalam darah, dokter dapat melakukan tes resistensi bakteri terhadap antibiotik. Tes resistensi bakteri bertujuan untuk menentukan jenis antibiotik yang paling efektif dalam membasmi bakteri tersebut. Tes resistensi bakteri biasanya dilakukan selama 24-48 jam.
Jika kultur darah dari beberapa sampel menunjukkan hasil yang berbeda, misalnya dari sampel darah lengan menunjukkan hasil positif sedangkan dari bagian lain negatif, dapat diduga bahwa terjadi infeksi pada kulit atau terdapat kontaminasi pada sampel. Jika kultur darah tidak menunjukkan pertumbuhan mikroba apa pun selama beberapa hari inkubasi, kultur darah dapat dikatakan memberikan hasil negatif. Jika hasil tes kultur darah negatif namun gejala-gejala terjadinya infeksi tetap ada, dokter dapat merekomendasikan pasien menjalani tes tambahan untuk memastikan adanya infeksi.
Perlu diingat bahwa untuk mendeteksi infeksi virus menggunakan kultur darah, diperlukan medium tumbuh khusus yang berbeda dengan medium tumbuh untuk bakteri atau jamur. Dokter akan merekomendasikan pasien untuk menjalani tes lain jika diduga menderita infeksi virus.

Setelah Kultur Darah

Apabila hasil tes kultur darah menunjukkan adanya infeksi mikroorganisme dalam darah, dokter akan memberikan pengobatan antibiotik atau antijamur sesuai dengan mikroba yang menyebabkan infeksi. Jika yang menyebabkan infeksi adalah bakteri, dokter akan memberikan pengobatan antibiotik berspektrum luas melalui suntikan. Jika melalui tes resistensi bakteri sudah diketahui jenis antibiotik yang efektif, dokter akan memberikan pengobatan antibiotik sesuai dengan hasil tes resistensi.
B. Pemeriksaan Parasitologi Darah
Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang hidup untuk sementara atau menetap di dalam atau pada permukaan organisme lain dengan maksud untuk mengambil sebagian atau seluruh kebutuhan makanannya serta mendapat perlindungan dari organisme lain tersebut. Organisme yang mengambil makanan serta mendapat perlindungan dari organisme lain tersebut disebut parasit (sites artinya makanan, parasit artinya orang yang ikut makan), sedang-kan organisme yang mengandung parasit disebut hospes atau tuan rumah.
Didalam tubuh manusia parasit dapat ditemukan pada beberapa bagian tubuh, salah satunya yaitu darah. Contoh parasit yang dapat ditemukan dalam darah yaitu mikrofilaria, trypanosoma spp, dan plasmodium.
1. Mikrofilaria
Image result for mikrofilaria
Beberapa penyakit tropis yang terabaikan (Neglected Tropical Diseases, NTD) masih ditemukan      pada populasi miskin di negara berkembang. Terdapat 17 jenis penyakit NTD yang berasal dari 4 jenis agen/penyebab penyakit yang berbeda yaitu virus, bakteri, cacing, maupun protozoa. Salah satu penyakit NTD yang disebabkan oleh cacing dan saat ini masih ditemukan di Indonesia  adalah lymphatic filariasis.
Lymphatic filariasis atau lebih dikenal sebagai penyakit kaki gajah (elephantiasis) adalah penyakit infeksi akibat cacing filaria (mikrofilaria). Ada 3 spesies mikrofilaria penyebab penyakit ini yaitu Wuchereria bancrofti (ditemukan pada 90% kasus filariasis di dunia), Brugia malayi, dan Brugia timori. Semua spesies tersebut terdapat di Indonesia, namun lebih dari 70% kasus filariasis di Indonesia disebabkan oleh Brugia malayi.
Manusia terinfeksi melalui gigitan nyamuk vektor yang mengandung larva infektif (L3) dari spesies mikrofilaria tersebut. Meskipun jarang menimbulkan kematian, cacing filaria yang berkembangbiak di dalam pembuluh limfe akan menyebabkan kerusakan dan penyumbatan pada        saluran limfatik dan pada stadium akhir dari kasus kronis sering ditemukan pembengkakan       (kecacatan) pada kaki, tangan, maupun organ genital. Upaya pencegahan dan infeksi awal dapat dilakukan dengan pemberian obat anti-filaria. Namun pada kondisi yang sudah terjadi    pembengkakan diperlukan langkah dan tata laksana kasus yang berbeda.
Diagnosa Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosa filaria adalah pemeriksaan secara mikroskopis pada sediaan darah kapiler. Pengambilan sampel darah dilakukan pada pukul 22.00 malam sampai 02.00 dini hari sesuai periodisitas dari spesies cacing filaria. Namun saat ini di pasaran telah tersedia kit immunochromatographic card test (ICT) yang mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi. Teknik ini untuk mendeteksi adanya antigen dari W. bancrofti dari sampel dengan membutuhkan 100 uL darah. Ada pula uji cepat untuk mendeteksi antibodi terhadap Brugia spesies (Brugia Rapid Test). Pengambilan sampel darah dapat dilakukan pada siang maupun malam hari.
Teknik pemeriksaan filaria pada sediaan darah kapiler :
a. Pembuatan Sediaan Darah kapiler untuk Pemeriksaan Mikrofilaria dalam Darah Tepi
1. Gunakan sarung tangan sebelum memulai proses
2. Siapkan kaca slide berlabel yang bersih dan bebas lemak, beri label/kode;
3. Bersihkan ujung jari pasien yang akan diambil darahnya (jari tengah atau jari manis) dengan kapas alkohol dan keringkan dengan kapas atau tisu yang bersih;
4. Tusuk sisi bagian dalam jari dengan menggunakan jarum penusuk yang steril;
5. Tekan jari tersebut dengan lembut dan kumpulkan 60 uL darah ke dalam tabung kapiler non heparin
    yang telah ditera;
6.Posisikan tabung kapiler secara horizontal (merata) saat mengumpulkan darah agar darah dapat masuk
    ke dalam tabung dengan lancar;
7.Bersihkan sisa darah pada ujung jari dengan kapas dan pasien diminta memegang kapas tersebut
    sampai darah berhenti mengalir;
8. Teteskan darah dalam tabung kapiler di tiga titik pada permukaan kaca slide secara berseling (masing
     masing titik 20 uL darah). Dengan tutup jarum penusuk, ratakan darah membentuk tiga jalur paralel
     seperti pada gambar 1 dibawah ini (masing-masing jalur paralel darah berukuran lebar X panjang =
     0,5 X 4 cm). Untuk memudahkan dapat diletakkan pola panjang hapusan darah di bawah kaca slide;
9. Biarkan sediaan darah pada kaca slide mengering dengan menempatkannya pada posisi horizontal di
    tempat yang aman sampai proses pengumpulan darah selesai.

b. Pewarnaan Sedian Darah Jari
1. Lakukan pewarnaan sediaan darah ketika sudah kering sempurna dengan bantuan udara;
2. Dehemoglobinasi sediaan darah menggunakan air suling atau air kemasan botol merek tertentu yang memiliki pH 7,2 dengan cara merendam sediaan darah di dalam air sampai air berwarna merah dan jalur paralel darah pada slide berwarna putih susu. Buang air dengan hati-hati, kemudian susun slide dalam rak pewarnaan dan dibiarkan mengering di udara selama 10-20 menit;
3. Teteskan metanol pada slide yang sudah kering selama 1 menit;
4. Lanjutkan dengan pewarnaan menggunakan larutan Giemsa 3% selama 30 menit;
5. Bersihkan warna larutan Giemsa yang menempel pada kaca slide dengan mencelupkannya ke dalam air kemudian slide dibiarkan kering sempurna dengan bantuan udara. Slide diposisikan berdiri dengan kemiringan 45 derajat agar air dapat mengalir turun. Apabila tidak dapat langsung diperiksa, simpan slide di dalam kotak slide.
c. Pemeriksaan Mikroskopis
1. Untuk menemukan filaria pada preparat digunakan perbesaran obyektif 10X10;
2. Jumlah mikrofilaria yang ditemukan di semua lapangan pandang dihitung. Agar tidak terlewatkan dan setiap lapangan pandang dapat diperiksa, pengamatan dimulai dari tepi kiri kemudian digeser ke kanan sampai tepi preparat. Dilanjutkan ke bidang pandang berikutnya dan menggeser ke arah yang berlawanan ke tepi lagi.

2. Trypanosoma spp
Image result for trypanosoma spp

Penyakit surra merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh Trypqmosa spp (Luckins et al.1992: Dargantes et al., 2005. Trypanosoma spp  banyak ditemukqlan dalam darah atau jaringan organisme yang terinfeksi. Parasit ini ditularkan secara mekanis oleh vektor lalat penghisap darah seperti Tabanus sp dan Stomoxys sp. Trypanosoma sp dalam darah dapat diperiksa dengan menggunakan metode MHCT.
Pemeriksaan MHCTPemeriksaan MHCT yang dilakukan adalah menurut Woo (1969). Sampel yang diperiksa berupa darah segar organisme tersangka sakit. Metode ini dilakukan hanya untuk diagnosa penyakit SURRA. Prinsip dari metoda mikrohematokrit ini adalah pemisahan sel darah merah dan plasma setelah proses sentrifugasi. Suatu lapisan yang terletak di antara keduanya disebut ‘’buffy coat’’ adalah tempat ditemukannya Trypanosama spp.
Cara pemeriksaan MHCT
            1). Sampel darah ditampung dalam tabung yang mengandung antikoagulan EDTA dimasukan ke      dalam tabung mikrohematokrit kira kira 2/4 bagian dari isi tabung kapiler tersebut.
            2). Salah satu ujung tabung mikrohematokrit ditutup dengan eritoseal sumbat
            3). Buka penutup ‘plate’ tempat tabung kapiler dan letakkan tabung berisi darah pada ‘plate’            dengan bagian ujung kapiler yang disumbat berada diluar. Kemuadian ‘plate’ ditutup kembali.
            4). Putar alat sentrifus mikrohematokrit selama 5 menit dengan kecepatan 12.000 rpm
            5). Tabung kapiler ditempatkan pada gelas preparat khusus yang ada celah ditengahnya.       Kemudian diperiksa di bawah mikroskop dengan pembesaran:Okuler 10× dan objektif 20× atau            10×
            6). T. Evansi diperiksa dengan cara mengarahkan lensa mikroskop dibatas ‘’buffy coat’’.


3. Plasmodium
      

Image result for Plasmodium
Plasmodium Falciparum
Image result for Plasmodium
Plasmodium malariae

Penyakit Malaria merupakan penyakit infeksi parasit, disebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk sporofit didalam darah. Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia dan splenomegali. penyakit menular ini sangat dominan di daerah tropis dan sub-tropis, apabila diabaikan dapat menjadi penyakit yang serius. Parasit penyebab malaria seperti malaria jenis Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium malarie, Plasmodium ovale, dan Plasmodium knowlesi dapat  menyebabkan kematian.Plasmodium merupakan suatu protozoa yang mampu ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamukAnopheles betina (Widiyono, 2011).
Penyakit Filariasis adalah penyakit yang mengenai kelenjar dan saluran limfe, disebabkan oleh parasit golongan nematoda yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. Penularan penyakit filariasis bancrofti dapat terjadi melalui gigitan nyamuk Culex quinquefasciatus, Patologi dan gejala klinis penyakit filariasis dapat berupa limfadenitis dan limfangitis retrograd pada stadium akut, hidrokel, kilurian, dan limfodema (elephantiasis) yang mengenai seluruh kaki atau lengan, skrotum, vagina dan payudara pada stadium kronis.
Pemeriksaan dengan sediaan darah
Sediaan darah yang digunakan untuk pemeriksaan dan identifikasi parasit Malaria ada dua jenis dalam satu slide, yaitu sediaan darah tebal dan sediaan darah tipis.
a.       Sediaan Darah Tebal
Sediaan darah tebal terdiri dari sejumlah besar sel darah merah yang terhemolisis, terutama bagian sitoplasma yang mengalami kerusakan sehingga parasit yang ditemukan umumnya tidak utuh. Diagnosis tidak apat dibuat bila hanya melihat 1-2 parasit. Untuk itu diagnosis harus memerlukan pemeriksaan banyak parasit. Volume darah yang diambil dan parasit yang terkandung dalam darah akan terkonsentrasi pada area yang lebih kecil sehingga pemeriksaan sediaan darah menjadi cepat. Oleh karena itu dalam penegakan diagnosis malaria menggunakan sediaan darah tebal (Irianto, 2013). Inti sel leukosit biru lembayung tua, hanya granula pada eosinofil yang tampak karena giemsa mengandung eosin yang merupakan pewarna asam. Trombosit berwarna lembayung muda dan berkelompok. Parasit tampak kecil, batas sitoplasma sering tidak nyata. Parasit berbentuk seperti “koma” atau “tanda seru” atau “burung terbang”. Tropozoit sudah agak matang tampak pigmen.
b.       Sediaan Darah Tipis
Sediaan darah tipis terdiri dari sel darah merah yang lebih tersebar dan tidak saling melekat satu sama lain. Volume darah yang diambil sedikit tetapi bidang sediaan luas sehingga sediaan darah tipis digunakan untuk membantu identifikasi spesiesPlasmodium setelah ditemukan parasit malaria dalam sediaan darah tebal (Irianto, 2013).
Pengambilan Sediaan Darah
Pengambilan darah pada pemeriksaan malaria dapat diambil sewaktu-waktu. Karena seluruh stadium Plasmodium terjadi dalam darah. Siklus ini dinamakan siklus eritrositer. Bahan pemeriksaan darah terbaik yaitu darah ujung jari sedikit ke tepi. Untuk orang dewasa cukup diujung jari manis sebelah kiri karena biasanya jari bagian tersebut jarang digunakan untuk aktivitas. Anak-anak umur 2-3 tahun dilakukan pada ujung ibu jari kaki. Pada bayi bisa dilakukan di tumit karena apabila dilakukan di jari tangan atau jari kaki kemungkinan terjadinya perdarahan sulit berhenti. Sebelum darah diambil jari harus diusap dengan kapas beralkohol untuk menghilangkan kotoran dan keringat kemudian diusap dengan kapas kering serta untuk memperbesar pembuluh darah tepi.
Apabila menggunakan darah vena, sebaiknya darah yang digunakan adalah darah yang belum tercampur dengan koagulan. Sediaan darah harus segera dibuat sebelum darah membeku. Apabila menggunakan darah dengan anti koagulan harus segera dibuat sediaan darah, karena bila sudah lebih dari 1 jam, jumlah parasit berkurang dan morfologi dapat berubah. Untuk darah yang dimasukkan ke dalam tabung berisi anti koagulan, tabung harus diisi penuh dengan darah yang akan diperiksa.
Pembuatan Sediaan Darah
Pembuatan sediaan darah mikfrofikaria menggunakan sediaan darah tebal dam tipis.  Setelah darah keluar, darah pertama harus dibuang dengan diusap dengan kapas kering untuk mengurangi trombosit yang akan menempel pada sediaan darah. Karena trombosit akan mempercepat pembekuan darah dan sedian darah yang terbentuk akan kurang bagus u ntuk diperiksa. Lalu ujung jari ditekan kembali hingga darah keluar. Darah yang keluar selanjutnya ditempelkan diatas kaca sediaan cukup 3 tetes. Untuk sediaan darah tipis hanya dengan menempelkan ujung slide lain diambil dari tetesan darah setelah itu digeser dengan sudut 450 dengan cepat kearah yang berlawanan dengan tetes darah tebal. Sediaan darah tebal cukup diratakan dengan ujung sudut kaca objek lain  dengan gerak memutar dan kembali ke tengah dengan diameter 1 cm.
Label/etiket ditempel pada bagian ujung slide dekat dengan sediaan darah tebal. Pada label dituliskan kode/initial nama/tanggal pembuatan. Sediaan darah kemudian dikeringkan pada suhu ruangan selama 24 jam.
Sediaan darah dihemolisis terlebih dahulu sebelum difiksasi dengan cara ditetesi dengan aquades lalu dibiarkan selama 10-15 menit kemudian dikeringkan. Tujuan dari hemolisis yaitu agar hemoglobin dalam eritrosit dapat terangkat sehingga pemeriksaan dan identifikasi parasit dalam darah menjadi jelas. Sediaan darah tipis kemudian difiksasi dengan methanol , kemudian dikeringkan. Tujuan fiksasi yaitu agar sediaan darah tidak mudah terlepas dan rusak dan hanya dilakukan pada sediaan darah tipis karena sediaan darah tipis menngandung komponen yang lebih sedikit.
Pewarnaan yang digunakan adalah pewarnaan sedang yaitu 3 tetes giemsa stock dicampur dengan 30 tetes buffer dengan perbandingan 1:10. Kemudian larutan giemsa tersebut diteteskan diatas sediaan darah dan didiamkan selama 15-25 menit. Setelah kering sediaan darah dialiri aquades secara perlahan-lahan lalu dikeringkan . Setelah kering sediaan darah dapat diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran awal 40 kali lalu dinaikkan menjadi 100 kali.








BAB III
PENUTUP

2.1 Kesimpulan
Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme. Objek kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea. Virus sering juga dimasukkan walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk hidup.Dalam tubuh manusia, keberadaan mikroorganisme dapat diidentifikasi dengan dilakukannya kultur mikrobiologi.
            Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang hidup untuk sementara atau menetap didalam maupun permukaan organisme lain dengan maksut untuk mengambil sebagian atau seluruh kebutuhan makannannya serta mendapat perlindungan dari organisme lain tersebut. Organisme yang mengambil makanan serta mendapat perlindungan dari organisme lain. Pemerikaan parasitologi darah dengan dilakukannya pemeriksaan pembuatan sedian hapusan darah.

2.2 Saran
Dengan penulis makalah ini, penulis mengharapkan kepada pembaca agar dapat mengetahui, mengerti dan mempelajari materi plebotomi tentang  jumlah sampel berdasarkan jenis pemeriksaan parasitologi dan mikrobiologi.










DAFTAR PUSTAKA


-         com.cdn.ampproject.org/v/s/cindaiarlin.wordpress.com/2015/08/24/pemeriksaan-parasit-
-         darah/amp/?amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQECAFYAQ%3D%3D#referrer=https%3A%2F
-         2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fcindaiarlin.wordpres
-         s.com%2F2015%2F08%2F24%2Fpemeriksaan-parasit-darah%2F
-         https://juldi-rivai.blogspot.com/2017/03/laporan-praktikum-pemeriksaan-malaria.html?m=1


0 comments:

Posting Komentar

 

SAHABAT SIPUT Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea