MAKALAH BAHASA INDONESIA
TATA KATA BAHASA INDONESIA
Dosen
Pengampu : Dr.Nurlaksana Eko, M.pd.
KELOMPOK 7
Kelas : DIV
ANALIS KESEHATAN
Disusun
oleh:
1.
Beta Lutfi Ayu Nastiti (1613353004)
2.
Ayu Arliyani (1613353005)
3.
Deby Rizkika Putri (1613353013)
4.
Yuni Nirwana Putri (1613353032)
POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
TAHUN 2016
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang
Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah
ini
dengan judul ‘’Tata Kata Bahasa Indonesia’’.Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia di Jurusan Analis Kesehatan, Politeknik Kesehatan
Tanjung Karang. Dalam penulisan dan menyusun makalah,
penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada dosen mata kuliah Bahasa Indonesia, Bapak Dr.Nurlaksana Eko,Mpd. yang telah memberikan nasihat dan bimbingan kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Bandar Lampung, 17 November 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………
1
DAFTAR ISI ………………
2
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Masalah ……………… 3
B.Rumusan
Masalah ……………… 3
C.Tujuan
Masalah ……………… 4
BAB II
PEMBAHASAN
A..Pengertian
Kata ……………… 5
B. Macam-Macam Kata Berdasarkan Bentuknya
……………… 7
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan ……………… 14
B. Saran …………………..
DAFTAR PUSTAKA ……………… 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kata
adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu
atau lebih morfem. Kata adalah merupakan bahasa terkecil yang dapat berdiri
sendiri. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa
afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.
Berdasarkan
bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi empat: kata dasar, kata turunan, kata
ulang,dan kata majemuk Kata dasar adalah kata yang merupakan dasar pembentukan
kata turunan atau kata berimbuhan. Perubahan pada kata turunan disebabkan
karena adanya afiks atau imbuhan baik di awal (prefiks atau awalan), tengah
(infiks atau sisipan), maupun akhir (sufiks atau akhiran) kata. Kata ulang
adalah kata dasar atau bentuk dasar yang mengalami perulangan baik seluruh
maupun sebagian sedangkan kata majemuk adalah gabungan beberapa kata dasar yang
berbeda membentuk suatu arti baru.
Sedangkan menurut kamus besar bahasa
Indonesia (KBBI) memiliki “cara tersendiri” dalam mendefisikan “kata”. Pertama,
pengertian kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang
merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat di gunakan dalam
berbahasa. Pengertian kata juga sebanding dengan pengertian ujar atau bicara.
Kata adalah
sederetan huruf yang diapit dua spasi dan mempunyai arti. Menurut Bloomfield
(dalam Chaer, 1994:163), “kata adalah satuan bebas terkecil (a minimal free
form).” Contoh kata, kumbang, hinggap, dan bunga.Jika ditinjau dari segi
bahasa, pengertian kata adalah morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan
dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang
bebas. Atau dengan definisi lain, sebuah satuan bahasa yang dapat berdiri
sendiri, terjadi dari morfem tunggal (misalnya gelas, handuk, gembira) atau
gabungan morfem (misalnya pendatang, pembuat, mahakuasa)
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan kata?
2. Apa
yang dimaksud dengan kata dasar,kata turunan ,kata imbuhan kata pengulangan dan kata pemajemukkan?
3. Sebutkan
contoh-contoh kata dasar,kata turunan ,kata imbuhan kata pengulangan dan kata
pemajemukkan?
C. Tujuan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN
KATA
Kata
adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu
atau lebih morfem. Kata adalah merupakan bahasa terkecil yang dapat berdiri
sendiri. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa
afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.
Berdasarkan
bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi : kata dasar, kata turunan, kata
ulang, dan kata majemuk.
B.MACAM-MACAM
KATA BERDASARKAN BENTUKNYA
1.
KATA
DASAR
Kata
dasar adalah kata yang menjadi dasar pembentukkan atau dapat diartikan sebagai kata
yang belum diberi imbuhan. Dengan kata lain, kata dasar adalah kata yang
menjadi dasar awal pembentukan kata yang lebih besar. Contohnya adalah
makan, duduk, pulang, tinggal, datang, minum, langkah, pindah, dan lain – lain. Ia masih utuh, belum
mengalami perubahan terutama karena mendapat imbuhan, perulangan, dan
persenyawaan artinya
Kata dasar menjadi dasar pembentukkan kata berimbuhan atau kata jadian,
kata ulang, dan kata majemuk.
·
Ciri-ciri kata dasar:
1. Di dalam
kata dasar tidak terdapat imbuhan
2. Tidak
terdapat kata dasar lain
3. Tidak
dapat perulangan kata
4. Tidak
dapat persenyawaan kata
·
Jenis-jenis kata dasar
1. Kata
dasar bersuku satu: teh, wah
2. Kata
dasar bersuku dua: mata, tiga
3. Kata
dasar bersuku tiga: telinga, kemiri
4. Kata
dasar bersuku empat: halilintar
5. Kata
dasar bersuku lima: Indonesia
6. Kata
dasar serupa bentuk ulang: kura-kura, kupu-kupu
·
Urutan-urutan kata
dasar
1. Suku
kata : mata→ma – ta
sampan→sam
– pan
2. Akar
kata : suk→ masuk
rak→derak
2.
KATA TURUNAN
Kata turunan atau disebut
dengan kata berimbuhan adalah kata – kata yang telah beruba bentuk dan makna.
Perubahan ini dikarenakan kata – kata tersebut telah diberi imbuhan yang berupa
awalan (afiks), akhiran (sufiks), sisipan (infiks), dan awalan – akhiran
(konfiks). Contohnya adalah menanam, berlari,
tertinggal,bermain,berkelahi,bercanda,catatan,gemetar ,dan lain – lain.
Kata turunan
dapat berupa kata dasar yang mendapat imbuhan; awalan, sisipan dan akhiran.
Imbuhan itu ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
·
Macam-Macam Imbuhan
1. Awalan (Prefiks)
Prefiks adalah imbuhan-imbuhan yang
diletakan pada awal kata dasar. Imbuhan-imbuhan yang termasuk ke dalam awalan
(prefiks) adalah: me-, ber-, ke-, di-, pe-, dan ter-
Contoh:
Kata dasar sapu memiliki makna sebagai kata benda, setelah mendapat awalan me -, maka berubah menjadi menyapu yang berarti kegiatan membersihkan.
contoh kalimat:Ani menyapu pekarangan rumahnya dengan sapu lidi.
Kata dasar sapu memiliki makna sebagai kata benda, setelah mendapat awalan me -, maka berubah menjadi menyapu yang berarti kegiatan membersihkan.
contoh kalimat:Ani menyapu pekarangan rumahnya dengan sapu lidi.
2. Sisipan (infiks)
Sisipan adalah imbuhan yang
diletakan di tengah-tengah kata dasar. Bentuk-bentuk sisipan antara lain –el-,
-em-, dan –er-.
Contoh:
Kata dasar pulang memiliki arti kembali ke asal, setelah mendapat sufiks –I, maka berubah menjadi pulangi yang bermakna menyuruh.
contoh kalimat:Pulangi mainan yang kau pinjam kemarin!
Kata dasar pulang memiliki arti kembali ke asal, setelah mendapat sufiks –I, maka berubah menjadi pulangi yang bermakna menyuruh.
contoh kalimat:Pulangi mainan yang kau pinjam kemarin!
3. Akhiran (sufiks)
Akhiran sufiks adalah imbuhan yang
diletakan pada akhir kata dasar. Ada beberapa macam bentuk imbuhan sufiks,
diantaranya adalah –kan, -I, -an, -kah, -tah, dan –pun. Contoh:
Kata dasar hitung bermakna kegiatan menjumlah,
setelah mendapat awalan – akhiran (konfiks) menjadi diperhitungkan yang
bermakna mempertimbangkan.
contoh kalimat:Segi kedisiplinan juga diperhitungan dalam penilaian ini.
contoh kalimat:Segi kedisiplinan juga diperhitungan dalam penilaian ini.
3.KATA PENGULANGAN
Kata-kata
yang mengalami proses pengulangan atau reduplikasi disebut juga dengan kata
ulang. Proses pengulangan yang terjadi pun bermacam-macam, misalnya
pengulangaan kata secara utuh atau murni, pengulangan bunyi kata, penguangan
sebagian kata, pengulangan kata semu dan pengulangan kata berimbuhan.
·
Penggolongan Kata Ulang Berdasarkan Bentuknya dibedakan menjadi:
1. Dwipurwa (kata ulang
sebagian)
Kata ulang sebagian adalah proses pengulangan yang terjadi pada sebagian kata biasanya terjadi pada bagian awal kata.
Contoh:
Tetangga, Tetua, Lelaki, Sesaji, Leluhur, Dedaunan, Pepohonan, Rerumputan, Bebatuan, Tetangga, Leluasa, Pegunungan
Kata ulang sebagian adalah proses pengulangan yang terjadi pada sebagian kata biasanya terjadi pada bagian awal kata.
Contoh:
Tetangga, Tetua, Lelaki, Sesaji, Leluhur, Dedaunan, Pepohonan, Rerumputan, Bebatuan, Tetangga, Leluasa, Pegunungan
Contoh kalimat:
Tetua adat menyuruh semua orang untuk menjaga pepohonan di dalam hutan.
Rerumputan di pegunungan itu mati karena kemarau panjang yang terjadi.
2. Dwilingga (Kata ulang utuh atau penuh)
Reduplikasi pada kata ulang utuh ini terjadi pada semua atau keseluruhan kata.
Contoh:
Anak-anak, Ibu-ibu, bapak-bapak, rumah-rumah, macam-macam, tinggi-tinggi, kata-kata, sama-sama, dan lain-lain.
Contoh kalimat:
Anak-anak bermain dengan riang gembira bersama orang tuanya.
Pepohonan yang ada di hutan itu tinggi-tinggi dan besar-besar semua.
3. Kata ulang berubah bunyi
Reduplikasi bentuk ini terjadi pengulangan bunyi pada unsur pertama maupun unsur kedua dalam kalimat.
Contoh:
Gerak-gerik, sayur-mayur, warna-warni, teka-teki, sayur-mayur, utak-atik, serba-serbi, gotong-royong, lauk-pauk, dan lain-lain.
Contoh kalimat:
Gerak-gerik pria misterius itu harus diwaspadai.
Makanlah makanan sehat seperti sayur-mayur dan lauk-pauk.
4. Kata ulang berimbuhan
Pengulangan kata ulang berimbuhan terjadi dengan menambahkan imbuhan pada unsur kata pertama atau unsur kata kedua.
Contoh:
Tarik-menarik, bermain-main, bersenang-senang, melihat-lihat, berandai-andai, bersiap-siap, rumah-rumahan, batu-batuan, bermaaf-maafan, tukar-menukar, sapa-menyapa, pukul-memukul, dan lain-lain.
Contoh kalimat:
Setelah terjadi tarik-menarik kedua kelompok remaja itu bermaaf-maafan.
Budi melihat-lihat rumah-rumahan yang terbuat dari lilin.
5. Kata ulang semu
Reduplikasi pada kata ulang semu terjadi pada kata dasar yang sebenarnya bukan hasil reduplikasi itu sendiri. Perbedaan dengan kata ulang utuh adalah kata yang direduplikasi tidak akan memiliki makna jika dipisah.
Contoh:
Laba-laba,
kura-kura, undur-undur, orong-orong, empek-empek, kupu-kupu, ubur-ubur,
pura-pura, cumi-cumi, ubun-ubun, dan lain-lain.
Contoh kalimat:
Budi sangat takut akan laba-laba, dan kura-kura.
Kupu-kupu terbang dengan sangat cantik.
Contoh kalimat:
Budi sangat takut akan laba-laba, dan kura-kura.
Kupu-kupu terbang dengan sangat cantik.
4.KATA MAJEMUK
Pemajemukan
adalah proses pembentukan kata melalui penggabungan dua buah kata yang
menimbulkan suatu kata baru. sedangkan,pengertian
proses pemajemukan kata menurut Tata Baku Bahasa Indonesia (1988) yang
menyatakan bahwa pemajemukan adalah proses pembentukan kata melalui
penggabungan morfem dengan kata, atau kata dengan kata yangmenimbulkan
pengertian baru yang khusus.
Dari
pengertian-pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemajemukan kata
adalah proses penggabungan kata dengan kata, kata dengan pokok kata, atau pokok
kata dengan pokok kata yang menghasilkan makna baru secara khusus. Penggabungan
kata dengan kata misalnya pada kata rumah sakit. Kata
dengan pokok kata misalnya pada kata pasukan tempur.
Dan penggabungan pokok kata dengan pokok kata
misalnya pada kata jual beli. Pokok kata adalah satuan yang tidak
dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa, dan secara gramatik tidak memiliki
sifat bebas. Contoh pokok kata misalnya juang, temu, alir, sandar, baca,
ambil, jabat, main, rangkak dan masih banyak lagi (Ramlan 2009;31). Hasil
dari proses pemajemukan kata disebut kata majemuk atau kompositum.
Kata majemuk adalah
gabungan dua buah morfem dasar atau lebih yang mengandung satu pengertian baru.
Kata majemuk tidak menonjolkan arti tiap kata. tetapi gabungan kata itu secara
bersama-sama membentuk suatu makna atau arti baru.
1. Pembedaan
Kata Majemuk Berdasarkan Cara Penulisannya
a. Kata Majemuk senyawa
Kata majemuk senyawa adalah kata majemuk yang cara penulisannya dirangkaikan. seolah-olah telah melebur menjadi satu kata baru
Misalnya: matahari. hulubalang. bumiputra
b.Kata majemuk tak-senyawa
Kata majemuk tak-senyawa adalah kata majemuk yang cara penulisan morfem -morfem dasarnya tetap terpisah. Misalnya: sapu tangan. kumis kucing. cerdik pandai
2. Pembedaan Kata Majemuk Berdasarkan Kelas Kala Pembentuknya
Berdasarkan kelas kata pembentuknya. kata majemuk dapat dibedakan atas:
a. Kata majemuk yang terdiri atas kata benda + kata benda
Misalnya: kapal udara. anak emas, sapu tangan
b. Kata majemuk yang terdiri atas kata benda + kata kerja
Misalnya: kapal terbang. anak pungut. meja makan
c. Kata majemuk yang terdiri atas kata benda + kata sifat
Misalnya: orang tua. rumah sakit. pejabat tinggi
d. Kata majemuk yang terdiri atas kata sifat + kata benda
a. Kata Majemuk senyawa
Kata majemuk senyawa adalah kata majemuk yang cara penulisannya dirangkaikan. seolah-olah telah melebur menjadi satu kata baru
Misalnya: matahari. hulubalang. bumiputra
b.Kata majemuk tak-senyawa
Kata majemuk tak-senyawa adalah kata majemuk yang cara penulisan morfem -morfem dasarnya tetap terpisah. Misalnya: sapu tangan. kumis kucing. cerdik pandai
2. Pembedaan Kata Majemuk Berdasarkan Kelas Kala Pembentuknya
Berdasarkan kelas kata pembentuknya. kata majemuk dapat dibedakan atas:
a. Kata majemuk yang terdiri atas kata benda + kata benda
Misalnya: kapal udara. anak emas, sapu tangan
b. Kata majemuk yang terdiri atas kata benda + kata kerja
Misalnya: kapal terbang. anak pungut. meja makan
c. Kata majemuk yang terdiri atas kata benda + kata sifat
Misalnya: orang tua. rumah sakit. pejabat tinggi
d. Kata majemuk yang terdiri atas kata sifat + kata benda
Misalnya:
panjang tangan. tinggi hati. keras kepala
e. Kata majemuk yang terdiri atas kata bilangan + kata benda
Misalnya: pancaindera. dwiwarna. sapta marga
f. Kata majemuk yang terdiri atas kata kerja + kata kerja
Misalnya: naik turun. keluar masuk. pulang pergi
g. Kata majemuk yang terdiri atas kata sifat + kata sifat
Misalnya: tua muda. cerdik pandai. besar kecil.
e. Kata majemuk yang terdiri atas kata bilangan + kata benda
Misalnya: pancaindera. dwiwarna. sapta marga
f. Kata majemuk yang terdiri atas kata kerja + kata kerja
Misalnya: naik turun. keluar masuk. pulang pergi
g. Kata majemuk yang terdiri atas kata sifat + kata sifat
Misalnya: tua muda. cerdik pandai. besar kecil.
3. Pembedaan Kata Majemuk Berdasarkan Hubungan Kata Pembentuknya Ditinjau dari segi hubungannya.
- Kata majemuk dapat dibedakan atas:
- Kata majemuk yang morfem pertama nya merupakan awalan (prefiks). seperti: pra-sarana. prasejarah. tanadil
- Kata majemuk yang morfem pertamanya merupakan pangkal kata. seperti: rumah sakit. kapal udara. meja belajar
- Kata majemuk'yang morfem keduanya merupakan pangkal kata. seperti: maha-siswa, bumiputra. purbakala
- Kata majemuk yang morfem pertamanya mempunyai hubungan sederajat dengan morfem keduanya. seperti naik turun. besar kecil. pulang pergi, sanak saudar
·
Contoh-contoh
Kata Majemuk
1. Kalimat majemuk setara
Kalimat
majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat tunggal dan tiap-tiap
unsur-unsurnya mempunyai kedudukan setara.
Contoh:
a. Saya akan
datang ke rumahmu sekarang atau nanti malam.
b. Dia
sangat baik hati dan suka menolong.
2. Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat
majemuk bertingkat memperlihatkan berbagai jenis hubungan semantis antara
klausa yang membentuknya.
Contoh:
Saya
mengerjakan pekerjaan itu sampai larut malam agar besok pagi dapat
mengumpulkannya.
3. Kalimat majemuk campuran
Kalimat yang
hubungan antara pola-pola kalimat itu ada yang sederajat dan ada yang
bertingkat.
Contoh:
Setelah saya
bangun tidur, saya mandi, berganti pakaian, sarapan, lalu berangkat ke sekolah.
·
Ciri-ciri
Kata Majemuk
Ciri kata
majemuk antara lain sebagai berikut:
a. Gabungan
itu membentuk satu arti yang baru.
b. Gabungan
itu dalam hubungannya ke luar membentuk satu pusat, yang menarik keterangan atas kesatuan itu, bukan atas
bagian-bagiannya.
c. Biasanya
terdiri dari kata-kata dasar.
d. Frekuensi
pemakaiannya tinggi.
e. Terutama
kata-kata majemuk yang bersifat endosentris, terbentuk menurut hokum DM
(Diterangkan mendahului Menerangkan).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata adalah suatu unit
dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem.
Kata adalah merupakan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri. Berdasarkan
bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi : kata dasar, kata turunan, kata
ulang, dan kata majemuk.masing-masing jenis memiliki fungsi dan pemahaman yang
berbeda-beda.
B.SARAN
SEMOGA INI DAPAT BERMANFAAT
DAFTAR
PUSTAKA