Terlihat
seseorang dengan tangisnya di pinggir jalan itu,menunggu untuk sebuah sapaan
jari seseorang yang lewat didepannya dengan menggunakan mobil mewah dan dengan
pancaran mata kebahagiaan,dia menadahkan tangan kotornya seperti menunggu bulan
dapat memeluk matahari dan sekali lagi pandagan orang-orang yang berpakaian
berdasi dan bergaya stylist melihat dia seperti sebuah dedaunan yang akan
terbang tak tau arah dan tujuan,dia adalah seorang gadis kecil yang hanya dapat
terseyum kepada mereka dari balik kaca mobil mewah itu walaupun tetesan air
mata itu sangat tampak terlihat di pipi gadis kecil itu,gadis itu meninggalkan
mimpinya dikelas 2 sekolah menengah untuk menjadi seorang guru.
Terdengar
suara hatinya yang menjerit ‘’deva,deva kamu harus kuat…ini bukan saatnya kamu
menangis,kamu harus kuat seperti ibu’
lalu
ketika matahari mulai terseyum untuk terbenam, jejak telapak kaki nya masih
menelusuri jalan-jalan yang ramai dengan tawa orang-orang itu,kini dia hanya
tetap menunggu orang-orang akan membuka jendela kaca mereka dan akan berbaik
hati terseyum padanya hingga menikmati sebuah lagu singkat yang deva nyanyikan.
sampai hari semakin gelap,
dia masih saja di atas jalan yang ramai itu walaupun pikirannya yang penuh
dengan kata’’ibu,tunggu deva pulang kerumah kecil kita ya….’’
Lalu
hingga sampailah langkah kaki kecil itu didepan rumah yang tak berkelas dan
beralas tanah itu,kini hatinya sudah tenang bak seekor beruang yang menemukan
gua untuk berhibernasi
Dan
terlihat seyuman wanita tua dengan keriput di sekitar wajahnya dan Nampak jelas
juga kantung mata wanita itu,namun dengan seyuman sederhana itu ,deva sudah
merasa bersyukur memiliki seorang ibu yang dapat menjadi
teman,sahabat,kakak,ayah dan juga seorang surga untuk deva walaupun ibunya
hanya dapat terbenam di atas sebuah kasur yang sudah tua itu dan bahkan tak
dapat melihat wajahnya
Lalu
ketika langkah kaki gadis kecil itu mendekati wanita tua itu dia kemudian
berkata.
‘’ibu,deva
sudah pulang ,apa ibu sudah makan?apa ibu sudsh meminum obat?’’
Namun bukan jawaban yang
diterima deva melainkan sebuah kebiasaaan yang selalu dilakukan ketika deva
bertanya tentang hal itu,ibu hanya bisa terseyum dan mencari jemari tangan deva
lalu menggenggamnya.
‘’oh tuhan apa sebenarnya rencana indah-MU setelah semua
ini?apa ibu harus selamanya begini?apa adikku benar-benar membenci ibu?apakah
benar ini kehidupan itu?,seperti itukah?’’
Lalu dibalik kesepian yang
hanya berbintang,kini deva hanya merebahkan seluruh kelelahannya di dalam
ruangan yang hanya beralas tikar rajut tua yang terletak diatas bambu-bambu
yang dibuat menjadi teman tidurnya ketika lelah telah datang kepadanya,hingga ketika
matanya hendak tertutup ‘’braaaakkkkk’’ terdengar suara bunyi yang membuatnya
bangkit’’
Kini tiada lagi kelelahan hanya kekawatiran yang
menyelimutinya! Tuhan apakah kini terjadi lagi?apakah dion mengamuk lagi?tuhan
apa semua ini?’’apakah ibu baik-baik saja?!’’
‘’ibu…ibuuu…,apakah ibu tak
apa?apakah dion mencoba menyakiti ibu lagi?’’
Ibu yang terlihat cemas dan
takut Nampak mencoba menyembunyikannya,hanya sebuah sapaan jari jemari ibu yang
halus yang deva rasakan
‘’ibu baik kok nak,ibu tak
apa-apa,coba kamu lihat bagaimana dion?’’
Lalu deva meneteskan air matanya yang bahkan
tak dapat dilihat ibunya.kini kaki nya mulai meninggalkan ibu didalam kamarnya
dan menuju sebuah ruangan kecil yang merupakan tempat dion berdiam selama ini
dengan hanya sepiring nasi dan segalas air yang setiap harinya deva berikan,hingga
tangan deva tak berani membuka ruangan itu bukan karna ketakutan tapi sebuah
perasaan yang bahkan deva sendiri benci untuk merasakannya namun,dibalik semua
itu dia benar ingin tau apa yang terjadi dibalik ruangan kecil itu.
Ketika
dia membuka pintu ruangan itu,terlihatlah seorang bocah laki-laki yang terikat
disana,kini mata deva yang kokoh mulai kehilangan kekokohannya ,kini air
matanya terasa deras membasahi pipinya ketika melihat bocah kecil itu yang
tidak lain adalah adiknya sendiri,tampak wajahnya bocah itu memperlihatkan
ketidaksenangan ketika melihat kakaknya sendiri,deva yang hanya berdiam diri
didepan pintu kini mencoba melangkahkan kakinya selangkah mendekati adiknya dan
meraihnya kedalam pelukannya yang membuat adiknya memberontak dan mencoba
menyakiti kakaknya sendiri,namun deva tetap memeluk adiknya walaupun dia tau
dion akan mencoba menyakitinya hingga deva pergi dari ruangan ini hingga
mengingatkannya kesebuah kejadian yang menyebabkan dia harus meninggalkan
mimpinya dan membuat ibunya tak dapat melihat,lalu deva meninggalkan adiknya
didalam ruangan itu dan kembali mengingat kejadian itu.
Kejadian
itu terjadi sekitar 2 tahun yang lalu ketika hidup deva yang dulu penuh
keceriaan berubah menjadi kesedihan.
kejadian
itu berawal ketika ayah mengajak ibu,deva,dion dan dian pergi ke sebuah tempat
yang dirahasiakan ayah ,ayah ingin memberikan sebuah kejutan istimewa untuk
mereka namun bukannya kejutan itu menjadi kebahagiaan namun malah berubah
menjadi malapetaka,mobil yang dikendarai ayah dan keluarganya pun lepas kendali
dan menyebabkan mobil itu berdiri didekat bibir jurang untuk itu deva dan ibu
yang terbangun sadar cepat-cepat mencari cara agar bisa keluar dari mobil yang
akan jatuh kejurang itu,ibu dan deva mencoba membangunkan ayah,dion dan dian
namun apa daya mobil mereka akan jatuh kedalam jurang dan membuat ibu mengambil
keputusan agar menyelamatkan dion karna pada saat itu hanya dion yang
bangun,ibu dan deva pun membawa dion keluar bersama mereka dari mobil yang akan
masuk jurang tersebut dan berencana meminta bantuan secepatnya walau mereka
masih dalam keaadaan yang tak baik namun Tuhan berkata lain mobil itu sudah
berada di dalam jurang sebelum mereka mencoba mencari pertolongan,dion yang
terbangun langsung shock melihat ayah dan saudara kembarnya telah jatuh kedalam
jurang itu,dion merasa ibu dan deva harusnya menyelamatkan ayah dan dian juga
dan disinilah perlahan-lahan dion mulai berubah,dia menjadi kehilangan akalnya
,dia suka tertawa sendiri dan suka menyakiti anak seusianya.
Karna
ayah yang menghidupi mereka sudah tiada,jadi hanya ibu-lah yang kami punya,ibu
tetap sabar menghadapi sikap dion yang semakin aneh hingga tiba saat musibah
menertawakan kami lagi,dion yang semakin aneh itu kini mulai menyakiti ibu nya
sendiri,dia mendorong ibu dari tangga dan menyebabkan ibu harus dirawat dirumah
sakit,untung saja kami masih memiliki sedikit penggantung hidup untuk membayar
rumah sakit.namun,dion tak hanya berhenti disana dia mulai menyakiti ibu lagi
sehingga ibu buta,inilah yang menyebabkan kami harus menjual rumah dan harta
kami untuk bertahan hidup dan pindah kerumah yang tak bisa dikatakan layak sehingga deva pun tidak
dapat melanjutkan sekolahnya.......
TO BE CONTINUE