Makalah Prakarya dan Kewirausahaan
Telur Asin Rasa Opor Ayam
Disusun
oleh
Nama : Deby
rizkika putri
Nim :1613353013
Jurusan/prodi :Analis Kesehatan/DIV
POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Assalamu
‘alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang mana atas berkat rahmat dan
karunia-Nya saya telah di bimbing dalam menuntaskan penulisan Makalah “TELUR
ASIN RASA OPOR AYAM” yang kami susun untuk memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran prakarya dan kewirausahaan. Tak lupa shalawat dan salam semoga tetap
tercurah pada Nabi akhir zaman Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat dan
seluruh umatnya.
kami mengakui dalam makalah yang sederhana ini mungkin
banyak sekali terjadi kekurangan sehingga hasilnya jauh dari nama kesempurnaan.
Penulis sangat berharap kepada semua pihak untuk kiranya memberikan kritik dan
saran yang bersifat membangun.
Besar harapan kami dengan terselesaikannya makalah ini dapat menjadi bahan
tambahan bagi penilaian guru bidang studi prakarya dan kewirausahaan dan
mudah-mudahan isi dari makalah kami ini dapat di ambil manfaatnya oleh semua
pihak yang membaca makalah ini. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah
ini terselesaikan.
“Tidak ada gading yang tak retak”, dengan ini penulis
memohon maaf yang sebesar-besarnya karena masih begitu banyak kekurangan
disana-sini dalam penyusunan makalah ini.
Terima
Kasih
Bukit
kemuning,27 Februari 2016
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR...................................................................................
i
DAFTAR ISI................................................................................................
ii
Bab I PENDAHULUAN..........................................................................1
1.1 Latar
Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan
Masalah............................................................................1
1.3
Tujuan..............................................................................................1
Bab II TINJAUAN
PUSTAKA.................................................................2
2.1 Definisi Telur Asin………………………………………………...2
2.2 Macam-Macam Pengawetan Dan Pengasinan Telur Asin...............3
BAB III METODELOGI PRAKTIKUM.................................................4
3.1 Alat dan
Bahan................................................................................4
3.2 Waktu dan
Tempat.........................................................................4
3.3 cara
kerja........................................................................................4
BAB IV HASIL PRAKTIKUM................................................................5
4.1 Hasil Penilaian ..............................................................................5
4.2
Pembahasan....................................................................................5
BAB V PENUTUP.....................................................................................7
5.1
Kesimpulan.....................................................................................7
5.2 Saran...............................................................................................8
5. DAFTAR PUSTAKA...................................................................9
6. LAMPIRAN................................................................................10
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan
zaman dan teknologi yang semakin canggih, merambat kepada setiap aspek
kehidupan, tingkat persaingan yang semakin tinggi memaksa setiap orang lebih
jeli dalam membaca setiap peluang dalam usaha mengembangkan keterampilan dan
keahliannya untuk menjawab tantangan zaman. Rendahnya tingkat keterampilan dan
keahlian yang dimiliki oleh sebagian besar penduduk Indonesia merupakan
salah satu alasan kenapa angka pengangguran di Indonesia semakin meningkat.
Padahal usaha yang dilakukan pemerintah dalam memberantas kemiskinan dan
kebodohan sudah menjadi agenda utama dari pemerintah. Salah satu contoh yaitu
dengan mencetuskan wajib belajar 9 Tahun dan memberikan pinjaman dengan suku
bunga ringan untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia tersebut. Namun
semua itu ternyata tidaklah cukup, karena belum didukung oleh sumber daya
manusia yang terampil dan berkeahlian yang dapat dimanfaatkan untuk membuka peluang
usaha, menciptakan lapangan kerja sendiri, atau berkreasi yang menghasilkan
tentunya yang dapat berdampak pada penekanan terhadap tingginya angka
pengangguran, tingginya angka kemiskinan yang ada di Indonesia tersebut.
1.2Rumusan Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan telur
asin ?
2.
Bagaimana cara membuat telur asin
rasa opor ayam?
3. Bagaimana
proses pembuatan telur asin pada telur bebek?
1.3
Tujuan
1. Memberikan pelatihan keterampilan
yang dapat menghasilkan
2.
Belajar membuat telur asin secara mandiri.
3. Mengetahui
proses pembuatan telur asin.
4. Meningkatkan
wawasan
5.
Melatih keterampilan, khususnya dalam berkontribusi dengan lingkungan
sekitar agar dapat
berdaya guna
bagi kehidupan kita.
BAB. II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Telur Asin
Telur merupakan
alat dan cara berkembang biak bagi unggas dan sebagian hewan. Telur secara
alami disiapkan oleh induknya untuk menunjang kehidupan dan perkembangan embrio
dengan sempurna.
Selain dibungkus dengan kulit yang keras sebagai pelindung, telur juga
dilengkapi dengan bahan makanan yang lengkap.
Bagi manusia,
telur dipandang dari dua sudut. Pertama, sebagai jalan mengembangbiakkan
ternak, dan kedua sebagai sumber makanan yang bergizi tinggi. Oleh sebab itu,
produksi telur tanpa pembuahan mulai dikembangkan. Populerlah ayam ras petelur,
burung puyuh, dan bebek dikandang,
Telur asin adalah telur segar yang
diolah dalam keadaan utuh, diawetkan sekaligus diasinkan dengan mengunakan
bahan gram . Telur diasin mengandung keuntungan seperti :
Nilai gizi
telur dapat dipertahankan dalam waktu relative lama
nilai ekonomis
telur dapat ditingkatkan
memenuhi selera
konsumen telur itik
merupakan
alternatif pemasaran disamping telur segar
Syarat syarat
telur yang akan diasin:
harus Telur
masih segar dan baru
telur sudah
diberesihkan dari kotoran
kulit telur
masih utuh tidak retak
sebelum diasin
telur harus diamplas untuk memudahkan proses pengasinan
Ada beberapa
cara pengasinan telur, tetapi pada dasarnya dapat dibagi 2 yaitu cara basah dan
cara kering. Cara basah yaitu dengan merendam telur itik atau ayam dalam
larutan garam jenuh, sedangkan cara kering yaitu dengan menggunakan bahan
pembungkus, baik dari bahan tanah liat, bubuk bata atau menggunakan garam atau
bahan lain yang telah dicampur dengan garam.
A.
Telur asin prinsip pembungkusan kering (dry packing)
B.
Telur asin prinsip perendaman (immersion in liquid)
C.
Telur asin sistem gadap
D.
Telur asin sistem lagadap
2.2 Macam-Macam Pengawetan Dan Pengasinan Telur Asin
cara pengawetan
telur yang mempertahankan rasa aslinya
1.
Telur dengan
asli sistem alfin
Telur segar
umur 2 hari dicuci bersih, digosok dengan kapas beralkohol (95-960) lalu
dicelupkan dalam cairan parafin suhu 50-60 C selam 10 menit keringkan dan
simpan ditempat yang aman (tahan 6 bln).
2.
Telur dengan
rasa asli sistem akasia
Kilit akasia (240 gr) ditumbuk,
dicampur air (20 liter) direbus selama 1 jam. Setelah dingin telur direndam
pada larutan tsb.
3.
Telur denagn
rasa asli sistem MIPA
Telur segar dicelupkan dalam minyak
kelapa (0,25 liter) denagn posisi lancip dibawah ( tahan 3 minggu).
4.
Telur dengan
rasa asli sistem kanpla.
Telur segar yang telah dibersihkan dimasukkan dalam
kantong plastik/dirangkap tutup kantong dalam kantong kuat kuat ( tahan 3
minggu)
ada beberapa
cara pengasinan telur yang semuanya menggunakan bahan utama garam yakni :
A. Cara pengasinan telur ”halidan”
Adalah
pengasinan telur yang menggunakan bahan pembungkus tanah liat dan garam.telur yang diasinkan dengan
cara ini bisa disimpan selama 30 hari
B. Cara pengasinan
telur ”pindan”
Adalah pengasinan
telur yang menggunakan bahan pembungkus serbuk gergaji.telur yang diasinkan
dengan cara ini bisa di pertahankan selam 30 hari
C. Cara pengasinan
telur ” dsaudan”
Adalah
pengasinan telur yang menggunakan bahan pembungkus nasi, dan garam.telur yang
diasinkan dengan cara ini bisa disimpan selama 180 hari
D. Cara pengasinan
telur ” larutan garam jenuh”
Adalah pengasinan telur yang menggunakan air garam,telur yang diasinkan
dengan cara ini bisa di pertahankan/disimpan selama 15 hari
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 alat dan bahan
Alat:
1. sebuah Toples kecil
2. 1 buah Plastik
Bahan:
1. 6 buah telur bebek kualitas baik
2. 6 bungkus garam dapur
3. buah bata merah yang telah ditumbuk
halus
4. Air
5. bumbu opor ayam yang telah disiapkan
3.2 waktu dan tempat
Praktikum
pembuatan telur asin ini berlangsung pada tanggal 6 Februari 2016 di SMA NEGRI
BUKIT
KEMUNING yang dilaksanakan di dalam kelas XII.MIA.4
3.3 cara kerja
1. memilih Telur kualitas baik, caranya
dengan merendam dalam air, jika teur mengapung berarti kurang baik.
2. membersihkan telur bebek dengan air
agar pori – porinya terbuka.
3. menyiapkan sebuah toples dan
4.
memasukan bata yang ditumbuk halus kedalam toples tersebut
4. masukkan 6 bungkus garam dan aduk hingga larut
5.
mencampurkan bumbu opor ayam yang telah disiapkan
6.
menambahkan adonan dengan air secukupnya
5. mengaduk adonan sampai rata
6. membungkus telur dengan adonan satu persatu
secara merata disekeliling permukaan telur
lalu masukan kedalam toples yang disiapkan
7. menutup
toples dengan plastik Kemudian menyimpan telur dalam toples plastik selama 1
minggu.
Bab IV
Hasil
Pratikum
4.1 Hasil Penilaian
Kelompok
|
warna
|
Rasa
|
tekstur
|
Aroma
|
Total nilai
|
Rendang
|
3
|
4
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
4
|
3
|
2
|
3
|
3
|
3
|
2
|
3
|
4
|
3
|
3
|
2
|
3
|
4
|
73
|
Kari
|
4
|
4
|
3
|
4
|
4
|
4
|
3
|
5
|
4
|
3
|
3
|
4
|
4
|
4
|
4
|
2
|
4
|
4
|
3
|
4
|
2
|
2
|
2
|
4
|
|
Soto
|
3
|
4
|
3
|
3
|
3
|
2
|
4
|
3
|
3
|
4
|
2
|
2
|
2
|
3
|
3
|
2
|
3
|
3
|
3
|
2
|
3
|
3
|
3
|
3
|
|
Opor
ayam
|
4
|
3
|
3
|
4
|
4
|
4
|
3
|
2
|
4
|
4
|
3
|
4
|
4
|
3
|
2
|
3
|
4
|
4
|
3
|
3
|
3
|
3
|
4
|
3
|
|
Soto
|
3
|
4
|
2
|
4
|
3
|
3
|
3
|
4
|
3
|
3
|
4
|
2
|
2
|
3
|
3
|
3
|
4
|
3
|
3
|
3
|
2
|
3
|
4
|
3
|
|
Rendang
|
3
|
2
|
2
|
4
|
4
|
4
|
3
|
2
|
4
|
4
|
4
|
4
|
3
|
3
|
2
|
3
|
3
|
4
|
4
|
2
|
2
|
3
|
4
|
3
|
|
4.2 Pembahasan
Telur yang direndam dalam media garam dan perasabahan
makanan lainnya akan mengalami osmosis yaitu proses perpindahan molekul zat
terlarut dari konsentrasi rendah (hipotonik) ke konsentrasi lebih tinggi
(hipertonik) sehingga telur menjadi asin dan memiliki rasa seperti opor ayam.
- Berat
telur akan bertambah akibat dari masuknya suatu molekul ke dalam telur,
dalam hal ini air, perasa dan garam yang masuk ke dalam telur.
- Berat
telur bertambah sedangkan volume air berkurang, hal ini dikarenakan
molekul air, perasa dan garam bergerak masuk ke dalam telur karena larutan
garam lebih hipotonik dibanding isi telur yang hipertonik sehingga
menyebabkan hemolysis atau masuknya molekul air, perasa dan garam ke dalam
telur, sehingga berat telur bertambah tetapi volume air berkurang.
-
Tekstur
kuning telur pada telur asin akan berubah menjadi lebih keras karena
ketika molekul air, perasa dan garam masuk ke dalam telur, maka air dan
garam masuk ke putih telur karena konsentrasi putih telur lebih pekat
daripada larutan garam, tetapi
kuning telur yang konsentrasinya jauh lebih pekat dibanding dengan putih
telur dan larutan garam. Sehingga molekul air, perasa dan garam masuk ke
kuning telur, tetapi lebih banyak garam dan perasa yang masuk dibanding
dengan air. Semakin lama, garam yang terdapat di dalam kuning telur akan
semakin menumpuk sehingga kuning telur akan mengeras karena kelebihan
mineral garam.
4.
Perpindahan massa osmosis dinyatakan
sebagai kehilangan air (WL,water loss) dan penambahan padatan, SG,solid gain).
Aplikasi dehidrasi osmosis dalam proses pengasinan, terlihat dengan keluarnya
air dari dalam telur bersamaan dengan masuknya larutan garam ke dalam telur.
5.
Pada proses pembuatan telur asin
terjadi pertukaran ion yang bersifat stokiometri, yakni satu ion H+
diganti oleh suatu ion Na+. Pertukaran ion adalah suatu proses
kesetimbangan dan jarang berlangsung lengkap. Ion Na didapatkan dari garam
sedangkan ion H+ berasal dari air. Dengan demikian, ion Na masuk
kedalam telur dan kadar air berkurang, akibatnya telur menjadi asin.
6.
Pada proses pembuatan telur
asin ,Garam (NaCl) akan masuk ke dalam telur dengan cara merembes melalui
pori-pori kulit, menuju ke bagian putih, dan akhirnya ke kuning telur. NaCl
mula-mula akan diubah menjadi ion natrium (Na+) dan ion chlor (Cl-).
Ion chlor inilah yang sebenarnya berfungsi sebagai bahan pengawet, dengan
menghambat pertumbuhan mikroba pada telur. Makin lama dibungkus dengan adonan,
makin banyak garam yang merembes masuk ke dalam telur, sehingga telur menjadi
semakin awet dan asin. Lamanya telur dibungkus adonan ini harus disesuaikan
dengan selera individu yang akan mengonsumsinya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Penutup
Setelah proses
pelatihan keterampilan pembuatan telur asin ini selesai, kami mengharapkan tentunya hal ini menjadi satu hal
yang bermanfaat bagi masyarakat luas umumnya dan para peserta pelatihan
khususnya. Kemudian keterampilan dan keahlian yang telah diperoleh dari
Pendidikan Berwawasan kemasayarakatan ini dapat berdaya guna bagi peserta
pelatihan dan mungkin lebih jelasnya akan timbul pengusaha telur asin yang
memiliki pangsa pasar yang luas dan mampu memberikan peluang kerja bagi
masyarakat sekitar.
Lebih lanjut kami dengan melengkapkan penulisan makalah
hasil pelatihan ini, kiranya dapat menjadi salah satu bahan bacaan yang
bermanfaat bagi para pembaca yang haus akan ilmu dan keterampilan, untuk dapat
mempersiapkan diri dalam kompetisi persaingan yang sehat dalam hal penciptaan
peluang kerja yang produktif.
Terakhir, kami mengharapkan kiranya makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, dan tidak lupa kami juga mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun untuk lebih menyempurnakan isi daripada makalah ini.
Mudah- mudahan Tuhan selalu melimpahkan ridho dan kasih sayang-Nya kepada kita
semua.
5.2 Kesimpulan
1.
Proses
pengasinan telur bertujuan agar membuat telur menjadi lebih awet.
2.
Proses
masuknya garam ke dalam telur berlangsung secara dehidrasi osmosis,yaitu perpindahan melekul air
melalui selaput semipermiabel dari larutan yang hipotonis (kepekatan rendah) ke
larutan hipertonis (kepekatan tinggi).ion Na didapatkan dari garam
sedangkan ion H+ berasal dari air , dengan demikian ion Na masuk
kedalam telur dan kadar air berkurang, akibatnya telur menjadi asin.
3. Dari yang telah di paparkan pada
halaman-halaman sebelumnya, dapat di simpulkan bahwa, kandungan gizi dalam
telur asin,Menyatakan bahwa telur bebek juga mengandung mineral kalsium dan
magnesium. Telur memenuhi kriteria sebagai bahan makanan yang bernilai biologi
tinggi karena proteinnya mudah dicerna dengan koefisien cerna 96%. Dibandingkan
dengan daging sapi, beras, dan jagung, nilai biologi protein telur bebek paling
tinggi karena mudah dicerna oleh tubuh, telur sangat cocok dikonsumsi terutama oleh
anak balita (membutuhkan protein 15 gram per hari).
4.Telur yang diasinkan bersifat stabil, dapat disimpan dalam
waktu yang lama
5. Dengan pengasinan rasa amis telur
akan berkurang tidak berbau busuk, dan rasanya enak.
6.
Asin tidaknya telur asin dan keawetannya, sangat tergantung pada kadar garam
yang diberikan. Semakin tinggi kadar garam, akan semakin awet telur yang
diasinkan, tetapi rasanya akan semakin asin.
5.3 Saran
Kami berharap kiranyalaporan praktikum
ini dapat menjadi salah satu bahan bacaan
yang bermanfaat bagi para pembaca yang haus akan ilmu dan keterampilan, untuk
dapat mempersiapkan diri dalam kompetisi persaingan yang sehat dalam hal
penciptaan peluang kerja yang produktif, bahkan
bisa menimbul pengusaha telur asin yang memiliki pangsa pasar yang luas, mampu
memberikan peluang kerja bagi masyarakat sekitar.
Kami juga mengharapkan
kritikan dan saran yang sifatnya membangun untuk lebih menyempurnakan isi
daripada makalah ini. Mudah - mudahan Tuhan selalu melimpahkan ridho dan kasih
sayang-Nya kepada kita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
-
Kastaman, Roni., Susdaryanto dan Nopianto, Budi H.
2005. Kajian Proses Pengasinan Telur Metode Reverse Osmosis Pada
Berbagai Lama Perendaman. Jurnal
Teknik Industri Pertanian 19
-
Martini, K. S., dan Sri Retno D.A. 2010. Kimia
dalam Kehidupan Sehari-hari. Surakarta: UNS
Press